AKBP Nanang Haryono SH. SIK. MSi |
SEMARANG- Siapa yang tidak kenal Nanang Haryono,sosok polisi paling ditakuti oleh para pelaku kejahatan di pulau jawa khususnya jawa tengah.
Keberhasilannya mengungkap sejumlah kasus dalam waktu singkat maka layaklah nanang haryono diberi sebutan " Hunter Crime ".
Fight crime (perangi kejahatan) adalah slogan yang digunakan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jateng dalam melawan segala kejahatan. Polda Jateng terus memerangi kejahatan berskala kecil sampai besar, apalagi yang menjadi atensi publik.
"Para pelaku kejahatan akan kami kejar dan tangkap, selama kaki masih menginjak bumi!" Pernyataan bernada perang itu dilontarkan Kepala Sub Direktorat 3 Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, AKBP Nanang Haryono.
Sejak menjabat 24 Maret 2016, perwira menengah lulusan Akpol 2000 ini, tak henti menabuh genderang perang melawan kejahatan yang terjadi di wilayah Jateng.
Baru lima bula menjabat, Nanang berhasil mengungkap 20 kasus kejahatan yang menarik perhatian masyarakat Jawa Tengah. Tak heran bila Nanang mendapat penghargaan khusus dari Kapolda Jawa Tengah, Irjen Condro Kirono.
Lelaki kelahiran 8 Maret 1977 ini dikenal sebagai sosok yang tegas dan disiplin. Memimpin 80 anak buah, Nanang selalu memberi motivasi, semangat, sekaligus menanamkan profesionalisme.
"Saya tegaskan, kerja keras, latihan, disiplin, dan profesional, namun jangan lupakan ibadah," tegas perwira asal Bojonegoro, Jawa Timur ini.
Menurut Nanang, selain dibekali keterampilan bela diri, menembak, dan pengetahuan reserse yang mumpuni, tim Jatanras juga manusia biasa yang memiliki kelemahan. Ada rasa lelah, stres dan jenuh dalam menjalani tugas mengejar pelaku kejahatan.
"Saya selalu tekankan kepada anak buah agar tak lupa menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing. Berdoa atau salat, sebelum terjun ke lapangan. Itu menambah kekuatan iman dalam menjalankan tugas negara dan kepercayaan masyarakat," tegas ayah tiga anak ini.
Nanang meyebutkan, salah satu kebiasaan yang dilakoninya sejak terjun di dunia reserse adalah salat di sekitar area tempat kejadian perkara (TKP). "Itu ikhtiar saya untuk meminta petunjuk Tuhan dan alhamdulilah petunjuk untuk membongkar suatu kasus yang sedang kami tangani selalu diperoleh," ujar alumnus Sespim 2016 ini.
Selain ibadah, Nanang juga juga tak mengabaikan bakti pada ibu tercinta, Sri Mulatsih. "Setiap akan bertugas, orang yang pertama kali saya telepon adalah ibu di Bojonegoro.
Kepada beliau, saya mohon doa restu, setelah itu baru mengabari istri di rumah," ujar anak kedua dari enam bersaudara ini.
Segala ikhtiar dan baktinya itu pun, tak pelak memberi hasil yang manis. Sejumlah kasus kriminal, terutama pencurian dengan kekerasan (curas) dan pencurian dengan pemberatan (curat) berhasil diungkap.
Pada 26 Juni 2016, Nanang dan anak buahnya berhasil mengungkap kasus perampokan truk bermuatan rokok oleh komplotan perampok bersenjata api yang menyamar sebagai polisi di Jalan Lingkar Weleri, Kendal Jawa Tengah, hanya dalam tempo singkat, tiga jam.
Tim Jatanras Polda Jateng juga baru saja berhasil menangkap Harno alias Mbah Gondrong, dukun pengganda uang asal Nusawungu Cilacap yang meraup dana hingga Rp30 miliar dari para korbannya.
Bersama timnya, Nanang juga yang berhasil mengungkap kasus teror penembakan misterius di pecinan Magelang beberapa waktu lalu, yang sempat menggemparkan publik. "Setelah kami selidiki, ternyata kasus teror itu sebagai dampak dari perebutan lahan parkir antara dua tokoh politik di daerah itu yang kini pecah kongsi," ujarnya.
Selain itu, mereka juga berhasil menangkap pelaku perusakan patung rohani di Gereja Katolik Santo Yusuf Pekerja di Gondangwinangun, Klaten, pada 9 Agustus lalu.
"Kasus itu memiliki dampak yang sangat luas, karena terkait isu sangat sensitif, yakni agama. Isunya dapat kami redam, setelah kami berhasil menangkap pelakunya yang ternyata tak lain anak penjaga gereja tersebut," tambahnya.
Tak lama lagi, Nanang mengatakan pihaknua akan membongkar kasus pencurian mobil dengan jumlah cukup banyak. "Paling tidak, November atau Desember ini kasusnya sudah dapat kami ungkap. Tunggu saja," ujar perwira yang mengawali karier polisinya di Polda Aceh dan Jambi ini.
Sebagai pemimpin, Nanang menerapkan disiplin dan aturan yang tegas kepada anak buahnya. "Sejak menjabat, saya terapkan larangan merokok di seluruh ruangan kantor. Kalau ada yang melanggar kena sanksi Rp 100.000," ujar pria yang tak merokok ini.
AKBP Nanang Haryono SH.SIK.MSi |
Dia juga tegas melarang anak buahnya menerima uang dari pihak lain. "Termasuk dari pihak yang telah kita bantu, saya tegas melarang. Pernah ada, orang yang kasih uang lima juta karena mobilnya berhasil ditemukan. Anak buah saya sampai takut terima dan lapor ke saya," tegasnya.
Kepada anak buahnya, Nanang menegaskan, jangan mencari uang dari kasus yang ditangani. "Kerja jangan semata-mata untuk mencari uang. Tetapi dahulukan tugas melayani masyarakat dan bekerja sebaik yang kita bisa, nanti rezeki akan datang sendiri," ungkapnya.
Pilihannya menjadi polisi sempat ditentang keluarga besarnya yang sebagian besar tentara. Polisi kerap dicibir karena citranya yang buruk dalam melayani masyarakat.
"Saya bergeming dengan pilihan saya. Saya yakin masih banyak polisi yang baik dan bekerja sepenuh hati untuk melayani masyarakat dan berbakti untuk negara ini, tetapi tertutupi oleh ulah para oknum yang membuat citra polisi tercoreng," tutupnya.
loading...
Post a Comment