KEPERGIAN Syarifah (48), istri Bupati Pidie, Roni Ahmad atau Abusyik secara dadakan sangat mengejutkan keluarga dan masyarakat Aceh. First Lady Pidie itu pergi selamanya setelah mobil yang ditumpanginya mengalami kecelakaan maut yang merenggut jiwanya di Km 130 Cipoko-Paliaman (Cipali), Indramayu, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (8/12) sekitar pukul 15.30 WIB.
Insiden itu juga merenggut nyawa dua pendamping beliau dalam perjalanan menggunakan Toyota Kijang Innova. Yakni, Afdal Daud (30) selaku ajudan Bupati Pidie dan Cut Rita Zahara (27), Wakil Bendara Umum PB Kohati.
Saat dalam perjalanan menuju Solo melalui jalur darat, Syarifah sempat menghubungi ajudannya bernama Idariani atau sering disapa Nyak Ida (27). Wanita asal Yaman Barat, Kecamatan Mutiara, Pidie, itu merupakan orang kepercayaan Syarifah. Bahkan, Nyak Ida sudah dianggap bagian dari keluarga Abusyik.
Wanita berhidung mancung ini sangat dekat dengan lima anak Abusyik. Yaitu, Muhammad Riza (21), Zakia (20), Nanda Maghfirah (15), Khairunnisa (12), dan Nurul Akmalia (6). Malah anak yang paling bungsu, Nurul Akmalia, tak boleh lekang dari dekapan Nyak Ida. Dia bergabung dengan Abusyik saat Nyak Ida menjadi timses Abusyik yang maju dalam pilkada sebagai calon bupati Pidie.
Nyak Ida yang dijumpai Serambi di kediaman rumah Abusyik di Gampong Puuk Aree, Kecamatan Delima, Pidie, Sabtu (9/12) mengatakan bahwa istri Bupati Pidie itu, Syarifah setelah selesai shalat Jumat sempat menghubungi ajudannya untuk menanyakan kondisi anaknya, terutama si bungsu Nurul Akmalia atau Alia.
“Saat ibu telepon saya tidak angkat ponsel, karena saat itu saya sedang menidurkan Alia, anak bungsu Abusyik di pendopo,” sebutnya.
Setelah Alia terlelap, kata Nyak Ida, ia menelepon kembali istri bupati. Dalam percakapan melalui ponsel, Syarifah menanyakan jilbab warna pink dan orange apakah sudah dibeli Nyak Ida untuk Syarifah yang berniat akan menghadiri acara Hari Ibu. “Saya bilang jilbab warna orange sudah saya beli, tapi warna pink belum.”
Mendengar itu, Syarifah menukas, “Tolong dicari warna pink ya.”
“Ya, baik Bu, nanti saya beli di Beureunuen,” jawab Nyak Ida mengenang percakapan terakhirnya dengan Syarifah, sang First Lady Pidie.
Kemudian Syarifah menanyakan kondisi anak-anaknya yang sangat ia sayangi.Saat itu, hanya Alia yang bersama Nyak Ida, sedangkan empat anaknya yang lain berada di rumah di Gampong Puuk, Kecamatan Delima.
“Saat itu, ibu sempat meminta bicara dengan Alia, dengan menanyakan, ‘Nak, apa kamu ada pergi mengaji hari ini?’ Alia menjawab, ‘Tidak, Bu.’ Kalau kamu tidak mau pergi ngaji, maka mamak akan pergi, tidak pulang lagi. Mamak akan pergi ke Arab.”
Alia lalu menjawab, “Alia tidak mau ngomong lagi sama mamak karena mamak asyik pergi saja.”
Setelah itu, Bu Syarifah berkali-kali minta tolong kepada Alia agar anak-anaknya dijaga. “Juga si Nisa, bimbing dia ya?” ungkap Nyak Ida mengenang pembicaraan terakhirnya dengan Syarifah. Saat mengisahkan itu, omongannya terbata-bata sambil menggendong Alia duduk di kursi.
Dalam percakapan melalui ponsel, Nyak Ida juga meminta kepada Syarifah bahwa ibu tidak perlu pulang langsung ke Pidie saat pulang dari Jakarta. Sebab, ia akan mendampingi sang istri bupati itu menghadiri Rapat Kerja dan Pameran Kerajinan Dekranas di Banda Aceh.
“Saya akan menjemput Ibu di Bandara Sultan Iskandar Muda Blangbintang, Aceh Besar, pada Minggu (11/12). Jadi Ibu tidak perlu pulang ke Pidie,” kata Nyak Ida.
Lalu dijawab Syarifah, “Tolong Nyak bawa baju ibu yang motif pucok rubong, baju warna putih, dan pink. Pokoknya dibawa semuanya yang sama seperti kamu. Acaranya tiga hari, kita ikut dua hari saja. Saya bersama Dek Cut (Cut Rita Zahara -red). Nanti, Nyak telepon lagi ya, saya dalam perjalanan menuju Solo nih,” kata Nyak Ida mengutib jawaban almarhumah Syarifah.
Ditanya kenapa Nyak Ida tak ikut bersama Syarifah mendampingi istri Bupati Abusyik itu ke Jakarta. Kata Nyak Ida, karena ibu pergi sama Abusyik. Selain itu, saat sampai di Jakarta, Bu Syarifah akan didampingi Cut Rita Zahara. Soalnya, Cut Rita telah dihubungi Syarifah dan sudah janji akan datang ke hotel tempat penginapan Syarifah bersama rombongan.
Menurut Nyak Ida, selama ini istri Abusyik itu tidak mau ikut kegiatan jika tidak dia yang dampingi. Tapi kali ini lain, dia langsung setuju ketika Cut Rita Zahara bersedia menemani saat di Jakarta hingga ke Solo.
“Tapi, Allah berkehendak lain sehingga saya tidak ikut bersama rombongan. Sebab, saya harus menjaga si bungsu ini. Saya memang tidak punya firasat jika ibu akan pergi selama-lamanya. Karena saya sempat bercanda via ponsel sekitar pukul 14.00 WIB, sebelum ajal menjemputnya dalam musibah itu,” kata Nyak Ida yang terlihat sedih.
Secara terpisah, Muhammad Rizal atau Raju, anak sulung Abusyik-Syarifah, kepada Serambi, menyebutkan, ia terakhir kali berkomunikasi denga almarhumah ibunya, Sabtu (8/12) malam. Dalam percakapan dengan sang bunda, Muhammad Rizal minta dibelikan dompet. “Saya sangat teringat pada ibu saya, karena beliau sosok yang homoris,” kata Rizal yang kini tercatat sebagai mahasiswa Unigha Gle Gapui, Sigli.
Ditanya apakah ada firasat lain yang dirasakannya sebelum ibunda dipanggil Sang Khalik, “Tidak ada, saya sangat terkejut saat diberitahukan bahwa ibu saya meninggal dalam kecelakaan di Jawa Barat. Semoga Allah mengampuni kesalahan ibu saya.” Rizal bernada lirih dan mengusap air mata saat mengucapkan kalimat itu. (Serambinews)
Insiden itu juga merenggut nyawa dua pendamping beliau dalam perjalanan menggunakan Toyota Kijang Innova. Yakni, Afdal Daud (30) selaku ajudan Bupati Pidie dan Cut Rita Zahara (27), Wakil Bendara Umum PB Kohati.
Saat dalam perjalanan menuju Solo melalui jalur darat, Syarifah sempat menghubungi ajudannya bernama Idariani atau sering disapa Nyak Ida (27). Wanita asal Yaman Barat, Kecamatan Mutiara, Pidie, itu merupakan orang kepercayaan Syarifah. Bahkan, Nyak Ida sudah dianggap bagian dari keluarga Abusyik.
Wanita berhidung mancung ini sangat dekat dengan lima anak Abusyik. Yaitu, Muhammad Riza (21), Zakia (20), Nanda Maghfirah (15), Khairunnisa (12), dan Nurul Akmalia (6). Malah anak yang paling bungsu, Nurul Akmalia, tak boleh lekang dari dekapan Nyak Ida. Dia bergabung dengan Abusyik saat Nyak Ida menjadi timses Abusyik yang maju dalam pilkada sebagai calon bupati Pidie.
Nyak Ida yang dijumpai Serambi di kediaman rumah Abusyik di Gampong Puuk Aree, Kecamatan Delima, Pidie, Sabtu (9/12) mengatakan bahwa istri Bupati Pidie itu, Syarifah setelah selesai shalat Jumat sempat menghubungi ajudannya untuk menanyakan kondisi anaknya, terutama si bungsu Nurul Akmalia atau Alia.
“Saat ibu telepon saya tidak angkat ponsel, karena saat itu saya sedang menidurkan Alia, anak bungsu Abusyik di pendopo,” sebutnya.
Setelah Alia terlelap, kata Nyak Ida, ia menelepon kembali istri bupati. Dalam percakapan melalui ponsel, Syarifah menanyakan jilbab warna pink dan orange apakah sudah dibeli Nyak Ida untuk Syarifah yang berniat akan menghadiri acara Hari Ibu. “Saya bilang jilbab warna orange sudah saya beli, tapi warna pink belum.”
Mendengar itu, Syarifah menukas, “Tolong dicari warna pink ya.”
“Ya, baik Bu, nanti saya beli di Beureunuen,” jawab Nyak Ida mengenang percakapan terakhirnya dengan Syarifah, sang First Lady Pidie.
Kemudian Syarifah menanyakan kondisi anak-anaknya yang sangat ia sayangi.Saat itu, hanya Alia yang bersama Nyak Ida, sedangkan empat anaknya yang lain berada di rumah di Gampong Puuk, Kecamatan Delima.
“Saat itu, ibu sempat meminta bicara dengan Alia, dengan menanyakan, ‘Nak, apa kamu ada pergi mengaji hari ini?’ Alia menjawab, ‘Tidak, Bu.’ Kalau kamu tidak mau pergi ngaji, maka mamak akan pergi, tidak pulang lagi. Mamak akan pergi ke Arab.”
Alia lalu menjawab, “Alia tidak mau ngomong lagi sama mamak karena mamak asyik pergi saja.”
Setelah itu, Bu Syarifah berkali-kali minta tolong kepada Alia agar anak-anaknya dijaga. “Juga si Nisa, bimbing dia ya?” ungkap Nyak Ida mengenang pembicaraan terakhirnya dengan Syarifah. Saat mengisahkan itu, omongannya terbata-bata sambil menggendong Alia duduk di kursi.
Dalam percakapan melalui ponsel, Nyak Ida juga meminta kepada Syarifah bahwa ibu tidak perlu pulang langsung ke Pidie saat pulang dari Jakarta. Sebab, ia akan mendampingi sang istri bupati itu menghadiri Rapat Kerja dan Pameran Kerajinan Dekranas di Banda Aceh.
“Saya akan menjemput Ibu di Bandara Sultan Iskandar Muda Blangbintang, Aceh Besar, pada Minggu (11/12). Jadi Ibu tidak perlu pulang ke Pidie,” kata Nyak Ida.
Lalu dijawab Syarifah, “Tolong Nyak bawa baju ibu yang motif pucok rubong, baju warna putih, dan pink. Pokoknya dibawa semuanya yang sama seperti kamu. Acaranya tiga hari, kita ikut dua hari saja. Saya bersama Dek Cut (Cut Rita Zahara -red). Nanti, Nyak telepon lagi ya, saya dalam perjalanan menuju Solo nih,” kata Nyak Ida mengutib jawaban almarhumah Syarifah.
Ditanya kenapa Nyak Ida tak ikut bersama Syarifah mendampingi istri Bupati Abusyik itu ke Jakarta. Kata Nyak Ida, karena ibu pergi sama Abusyik. Selain itu, saat sampai di Jakarta, Bu Syarifah akan didampingi Cut Rita Zahara. Soalnya, Cut Rita telah dihubungi Syarifah dan sudah janji akan datang ke hotel tempat penginapan Syarifah bersama rombongan.
Menurut Nyak Ida, selama ini istri Abusyik itu tidak mau ikut kegiatan jika tidak dia yang dampingi. Tapi kali ini lain, dia langsung setuju ketika Cut Rita Zahara bersedia menemani saat di Jakarta hingga ke Solo.
“Tapi, Allah berkehendak lain sehingga saya tidak ikut bersama rombongan. Sebab, saya harus menjaga si bungsu ini. Saya memang tidak punya firasat jika ibu akan pergi selama-lamanya. Karena saya sempat bercanda via ponsel sekitar pukul 14.00 WIB, sebelum ajal menjemputnya dalam musibah itu,” kata Nyak Ida yang terlihat sedih.
Secara terpisah, Muhammad Rizal atau Raju, anak sulung Abusyik-Syarifah, kepada Serambi, menyebutkan, ia terakhir kali berkomunikasi denga almarhumah ibunya, Sabtu (8/12) malam. Dalam percakapan dengan sang bunda, Muhammad Rizal minta dibelikan dompet. “Saya sangat teringat pada ibu saya, karena beliau sosok yang homoris,” kata Rizal yang kini tercatat sebagai mahasiswa Unigha Gle Gapui, Sigli.
Ditanya apakah ada firasat lain yang dirasakannya sebelum ibunda dipanggil Sang Khalik, “Tidak ada, saya sangat terkejut saat diberitahukan bahwa ibu saya meninggal dalam kecelakaan di Jawa Barat. Semoga Allah mengampuni kesalahan ibu saya.” Rizal bernada lirih dan mengusap air mata saat mengucapkan kalimat itu. (Serambinews)
loading...
Post a Comment