Halloween Costume ideas 2015
Latest Post

AMP - Beredar foto Calon Gubernur Aceh Zakaria Saman menggunakan baju loreng dengan sejumlah ‘Pasukannya” disalah satu rumah yang belum diketahui lokasinya. Foto tersebut terlihat Zakaria Saman menggunakan baju loreng bersama istrinya duduk berdampingan.

Sementara 6 orang lainnya berdiri dibelakang dan berfoto bersama, satu foto lainnya, Zakaria Saman juga menggunakan baju loreng diapit oleh anggota dan sejumlah masyarakat yang diperkirakan pendukungnya.

Sementara itu, pada Jumat malam 28 Oktober 2016, Zakaria Saman dihadapan para pemuda mempresentasikan sejumlah program kerja jika terpilih sebagai gubernur Aceh, acara tersebut digelar oleh DPD KNPI Aceh disalah satu hotel di Banda Aceh.

Dalam pemaparannya, pria yang kerap disapa Apa Karya tersebut menyampaikan, jika ia terpilih nanti programnya adalah apapun yang diinginkan oleh masyarakat Aceh, itulah program kerja yang akan dijalankan.

“Hana perle tajak cet langet, menye hana ek tapetroh, (tidak perlu muluk-muluk menjanjikan sesuatu kepada masyarakat jika kita tidak mampu merelaisasikannya,” pungkas Zakaria Saman.

Selain itu mantan Tuha Peut partai Aceh itu juga merasa prihatin dengan kondisi masayarakat Aceh saat ini yang terpuruk dengan kondisi ekonomi saat ini.

“Menyelon terpilih, Nyawong lon milik Allah, jiwa lon ata rakayta Aceh, (Jika terpilih saya, nyawa saya milik Allah, semenatar jiwa dan raga saya milik rakyat Aceh,” sambungnya.(Klikkabar)

AMP - Pasangan calon (paslon) gubernur/wakil gubernur Aceh periode 2017-2022, Jumat (28/10) menyampaikan visi misi dan program kerja dalam sidang paripurna di DPRA. Sidang yang dipimpin Ketua DPRA, Tgk Muharuddin itu dihadiri Plt Gubernur Aceh, Soedarmo dan Wali Nanggroe Tgk Malik Mahmud Al-Haytar.

Amatan Serambi, mayoritas cagub Aceh yang menyampaikan visi misi kemarin, masih mengangkat isu atau persolan belum tuntasnya MoU Helsinki beserta turunannya yang telah dijabarkan dalam Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA). Bahkan, beberapa cagub masih menempatkan isu itu sebagai isu sentral dalam visi misi dan program kerja mereka.

Penyampaian visi misi itu dipandu oleh Dosen Fakultas Hukum Unsyiah, Saifuddin Bantasyam. Sebelum dimulai, Saifuddin menyampaikan tata cara pelaksanaan kegiatan tersebut. Setiap paslon diberikan waktu 20 menit dan diperbolehkan menyampaikan visi misi dan program kerjanya secara bergantian dengan pasangannya.

Aturan lain yang diterapkan, pendukung dilarang meneriakkan yel-yel yang dapat mengganggu proses penyampaian visi misi. Jika terjadi, menurut Saifuddin, pihaknya diberikan kewenangan untuk menegur. “Apabila tidak diindahkan maka akan kami kembalikan kepada pimpinan DPRA untuk mengambil sikap,” ujar Saifuddin.

Setiap paslon menyampaikan visi misi dan program kerjanya berdasarkan nomor urut masing-masing. Pasangan pertama yang dipersilakan Saifuddin Bantasyam adalah Tarmizi Karim-Machsalmina Ali. “Visi kami adalah Aceh baru yang mendiri, sejahtera, berbudaya, dan bermartabat berlandaskan nilai Islam,” sebut Tarmizi.

Ia juga menyampaikan 11 program unggulan ditambah delapan misi besar yang akan ditargetkan jika terpilih pada Pilkada 2017.

Terkait MoU Helsinki, tidak disampaikan Tarmizi Karim secara lisan--karena tidak cukup waktu--tapi tertulis dalam salinan visi misi yang diperoleh Serambi.

Pada halaman 20 salinan visi misi Tarmizi Karim-Machsalmina Ali tertulis, keduanya memastikan implementasi MoU Helsinki dan penyelesaiannya.

Berikutnya pasangan Zakaria Saman-T Alaidinsyah. Tampilnya pasangan yang mengusung visi ‘Aceh beu maju dan rakyat beu seujahtera, untuk semua’ ini mendapat sambutan hangat dari para tamu undangan. Ada delapan misi yang disampaikan Zakaria Saman-T Alaidisnyah dalam penyampaian visi misi tersebut.

Kerentanan perdamaian Aceh paska MoU Helsinki dan UUPA menjadi isu strategis yang diangkat oleh pasangan dari jalur perseorangan ini. Sedangkan program unggulan pasangan ini hanya lima, salah satunya adalah membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing. “Ini kita upayakan melalui pendidikan yang unggul, terjangkau, dan merata,” ujar T Alaidinsyah saat membaca visi misinya.

Pasangan Abdullah Puteh-Sayed Mustafa Usab yang mendapat giliran ketiga menyebutkan visi keduanya adalah mewujudkan kembali Aceh sebagai negeri yang aman, sejahtera, adil, makmur, dan beradidaya. Untuk misi, pasangan ini mengusung tiga isu besar yakni penyelenggaraan syariat Islam, revolusi pertanian, dan reformasi birokrasi.

Soal MoU Helsinki, disampaikan Abdullah Puteh saat menginventarisir beberapa permasalahan Aceh yang sedang dihadapi saat ini. “Reintegrasi belum tuntas, sesuai MoU Helinski, masalah reintegrasi merupakan masalah utama yang harus mendapat perhatian Pemerintah Aceh,” ujar Puteh.

Pasangan nomor urut empat, Zaini Abdullah-Nasaruddin mengusung visi berkhidmat membangun Aceh berperadaban yang unggul, inovatif, dan tanpa korupsi. Empat misi menjadi sorotan utama pasangan ini, yakni meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat, meningkatkan kualitas tatakelola pemerintah dan perdamaian Aceh, mengembangkan pembangunan ekonomi syariah dan berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas infrastruktur.

Pasangan Muzakir Manaf-TA Khalid, yang maju setelahnya, memancing suasana heboh dalam ruang sidang. Teriakan hidup Mualem terdengar dipekikkan oleh tim pendukung mereka. Pasangan ini mengusung visi Aceh yang sejahtera, berdaulat, dan bermartbat berdasarkan MoU Helsinki dan UUPA dalam NKRI.

Ada 10 misi yang diusung pasangan ini, di antaranya soal perdamian, reformasi birokrasi, infrastruktur, pertanian, kemaritiman, dan beberapa lainnya.

Mualem menyatakan, apabila terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Aceh pada Pilkada 2017, pihaknya berjanji akan melakukan gebrakan dalam 100 hari kerja. “Kamoe hana jak toh ek dalam kaca minyeuk angen,” kata Mualem yang didampingi wakilnya, TA Khalid.

Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah adalah pasangan terakhir yang menyampaikan visi misi dan program kerja dalam sidang paripurna, kemarin. Di hadapan peserta sidang dan tamu udangan, Irwandi menyampaikan visi terwujudnya Aceh yang damai, sejahtera melalui pmerintahan yang bersih, adil, dan melayani.

Pasangan ini juga menyebutkan 15 program unggulan, seperti Aceh seujahtera (JKA plus), Aceh carong, Aceh energi, Aceh meugoe dan meulaot, Aceh troe, Aceh kaya, Aceh damee, dan beberapa lainnya. (Serambinews)

Banda Aceh - Calon gubernur Aceh, Zakaria Saman, mengatakan jika dirinya terpilih sebagai gubernur maka ia akan mewakafkan dirinya untuk kepentingan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Apa Karya, panggilan akrab Zakaria Saman, dalam acara pemuda mendengar visi dan misi calon gubernur dan wakil gubernur Aceh 2017-2022 yang digelar oleh DPD KNPI Aceh pada Jumat 28 Oktober 2016 di hotel Oasis Banda Aceh.

"Pokoknya jangan panjang lebar, kalau saya terpilih menjadi gubernur, nyawa saya milik Allah badan saya milik orang Aceh," kata Apa Karya.

Ia menambahkan, selain akan menyerahkan dirinya untuk mengabdikan diri kepada masyarakat Aceh, Apa Karya juga akan melaksanakan setiap program yang diminta oleh rakyat.

"Peu yang galak ureung Aceh nyan yang lon pubuet ubee sanggop (apa yang orang Aceh sukai itu yang akan saya kerjakan sesuai dengan kesanggupan saya)," kata Zakaria Saman.[Mediaaceh.co]

Sumber foto Mudhiatulfata.com

Seuramoenws.com, Aceh - Menyahuti seruan aksi damai yang akan dilaksanakan pada hari Jum�at di Ibukota DKI Jakarta tanggal 4 November mendatang, FPI (Front Pembela Islam) Aceh, melalui Panglima MADAR (Markas Daerah) Laskar Pembela Islam (LPI) Aceh, mengajak masyarakat dan kaum muda nanggroe, pegiat dan aktivis islam, muslimin dan muslimat di seluruh Aceh agar menghadirinya dan serta mendoakan agar sukses dapat berjalan lancar sesuai yang diharapkan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Panglima MADAR LPI Aceh, Tgk Achmad Shanjy kepada tim Mudhiatulfata.com via messenger (Jum�at, 28/10/2016).

�Saya menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, muslimin dan muslimat untuk menghadiri dan menyukseskan syiar aksi damai bela agama di Jakarta yang telah dinistakan. Demi tegaknya supremasi hukum di NKRI, sengaja atau tidak kepada iknum pelaku maka hukum harus tetap ditegakkan untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,� ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengajak khususnya masyarakat Aceh dan umumnya seluruh rakyat Indonesia agar dapat membuktikan diri bahwa kita adalah bangsa besar yang beradab dan cinta damai,  dapat menjalin persaudaraan antar sesama umat beragama, suka dan ras dengan menjunjung tinggi nilai-nilai perbedaan demi tegaknya keharmonisan persatuan bangsa ini.

Dalam aksi damai yang akan dimulai dengan shalat Jum�at bersama di Masjid Istiqlal kemudian dilanjutkan berlongmarch menuju istana negara. Diharapkan dapat sama-sama menjaga kedamaian, ketertiban, kebersihan dan keamanan.

�Jaga ukhuwah Islamiyah, hindari anarkhisme dan jangan merusak fasilitas umum karena gerakan kita adalah gerakan menegakkan keadilan dan supremasi hukum, bukan gerakan politik. Kepada semua peserta aksi gunakan pakaian putih-putih, dan bawa bendera Merah Putih, a tas nama Gerakan Nasional Pendukung Fatwa MUI (GNPF-MUI).� Ungkapnya.

Harapannya bagi saudara-saudara / ikhwan yang berminat ke Jakarta untuk mengikuti aksi ini agar dapat segera mendaftar kan diri ke MADAR LPI Aceh dengan menghubungi nomor kontak seluler (082368068123 � 081360889290).

Dengan catatan tidak lupa membuat atau meninggalkan surat wasiat kepada keluarga masing-masing atas konsekwensi kesyahidan (mati mulia) harus siap dengan semangat pengorbanan yang dibarengi ketulusan dan keikhlasannya dalam bela agama. (yma)
Sumber [Mudhiatulfata.com]

Ichsan Rusydi Dosen Universitas Syiah Kuala
Acehpol Jakarta -Ichsan Rusydi asal dari Peudada, Bireuen, Aceh berhasil meraih penghargaan (SATU) Indonesia Awards 2016 dari PT Astra International Tbk. Para penerima apresiasi masing-masing akan mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 55.000.000,- dan pembinaan kegiatan.
 Seiring dengan semangat Sumpah Pemuda, PT Astra International Tbk mempersembahkan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2016 Apresiasi diberikan kepada generasi muda yang tak kenal lelah memberi manfaat bagi masyarakat di seluruh penjuru tanah air.  Para pemenang merupakan finalis terpilih dari lebih 2.341 pendaftar tahun ini.

"Usaha yang mereka lakukan telah memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan sekitar," ujar di Prijanto Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra International, di kantor Astra International, Jakarta Pusat, 27 Oktober 2016. Acara apresiasi SATU Indonesia Awards ini merupakan penyelenggaraan ketujuh sejak digelar pada 2010.

Para pemenang dibagi ke dalam beberapa kategori. Pertama, penghargaan pada bidang pendidikan diberikan kepada Zainul Arifin, 27 tahun, dari Lumajang, Jawa Timur. Arifin mendapat apresiasi atas programnya dalam memberdayakan masyarakat desa untuk membangun destinasi wisata. Program ini dinilai telah menumbuhkan usaha ekonomi baru dengan keterampilan yang dimiliki masyarakat sekitar.

Kedua, penghargaan bidang lingkungan diberikan kepada Ridwan Nojeng, 32 tahun, dari Sulawesi Selatan. Usaha produksi pupuk organik dari kotoran sapi yang digagas Ridwan telah berhasil melakukan penghijauan di tempat asalnya di Desa Tompobulu, Jeneponto, Sulawesi Selatan. Desa Tompobulu bahkan saat ini telah menjadi Desa Wisata Lembah Hijau Rumbia yang banyak didatangi turis lokal serta mancanegara.

Ketiga, penghargaan bidang kesehatan diberikan kepada Yoga Andika, 27 tahun, dari Pasuruan, Jawa Timur. Yoga mencetuskan berdirinya �Posyandu Remaja� di Desa Tosari, Pasuruan, Jawa Timur. Posyandu ini aktif melakukan penyuluhan seputar pernikahan dini, bahaya seks pranikah, hingga efek negatif miras dan nikotin kepada pelajar SMP serta SMHanyaeempat.

Penghargaan bidang kewirausahaan diberikan kepada Muhammad Aripin, 29 tahun dari Kalimantan Selatan. Aripin berhasil mengajak anak jalanan serta anak-anak korban narkoba dan putus sekolah untuk ikut dalam Yayasan Rumah Kreatif. Melalui yayasan ini, anak-anak tersebut diajak mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis.

Kelima, penghargaan bidang kewirausahaan juga diberikan kepada Akhmad Sobirin, 29 tahun, dari Jawa Tengah. Sobirin mengajak petani di daerahnya untuk memproduksi gula semut setelah mendapat peluang pasar ekspor. Sobirin pun ikut mendirikan Koperasi Usaha Bersama (KUBE) untuk mendukung usaha produksi ini. Hasilnya, saat ini 102 petani yang menjadi anggota KUBE semakin sejahtera.

Keenam, penghargaan bidang teknologi diberikan kepada Dewis Akbar, 34 tahun, dari Jawa Barat. Akbar membangun sebuah lab �Komputer Mini� Raspberry P.i., yang menjadi wadah bagi anak-anak untuk menggali pengetahuan seputar teknologi. Lab ini pun berhasil melahirkan sebuah karya yang disebut dengan �Saron Simulator�, sebuah alat musik gamelan dari komputer.

Ketujuh, penghargaan pada bidang teknologi turut diberikan kepada dosen Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Ichsan Rusydi, bersama sepuluh mahasiswanya. Ichsan Rusydi mengembangkan teknologi budi daya tiram bermodalkan ban bekas sebagai tempat melekatnya benih tiram. Berkat teknologi ini, petani tiram pun mampu menghasilkan jumlah dan ukuran tiram yang lebih besar.

Pemberian trofi penghargaan langsung diserahkan oleh Prijanto Sugiarto. Para pemenang ini pun masing-masing berhak mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 55.000.000.

"Alhamdulillah dapat yang ke tujuh dari 2.341 peserta, ini adalah salah prestasi yg sangat besar bagi saya, dan juga saya berharap dengan kegiatan ini akan lahir pemuda-pemudi aceh yg kreatif," kata Ichsan Rusydi

Dia juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan, dorongan dan motivasi untuk membuat budi daya tiram.


 Tgk. H. Muhammad Yusuf atau Tu Sop
Seuramoenews.com, Banda Aceh � Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah merilis sebagian harta kekayaan calon bupati dan wakil bupati Bireuen, dimana calon terkaya di Bireuen adalah H. Muhammad Yusuf atau lebih akrap disapa Tu Sop dan terkaya kedua ditempati wakilnya Purnama Setia Budi atau dr Pur, sementara terkaya ketiga adalah Ruslan.  

Bedasarkan data yang dirilis di web resmis KPK terlihat kekayaan Tu Sop yaitu Rp 52.633.407.615, sementara wakilnya, dr Pur yaitu Rp 22.301.108.867. 


Sementara kekayaan calon bupati incumbent Ruslan yaitu 18.877.647.854, sedangkan kekayaan wakilnya, Djamaluddin Idris, yaitu sebesar Rp 1.491.195.123.    

Sementara calon lain yang sudah keluar harta kekayaan adalah pasangan Husaini M. Amin dan Azwar, dimana Husaini M. Amin atau yang akrab disaba Teungku Batee ini sebesar Rp 1.792.400.000, sedangkan kekayaan Azwar yaitu Rp 243.013.983.  

Sementara calon bupati amiruddin Amiruddin Idris sampai berita ini diturunkan jumlah kekayaannya masih dalam keadaan proses, namun kekayaan wakilnya, Ridwan Khalid, yaitu Rp 1.862.918.882.  

Sementara satu pasangan lainnya, H.Khalili dan Yusri sampai berita ini diturunkan jumlah kekayaan mareka masih dalam keadaan proses.

Sumber Rujukan [MediaAceh.com]

AMP - Peranan dan interaksi Aceh dalam komunitas dan perdagangan internasional sejak ratusan tahun lalu terungkap dari penemuan situs-situs bersejarah yang ada di Aceh, berdasarkan riset para peneliti.

Ada sejumlah peneliti sejarah yang mengkaji dan meneliti hasil temuan mereka berupa benda-benda peninggalan masa lalu di Aceh. Salah satu hasil kajian itu dipaparkan Dr Ed McKinnon dan Dr Yewseng pada Konferensi Internasional I tentang Kajian Keislaman (ARICIS I) yang berlangsung di UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Kamis (27/10) siang. Konferensi itu berlangsung dua hari, sejak Rabu, dibuka Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Prof Dr M Machasin MA. Panitia mengusung tema untuk konferensi ini Rethinking Islamic Civilization: Reawakening Muslim Social Ethics, Intellectual and Spiritual Tradition.

Walaupun belum sampai pada tahap kesimpulan akhir, tapi riset yang mengambil sampelnya di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh--meliputi 43 desa di pinggiran pantai--itu juga bertujuan untuk mengkaji dampak dari sejarah tsunami di beberapa wilayah ini selama beberapa milenium terakhir.

Menurut Dr Ed Mckinnon, ada tiga kategori utama nisan yang ditemukan di beberapa desa di lokasi penelitian. Yang pertama adalah nisan Plang Pleng yang diidentifikasi berasal dari akhir abad 13 hingga tahun 1480-an. Yang kedua adalah batu Aceh yang berasal pada tahun 1480-an hingga abad 19. Ada lagi batu sakrah atau batu sungai.

Sementara itu, kolega Mckinnon dari EOS, Dr Yewseng memaparkan jenis-jenis keramik masa lalu yang ditemukan di Aceh. Contohnya, keramik Cina yang ditemukan di beberapa daerah di Aceh ternyata berasal dari berbagai provinsi di Cina yang diperkirakan berasal dari abad 12.

Seorang pembicara lainnya, Izziah PhD, Dosen Arsitektur dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh memaparkan hasil penelitiannya tentang keunikan lingkungan kota dan desa Aceh yang memiliki kekayakaan tradisi budayanya. Kajian yang dilakukan pakar arsitektur wanita ini lebih menitikberatkan pada perkembangan masjid di Aceh sejak era prakolonial hinga pascakolonial.

Selain kajian tentang interaksi sejarah Aceh dengan peradaban dunia, salah seorang pembicara kunci, Dr Imtiyaz Yusuf, akademisi dan Direktur Center for Buddhist-Muslim Understanding, Universitas Mahidol Thailand, memaparkan tentang peradaban dan agama-agama masyarakat Asia saat ini.

Kajian Dr Imtiyaz lebih memfokuskan pada interaksi dan dialog antara umat muslim dan Budha.

Para ahli dan akademisi baik pada tataran nasional dan internasional memaparkan hasil kajian mereka, baik yang berkaitan dengan ilmu sosial seperti pendidikan, filsafat, sejarah, ekonomi, hingga kajian-kajian ilmu alam.

Di akhir acara, Prof Dr Eka Sri Mulyani MA, selaku Ketua Panitia ARICI I mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung acara ini, baik para akademisi dalam dan luar negeri, pemerintah daerah.

“Kami berharap pertemuan ilmiah seperti ini tidak berhenti di sini. Insya Allah kita akan adakan konferensi ilmiah bertaraf internasional seperti yang sudah kita laksanakan saat ini,” ujar Prof Eka Sri Mulyani, Guru Besar UIN Ar-Raniry.(Serambinews)

AMP - Kejayaan masa lalu Aceh, seperti peran dan interaksinya dalam komunitas dan perdagangan internasional terbukti dari penemuan berbagai situs bersejarah di Aceh.

Sejumlah peneliti sejarah Aceh membeberkannya dalam konferensi internasional, The 1st International Conference on Islamic Studies (ARICIS I). Konferensi berlangsung di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, yang berakhir tadi malam, Kamis, 27 Oktober 2016.

Ketua panitia ARICIS I Sri Mulyani mengatakan konferensi itu merupakan perhelatan ilmiah akbar pertama yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu dan kajian Islam. Para ahli dan akademisi nasional dan internasional memaparkan hasil kajian mereka. “Kami berharap pertemuan ilmiah seperti ini tidak berhenti di sini,” ujarnya, Kamis malam, 27 Oktober 2016.

Hasil kajian kejayaan Aceh masa lalu, antara lain diuraikan peneliti dari Earth Observatory Singapore Nanyang Technological University, Singapura, McKinnon dan Yewseng. Keduanya memaparkan penelitiannya dengan tema Rethinking Islamic Civilization: Reawakening Muslim Social Ethics, Intellectual, and Spiritual Tradition.

Keduanya melakukan riset dengan mengambil sampel di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, yang meliputi 43 desa di pinggir pantai. Termasuk mengkaji dampak dari sejarah tsunami di beberapa wilayah ini selama beberapa milenium terakhir.

Menurut Mckinnon, ada tiga kategori utama nisan yang ditemukan di beberapa desa. Pertama adalah Nisan Plang Pleng, yang diidentifikasi berasal dari akhir abad ke-13 hingga 1480-an. Kedua adalah Batu Aceh, yang berasal pada 1480-an hingga abad ke-19, dan Batu Sakrah atau Batu Sungai. “Saat ini kami sudah mencatat 5.077 batu nisan, termasuk 35 nisan Plang Pleng,” ujarnya.

Adapun Yewseng memaparkan jenis-jenis keramik masa lalu yang ditemukan di Aceh. Di antaranya keramik Cina yang ditemukan di beberapa daerah di Aceh. Keramik itu berasal dari berbagai provinsi di Cina, yang diperkirakan berasal dari abad ke-12. “Hal ini mengungkapkan sejak abad itu Aceh sudah melakukan transaksi dan perdagangan secara internasional,” ucapnya.

Dosen arsitektur Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Izziah, memaparkan hasil penelitiannya tentang keunikan lingkungan kota dan desa Aceh. Keunikan itu menandai kekayaan tradisi budaya Aceh.

Kajian yang dilakukan wanita pakar arsitektur ini lebih menitikberatkan pada perkembangan masjid di Aceh sejak era pra-kolonial hingga pasca-kolonial. “Hasil kajian kami menyimpulkan bawa isu-isu tentang lintas budaya, perpaduan aspek sosial dan aspek politik memiliki berbagai dampak dalam bentuk masjid-masjid di Aceh,” tutur Izziah.

Selain kajian tentang interaksi sejarah Aceh dengan peradaban dunia, salah seorang pembicara kunci lain, Imtiyaz Yusuf, memaparkan tentang peradaban dan agama-agama masyarakat Asia saat ini.

Imtiyaz yang merupakan akademisi dan Direktur Center for Buddhist-Muslim Understanding, Universitas Mahidol, Thailand, itu lebih memfokuskan pada interaksi dan dialog antara umat muslim dan Buddha.(Tempo)


seuramoenews.com - Jakarta - Demi kepatuhan pada hukum, sebenarnya Jokowi bisa saja membiarkan Ahok diproses secara hukum, lalu dibiarkan masuk penjara. Namun jika ini terjadi, maka Ahok akan buka mulut mengenai Kartu AS Jokowi. Jika Kartu AS Jokowi terbongkar, maka dalam waktu singkat Jokowi akan lengser.

Jika Jokowi melindungi Ahok, alias Ahok tidak diadili juga secara hukum, maka itu pun tetap berbahaya. Sebab umat Islam yang awalnya hanya marah pada Ahok, kini akan marah pada Jokowi juga. Dan peristiwa 1998 bisa terulang lagi. Dengan kata lain, Jokowi tetap akan lengser.

Sampai di sini, kita semua sudah bisa melihat dengan jelas, BETAPA DILEMATISNYA posisi Jokowi dan Ahok saat ini. Seperti makan buah simalakama:

Jika Ahok diadili, maka Jokowi akan lengser. Jika Ahok tidak diadili, maka Jokowi tetap akan lengser.

Dan jika Jokowi lengser, maka giliran dia pula yang akan membeberkan Kartu AS Ahok. Maka, perang antar mereka pun tak terhindarkan. Para investor pun kecewa, karena modal yang telah mereka tanamkan pun terbuang sia-sia. Rencana mereka untuk menjadikan Ahok sebagai Presiden RI 2019 pun gagal dengan segagal-gagalnya.

Nah, bagaimana kelanjutan nasib mereka setelah ini?

Mari kita tunggu saja kelanjutan ceritanya. Yang jelas, saat ini Jokowi dan Ahok sedang gelisah tak karuan, mengalami ketakutan yang luar biasa. Dan ini semua akibat ulah mereka sendiri.

Maka, seperti inilah cara Allah membalas tipu daya mereka. Allah Maha Kuat, Maha Kuasa, Maha Pembalas Tipu Daya.

Barang siapa menghina Al Quran, maka Allah pun akan menghinakannya.

Dari segi logika manusia, mereka tak mungkin terkalahkan, karena yang membeking mereka sangat kuat.

Namun Allah Maha Kuat, Tak Ada yang Tak Mungkin BagiNYA. Allah Adalah  Sebaik-baik Pembalas Tipu Daya.

(Sumber : Jonru)
loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget