AMP - Ratusan massa dari Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, berunjuk rasa di depan kantor DPRK setempat. Kedatangan massa yang berjalan dari arah jalan masuk kantor pusat Pemerintahan Aceh Timur mendapat pengamanan ketat dari pihak keamana.
Dalam aksi damai itu, massa menuntut agar bencana yang terjadi di Desa Pasir Putih ditetapkan menjadi bencana daerah, kemudian meminta agar masyarakat yang telah dipenjata untuk segera dilepas.
Kemudian massa juga menuntut agar mereka diperbolehkan kembali untuk melakukan aktifitas tambang minyak seperti biasanya.
"Kalau tuntutan kami tidak dipenuhi, maka kami akan melakukan aksi kembali dengan massa yang lebih banyak," kata Saiful alias Pon Kleng saat orasi di depan Kantor DPRK Aceh Timur Senin (7/5).
Pemerintah Kabupaten Aceh Timur meminta waktu kepada penambang minyak di Kecamatan Rantoe Peureulak, untuk bersabar. Pasalnya pemkab akan terlebih dahulu menyurati kepada pihak Pemerintah Provinsi dan Kementerian terkait permintaan warga agar adanya regulasi terkait masalah pertambangan sumur minyak.
"Kami semua sangat mengerti, dan yang menjadi beban saya bukan hanya korban yang telah meninggal, pengangguran juga, dan lain - lain, semua menjadi beban, dan saya sebagai bupati tetap bertanggung jawab demi rakyat Aceh Timur, begitu juga dengan DPRK jangan dipikir pemerintah daerah santai saja, tetapi tidak,” kata Bupati Aceh Timur Hasballah M Thaib saat menerima ratusan warga dari Kecamatan Ranto Peureulak di Aula DPRK, Senin (7/5).
Rocky--sapaan Hasaballah M Thaib--mengaku pihaknya tetap berupaya melakukan yang terbaik demi rakyat Aceh Timur.
“Dinas terkait yang menangani masalah pertambangan tidak ada yang di bawah saya, semua ada di provinsi, maka kami akan melaporkan kepada pimpinan terhadap keinginan warga, harap bersabar," kata Rocky.
Sebagai kepala daerah, ia berjanji akan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada kementrian, apabila perlu juga disampaikan kepada Presiden.
“Kami akan surati pihak-pihak terkait, makanya perlu sedikit kesabaran dari warga demi mendapatkan yang terbaik,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Aceh Timur AKBP Wahyu Kuncoro meminta kepada masyarakat untuk bersabar dan tidak melakukan penambangan terlebih dahulu.
“Berikan waktu kepada pemerintah sambil menunggu regulasi tentang bagaimana nantinya dalam pengelolaan sumur minyak,” katanya.[AJNN]
Dalam aksi damai itu, massa menuntut agar bencana yang terjadi di Desa Pasir Putih ditetapkan menjadi bencana daerah, kemudian meminta agar masyarakat yang telah dipenjata untuk segera dilepas.
Kemudian massa juga menuntut agar mereka diperbolehkan kembali untuk melakukan aktifitas tambang minyak seperti biasanya.
"Kalau tuntutan kami tidak dipenuhi, maka kami akan melakukan aksi kembali dengan massa yang lebih banyak," kata Saiful alias Pon Kleng saat orasi di depan Kantor DPRK Aceh Timur Senin (7/5).
Pemerintah Kabupaten Aceh Timur meminta waktu kepada penambang minyak di Kecamatan Rantoe Peureulak, untuk bersabar. Pasalnya pemkab akan terlebih dahulu menyurati kepada pihak Pemerintah Provinsi dan Kementerian terkait permintaan warga agar adanya regulasi terkait masalah pertambangan sumur minyak.
"Kami semua sangat mengerti, dan yang menjadi beban saya bukan hanya korban yang telah meninggal, pengangguran juga, dan lain - lain, semua menjadi beban, dan saya sebagai bupati tetap bertanggung jawab demi rakyat Aceh Timur, begitu juga dengan DPRK jangan dipikir pemerintah daerah santai saja, tetapi tidak,” kata Bupati Aceh Timur Hasballah M Thaib saat menerima ratusan warga dari Kecamatan Ranto Peureulak di Aula DPRK, Senin (7/5).
Rocky--sapaan Hasaballah M Thaib--mengaku pihaknya tetap berupaya melakukan yang terbaik demi rakyat Aceh Timur.
“Dinas terkait yang menangani masalah pertambangan tidak ada yang di bawah saya, semua ada di provinsi, maka kami akan melaporkan kepada pimpinan terhadap keinginan warga, harap bersabar," kata Rocky.
Sebagai kepala daerah, ia berjanji akan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada kementrian, apabila perlu juga disampaikan kepada Presiden.
“Kami akan surati pihak-pihak terkait, makanya perlu sedikit kesabaran dari warga demi mendapatkan yang terbaik,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Aceh Timur AKBP Wahyu Kuncoro meminta kepada masyarakat untuk bersabar dan tidak melakukan penambangan terlebih dahulu.
“Berikan waktu kepada pemerintah sambil menunggu regulasi tentang bagaimana nantinya dalam pengelolaan sumur minyak,” katanya.[AJNN]
loading...
Post a Comment