AMP - Narapidana yang diduga pelaku sekaligus korban peledakan bom di
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Lhokseumawe harus menjalani
operasi di Rumah Sakit Kasih Ibu pada Senin, 24 Oktober 2016. Napi
berinisial F itu terpaksa menjalani amputasi pada kedua tangannya akibat
ledakan.
Ketua Yayasan RS Kasih Ibu, Herawati, mengatakan secara umum kondisi pasien berangsur membaik. Namun dokter terpaksa mengamputasi kedua tangan F karena kondisi akibat ledakan pada kedua tangannya cukup parah.
Ketua Yayasan RS Kasih Ibu, Herawati, mengatakan secara umum kondisi pasien berangsur membaik. Namun dokter terpaksa mengamputasi kedua tangan F karena kondisi akibat ledakan pada kedua tangannya cukup parah.
“Kedua
tangannya harus diamputasi. Dokter sudah mengusahakan bagaimana
hendaknya organ tubuhnya jangan diambil atau diambil tetapi kondisi itu
yang terbaik untuk diambil tindakan sehingga pasiennya bisa
diselamatkan,” katanya. Hingga pukul satu siang, tim dokter masih
melakukan tindakan operasi di ruang operasi rumah sakit itu. Satu dari
kedua tangan pasien yang direncanakan untuk dioperasi dikabarkan sudah
selesai diamputasi dengan baik. Berdasarkan pantauan VIVA.co.id, ruang
operasi RS Kasih Ibu dijaga ketat personel Kepolisian. Beberapa keluarga
terlihat menunggu korban yang sejak pagi sudah dimasukkan ke kamar
operasi setelah dirawat di ruang Unit Gawat Darurat.
Diberitakan
sebelumnya, terjadi ledakan di Lapas Kelas II A di Lhoksumawe, Aceh,
pada Minggu 23 Oktober 2016. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi
Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Agus Rianto,
menyatakan polisi masih menyelidiki ledakan itu. "Rencana tindak lanjut
ke depan, memeriksa pelaku terkait asal bahan untuk membuat bom rakitan.
Koordinasi dengan Lapas terkait tamu yang berkunjung dan sistem
pengamanan di Lapas," kata Agus melalui keterangan tertulis yang
diterima VIVA.co.id.*(Viva/Mds)
loading...
Post a Comment