Halloween Costume ideas 2015
loading...

Sejak Dulu Aceh Lakoni Perdagangan Internasional

AMP - Peranan dan interaksi Aceh dalam komunitas dan perdagangan internasional sejak ratusan tahun lalu terungkap dari penemuan situs-situs bersejarah yang ada di Aceh, berdasarkan riset para peneliti.

Ada sejumlah peneliti sejarah yang mengkaji dan meneliti hasil temuan mereka berupa benda-benda peninggalan masa lalu di Aceh. Salah satu hasil kajian itu dipaparkan Dr Ed McKinnon dan Dr Yewseng pada Konferensi Internasional I tentang Kajian Keislaman (ARICIS I) yang berlangsung di UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Kamis (27/10) siang. Konferensi itu berlangsung dua hari, sejak Rabu, dibuka Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Prof Dr M Machasin MA. Panitia mengusung tema untuk konferensi ini Rethinking Islamic Civilization: Reawakening Muslim Social Ethics, Intellectual and Spiritual Tradition.

Walaupun belum sampai pada tahap kesimpulan akhir, tapi riset yang mengambil sampelnya di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh--meliputi 43 desa di pinggiran pantai--itu juga bertujuan untuk mengkaji dampak dari sejarah tsunami di beberapa wilayah ini selama beberapa milenium terakhir.

Menurut Dr Ed Mckinnon, ada tiga kategori utama nisan yang ditemukan di beberapa desa di lokasi penelitian. Yang pertama adalah nisan Plang Pleng yang diidentifikasi berasal dari akhir abad 13 hingga tahun 1480-an. Yang kedua adalah batu Aceh yang berasal pada tahun 1480-an hingga abad 19. Ada lagi batu sakrah atau batu sungai.

Sementara itu, kolega Mckinnon dari EOS, Dr Yewseng memaparkan jenis-jenis keramik masa lalu yang ditemukan di Aceh. Contohnya, keramik Cina yang ditemukan di beberapa daerah di Aceh ternyata berasal dari berbagai provinsi di Cina yang diperkirakan berasal dari abad 12.

Seorang pembicara lainnya, Izziah PhD, Dosen Arsitektur dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh memaparkan hasil penelitiannya tentang keunikan lingkungan kota dan desa Aceh yang memiliki kekayakaan tradisi budayanya. Kajian yang dilakukan pakar arsitektur wanita ini lebih menitikberatkan pada perkembangan masjid di Aceh sejak era prakolonial hinga pascakolonial.

Selain kajian tentang interaksi sejarah Aceh dengan peradaban dunia, salah seorang pembicara kunci, Dr Imtiyaz Yusuf, akademisi dan Direktur Center for Buddhist-Muslim Understanding, Universitas Mahidol Thailand, memaparkan tentang peradaban dan agama-agama masyarakat Asia saat ini.

Kajian Dr Imtiyaz lebih memfokuskan pada interaksi dan dialog antara umat muslim dan Budha.

Para ahli dan akademisi baik pada tataran nasional dan internasional memaparkan hasil kajian mereka, baik yang berkaitan dengan ilmu sosial seperti pendidikan, filsafat, sejarah, ekonomi, hingga kajian-kajian ilmu alam.

Di akhir acara, Prof Dr Eka Sri Mulyani MA, selaku Ketua Panitia ARICI I mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung acara ini, baik para akademisi dalam dan luar negeri, pemerintah daerah.

“Kami berharap pertemuan ilmiah seperti ini tidak berhenti di sini. Insya Allah kita akan adakan konferensi ilmiah bertaraf internasional seperti yang sudah kita laksanakan saat ini,” ujar Prof Eka Sri Mulyani, Guru Besar UIN Ar-Raniry.(Serambinews)
loading...
Labels:

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget