AMP- Keputusan rapat di Aula MPU Aceh tadi malam, berlangsung sengit dan sempat memanas seketika antar pihak Huda dan WALI NANGGROE,FADA dan GUBERNUR. Sehingga keputusan rapat ditunda.
Namun pihak HUDA dan FADA memiliki titik terang dari perumusan masalah Hotel Hermes, seperti yang disampaikan ketua HUDA Abu Mudi (Waled Hasanul) Hermes akan dicabut izin operasional serta penyitaan gedung, ini akan berlangsung selama Hotel Hermes mengakui terbuka dalam penyebaran Agama Kristen di Aceh.
Atau secara garis besar juga keras Pihak Huda akan mengusir dan mengeluarkan Pemilik Dan Joiner Hotel Hermes dari Aceh. Dan tidak diizinkan untuk kembali ke Aceh, baik itu berwisata atau hal-hal lain di Aceh.
Kemudian dijawab Oleh WALI NANGGROE, " Kita tidak bisa mencabut izin operasional hotel hermes sembarangan, itu semua ada undang-undangnya, dan dalam Qanun Wali juga tertera, tidak sembarang pencabutan sepihak tanpa izin yg sah dari wali".
Sebelum Wali Nanggroe menyelesaikan pembicaraan-nya, langsung dipotong Oleh Pihak Huda, lagi-lagi Abu Mudi ketua Huda yang berbicara.
"Selama Aceh Sudah Damai dari masa komplik antara GAM dan NKRI, saya pernah mendengar adanya Wali Nanggroe, secara ringkas pikiran bodoh saya ini menjawab. Wali yang berarti Bapak dari negara, sedangkan bapak Negara itu raja atau presiden.
Dan kita Aceh sudah memiliki presiden yang letaknya dipusat ibu kota jakarta, jika Wali Nanggroe dianggap sebagai raja diaceh, anda dari keturan Iskandar Muda? Atau anda Ulama Besar diaceh ini? Sudah ada berapa murid anda atau asuhan anda yang telah menjadi Ulama dan Mendirikan Pendidikan Islam di Aceh.
Mungkin tidak ada disekitaran kami yang hadir disini, jadi saya tidak pernah menganggap ada bapak negara di aceh ini. Hukum kami lebih kuat dibanding Hukum Undang-undang yang anda buat, kami berdasar AL-Qur'an, Hadist, Ijma' dan Qiyas Ulama 4 Mazhab. Bukan berdasarkan Nafsu dunia sperti yang anda sampaikan diatas" wali duduk dan terdiam.
Kemudian ditegaskan kembali Oleh Ulama Huda, sekarag giliran Waled Nu dan Abu Paya Pasie, dengan nada dan inti serupa namun ada sedikit tambahan dari Abu Paya Pasie "Kami juga punya tentara jika dibandingkan GAM, TNI, Polri digabung jadi satu pasukan. Tentunya masih banyak tentara kami.
Maka dari itu sebelum Istana Wali dan Gubernur dibanjiri para jihadis kami beri waktu 2 Hari dari sekarang, dulu kami para Ulama mendukung penuh pergerakan GAM untuk memperjuangkan Syari'at Islam di aceh, tapi sekarang kami sudah muak dan bosan melihat petinggi-petingi GAM (Partai Aceh) yg telah memiliki jabatan dipemerintahan.
Mereka rakus dan berkhianat, dalam hukum yang mereka perjuangkan kemarin yaitu syari'at Islam. Akan di matikan bagi orang-orang berkhianat, bagaimana dengan mereka yang khianat apakah kami matikan sekarang?"
Acaman keras dari Pihak Huda dan Fada menggegarkan hati pihak pemerintahAceh. Sehingga pemerintah aceh tidak bergeming satu suarapun, rasa takut dan malu mengitari pikirannya.
Aceh hancur karena pikiran pemerintah yang tidak lagi sejalan dengan para Ulama, dari rapat itu dapat kita lihat bagaimana jarak antara Ulama dan Pemda aceh.
Dan untuk sementara rapat ditunda dan akan dibuka kembali pukul 08:15 esok hari senin tgl 21/04/2014 tempat Aula Raya MPU Aceh Banda Aceh. Dokumen Banda Aceh 21/04/2014 lalu.(serambimekkah)
loading...
Post a Comment