AMP - "Dokter menyarankan kita untuk membawa bayi (Garum) ke rumah sakit setelah lima hari dilahirkan. Karena keuangan kami miskin, kami tidak bisa pergi," kata Ashish ketika tampal dalam sebuah acara televisi TLC's Body Bizarre.
"Untuk pengobatan kami pergi ke dukun. Dukun mengatakan jangan menghapus lengan," tambahnya.
Bagaimanapun, dokter tulang belakang mengatakan kalau lengan ketiga Garum bisa diangkat, tapi dengan risiko ia akan mengalami kelumpuhan. Manusia pada dasarnya memiliki dua lengan, tapi berbeda dengan seorang bocah berusia dua tahun asal Nepal ini yang memiliki tiga lengan, di mana salah satunya tumbuh di bagian punggungnya.
Seperti dikutip dari laman The Sun, Senin (18/10/2016), lengan yang tumbuh di punggung bocah bernama Gaurab Garum itu merupakan sisa-sisa dari kembarannya yang tumbuh dari perpecahan dalam tulang belakangnya.
Kondisi yang diderita Garum lebih dikenal dengan sebutan spina bifida, yang mempengaruhi sekitar 1.500 bayi di seluruh dunia, di mana lengan ekstra tumbuh di salah satu bagian tubuh penderitanya.
Meski tidak dapat digerakan, lengan di punggung Garum semakin lama semakin membesar seiring pertumbuhanya. Hal itu tentunya dapat mengganggu tidur Garum dan membuat ibunya, Kalpena merasa khawatir tidak akan ada baju yang muat untuk dipakai anaknya.
Kalpena dan suaminya, Ashish sedang menghadapi keputusan sulit apakah mereka harus membiarkan anaknya melakukan operasi penghapusan lengan di punggungnya atau tidak. Pasalnya jika dihapus, Garum akan mengalami kelumpuhan.
Keluarga Garum tinggal di distrik Tanahun, di mana masyarakatnya masih kental dengan hal-hal yang berbau mistis.(Viva)
"Untuk pengobatan kami pergi ke dukun. Dukun mengatakan jangan menghapus lengan," tambahnya.
Bagaimanapun, dokter tulang belakang mengatakan kalau lengan ketiga Garum bisa diangkat, tapi dengan risiko ia akan mengalami kelumpuhan. Manusia pada dasarnya memiliki dua lengan, tapi berbeda dengan seorang bocah berusia dua tahun asal Nepal ini yang memiliki tiga lengan, di mana salah satunya tumbuh di bagian punggungnya.
Seperti dikutip dari laman The Sun, Senin (18/10/2016), lengan yang tumbuh di punggung bocah bernama Gaurab Garum itu merupakan sisa-sisa dari kembarannya yang tumbuh dari perpecahan dalam tulang belakangnya.
Kondisi yang diderita Garum lebih dikenal dengan sebutan spina bifida, yang mempengaruhi sekitar 1.500 bayi di seluruh dunia, di mana lengan ekstra tumbuh di salah satu bagian tubuh penderitanya.
Meski tidak dapat digerakan, lengan di punggung Garum semakin lama semakin membesar seiring pertumbuhanya. Hal itu tentunya dapat mengganggu tidur Garum dan membuat ibunya, Kalpena merasa khawatir tidak akan ada baju yang muat untuk dipakai anaknya.
Kalpena dan suaminya, Ashish sedang menghadapi keputusan sulit apakah mereka harus membiarkan anaknya melakukan operasi penghapusan lengan di punggungnya atau tidak. Pasalnya jika dihapus, Garum akan mengalami kelumpuhan.
Keluarga Garum tinggal di distrik Tanahun, di mana masyarakatnya masih kental dengan hal-hal yang berbau mistis.(Viva)
loading...
Post a Comment