AMP - Sebanyak 6 Pasangan Calon (Paslon) Gubernur Aceh memulai tahapan kampaye dengan menyampaikan visi dan misi jika terpilih sebagai kepala daerah Aceh periode 2017-2022 mendatang di Gedung DPR Aceh, Jumat (28/10).
Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Junaidi mengatakan, penyampaian visi-misi dari keenam paslon kepala daerah tingkat provinsi sebagai tahapan kampaye agar masyarakat bisa menilai masing-masing kandidat.
“Penyampaian visi misi itu bersifat searah tanpa dialog sampai seluruh pasangan calon menyampaikan visi misinya,” katanya.
Menurutnya, kegiatan penyampaikan visi-misi itu merupakan ranah DPR Aceh dalam mengelola sidang paripurna. Oleh karena itu, KIP Aceh hanya melakukan koordinasi saja.
Sementara itu, paslon yang diusung partai NasDem dan koalisi parpol lainnya, Tarmizi A. Karim, menegaskan terdapat kemiskinan sebanyak 17.08 persen, pengangguran 9,25 persen, pendapatan perkapita 22,5 juta pertahun, Aceh peringkat ke 13 secara nasional dalam Indeks Pembangunan Manusia dan mendapat peringkat ke 23 ditingkat nasional untuk kelulusan SMP/MTsN.
Ia juga ingin memperbaiki kualitas ibadah, terutama pada generasi muda yang memudahkan aliran sesat berada di Aceh. Menurutnya, Aceh juga darurat narkoba dengan peringkat delapan ditingkat nasional. Untuk lingkungan, Aceh mengalami deforestasi mencapai 32 ribu hektar pertahun.
“Kondisi inilah yang mendorong kami untuk memberi kontribusi nyata dalam mewujudkan kepemimpinan pemerintahan yang berakhlak, berkapasitas, dan berintegritas demi mewujudkan Aceh yang mandiri,” tandasnya.
Tarmizi A Karim dan Machsalmina Ali juga mempunyai visi mewujudkan Aceh baru yang mandiri, sejahtera, berbudaya, dan bermartabat berlandaskan nilai islam.
“Kami punya delapan visi, diantaranya ialah meningkatkan pelayanan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan pendidikan berkualitas dan berkarakter, serta memperkuat perlindungan lingkungan hidup dan ekosistem,” katanya.
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Zakaria Saman-T Alaidinsyah yang mendapatkan nomor urut dua, menyampaikan lima misi jika terpilih memimpin Aceh lima tahun mendatang.
“Lima pendekatan misi untuk mewujudkan Aceh ‘beu maju dan rakyat beu sejahtera’ (biar maju dan rakyat biar sejahtera). Menurutnya, membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing, membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan dan meningkatkan pemerintahan melalui profesionalisme tata kelola dan perluasan partisipasi publik dan penegakan hukum,” tandasnya.
Ia menambahkan, mewujudkan Aceh yang nyaman dengan pembangunan infrastruktur strategis yang berkelanjutan, serta ramah lingkungan dan tanggap bencana dan mengokohkan sosial kemasyarakatan serta mencegah bencana sosial lainnya.
Selanjutnya, mantan Gubernur Aceh, periode 2000-2004, Abdullah Puteh menyatakan keinginannya menjadi panglima bagi rakyat Aceh untuk memerangi kemiskinan. Menurutnya, tingkat kemiskinan di Aceh sudah parah di mana Aceh menjadi provinsi peringkat kedua di Sumatera dan ke tujuh di Indonesia.
“Kita tahu bahwa Aceh selalu dapat dana yang besar dari pusat. Tapi angka kemiskinan Aceh tetap masih subur. Sudah 71 tahun, Aceh bukan bertambah maju tapi bertambah miskin. Jika ada yang tanya, apa visi pertama saudara, melawan kemiskinan. Visi saudara kedua, melawan kemiskinan, visi ketiga saudara, melawan kemiskinan,” ujarnya.
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur petahana, Zaini Abdullah-Nasaruddin menyampaikan empat pilar pembangunan Aceh lima tahun kedepan apabila terpilih, yaitu peningkatan kualitas kesejahteraan hidup rakyat, peningkatan kualitas tatakelola pemerintah dan perdamaian Aceh, pengembangan ekonomi syariah dan berkelanjutan, serta peningkatan kualitas infrastruktur publik dan ekonomi.
“Visi kami berkhidmat membangun Aceh berperadaban yang unggul, inovatif dan tanpa korupsi,” kata Zaini Abdullah.
Menurutnya, peningkatan kualitas kesejahteraan hidup rakyat, bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan rakyat Aceh dari keadaan saat ini kurang sejahtera menjadi sejahtera dan bahagia. Misi ini juga bermakna sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Aceh yang unggul, berdaya saing tinggi dan profesional dalam mengelola sumber daya ekonomi Aceh.
“Jadi visi ini, merupakan bentuk kesinambungan dengan visi yang sebelumnya. Hal itu guna mewujudkan visi dan menjawab tantangan pembangunan Aceh kedepan,” sebutnya.
Untuk peningkatan kualitas tatakelola pemerintah dan perdamaian Aceh, yaitu untuk mengembangkan tatakelola pemerintahan Aceh yang lebih amanah, mengutamakan pelayanan, lebih bersih, lebih transparan, lebih akuntable, lebih profesional, dan bebas korupsi.
“Maksudnya adalah untuk menjadikan perdamaian Aceh yang sudah berjalan 11 tahun, sebagai kekuatan pemangku kepentingan Aceh, khususnya Pemerintah Aceh mempromosikan Perdamaian Aceh sebagai model perdamaian dunia,” terangnya.
Selain itu, pengembangan ekonomi syariah dan berkelanjutan, yaitu betujuan menjadikan pembangunan ekonomi Aceh bernafaskan nilai-nilai syariah Islam dan berwawasan lingkungan.
“Dengan kekhususan dan keistimewaan Aceh, pembangunan ekonomi syariah dan berkelanjutan ini sangat tepat, selain menjadi jalan untuk menata sistem ekonomi Aceh yang lebih berkeadilan bagi seluruh pelaku ekonomi di Aceh, juga memperkuat ruang dan akses seluruh rakyat Aceh dalam mengelola sumberdaya ekonomi secara merata dan berkelanjutan,” tuturnya.
Ia menambahkan, ke depan harus berdaya saing tinggi dan profesional dalam mengelola sumber daya ekonomi Aceh, guna perluasan dan peningkatan kualitas infranstruktur sosial dasar, publik, ekonomi, dan layanan transportasi darat, laut dan udara untuk mewujudkan konektivitas ekonomi Aceh antar kawasan.
Dalam penyampaikan visi dan misi, mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf mengatakan, visi dan misi yang disusun ini bukan hanya sekeder mengumbar janji saja, masyarakat Aceh bisa merasakan hasil dalam 100 hari masa kerja pertama.
“Tentu visi dan misi ini berbeda dengan kandidat yang lain, kamoe hana yak tok ek dalam kaca minyek angen (kami tidak buang hajat dalam botol minyak angin) karena itu mustahil,” katanya.
Pasangan ini juga memiliki lima konsep utama yang akan dilakukan bila terpilih di Pilkada 2017 mendatang, diantaranya meningkatkan nilai agama islam berlandaskan Ahlus Sunnah Wal Jamaah bermazhab Syafii di Aceh dan memperjuangkan kewenangan besar dalam mengelola self government.
Sedangkan pasangan Calon Gubernur Irwandi Yusuf – Nova Iriansyah yang mendapatkan giliran terakhir menyampaikan visi dan misi mendapatkan apresiasi dari sejumlah penonton.
Mantan Gubernur Aceh periode 2007-2012, Irwandi Yusuf menjelaskan secara garis besar, mereka memiliki visi terwujudnya Aceh damai dan sejahtera melalui pemerintah yang bersih adil dan melayani.
“Aceh yang damai, dengan makna perdamaian berlansung secara berkelanjutan dengan memanefestasikan prinsip-prinsip MoU Helsinki dalam kehidupan masyarakat dan pelaksanaan pemerintah,” katanya.
Visi kedua yaitu Aceh yang sejahtera, bermakna rakyat Aceh harus mendapatkan pelayanan kesehatan, pendidikan yang layak dan, perumahan.
“Sedangkan visi kami yang ketiga yaitu pemerintah yang adil, dengan pengelolaan pemerintah transparan, bebas korupsi guna mendukung pelayanan publik yang murah, cepat, tepat sasaran, berkualitas dan bermoral,” tambahnya.
Sedangkan untuk misi, Irwandi Yusuf menyampaikan ada sembilan misi yaitu reformasi birokrasi untuk tercapainya pemerintahan yang bersih dan berwibawa, guna mendukung pelayanan publik yang mudah, cepat dan berkualitas.
Selanjutnya, memperkuat pelaksanaan syariat Islam beserta nilai-nilai keislaman dan budaya ke Acehan dalam kehidupan masyarakat dengan itikat ahlulsunnah waljamaah yang bersumber hukum mazhab syafi’ah dengan tetap menghormati mazhab lain.
“Misi kami menjaga integritas nasionalisme dan keberlanjutan perdamaian sebagai tindaklanjut prinsip MoU Helsinki. Selanjutnya, membangun mansyarakat yang berkualitas dan bedaya saing di tinggkat nasional dan regional melalui peningkatan mutu pendidikan secara merata, baik pada pendidikan vokasional, dayah dan pendidikan umum,” paparnya.
Ia juga memastikan semua rakyat Aceh mendapatkan akses layanan kesehatan secara mudah, berkualitas dan terintegritas.
“Kedepan kalau terpilih kami menjamin kedaulatan dan ketahanan pangan yang berimplikasi terhadap kesejahteraan petani, dan nelayan melalui peningkatan produktivitas petani dan kelautan,” ujar Irwandi.
Bahkan, mereka menyediankan sumber energi yang bersih dan terbarukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan listrik bagi rakyat dan industri, sebagai komitmen Aceh dalam pembangunan rendah emisi.
“Membangun dan melindungi sentra-sentra produk dan industri jasa kreatif yang menghasilkan produk kompetitif untuk memperluas lapangan kerja serta memberikan kemudahan akses pemodalan. Dan revitalisasi fungsi perencanaan daerah dengan prinsip evidence based planning yang efektif, efesien dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Keenam pasangan calon gubernur Aceh telah memiliki nomor urut masing-masing, ialah Tarmizi A. Karim dan Machsalmina Ali nomor urut 1, Zakaria Saman dan T. Alaidinsyah nomor urut 2, Abdullah Puteh dan Sayed Mustafa nomor urut 3.
Kemudian, Zaini Abdullah dan Nasaruddin nomor urut 4, Muzakkir Manaf dan TA Khalid nomor urut 5, dan nomor urut 6 pasangan Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah. (acehvideo)
Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Junaidi mengatakan, penyampaian visi-misi dari keenam paslon kepala daerah tingkat provinsi sebagai tahapan kampaye agar masyarakat bisa menilai masing-masing kandidat.
“Penyampaian visi misi itu bersifat searah tanpa dialog sampai seluruh pasangan calon menyampaikan visi misinya,” katanya.
Menurutnya, kegiatan penyampaikan visi-misi itu merupakan ranah DPR Aceh dalam mengelola sidang paripurna. Oleh karena itu, KIP Aceh hanya melakukan koordinasi saja.
Sementara itu, paslon yang diusung partai NasDem dan koalisi parpol lainnya, Tarmizi A. Karim, menegaskan terdapat kemiskinan sebanyak 17.08 persen, pengangguran 9,25 persen, pendapatan perkapita 22,5 juta pertahun, Aceh peringkat ke 13 secara nasional dalam Indeks Pembangunan Manusia dan mendapat peringkat ke 23 ditingkat nasional untuk kelulusan SMP/MTsN.
Ia juga ingin memperbaiki kualitas ibadah, terutama pada generasi muda yang memudahkan aliran sesat berada di Aceh. Menurutnya, Aceh juga darurat narkoba dengan peringkat delapan ditingkat nasional. Untuk lingkungan, Aceh mengalami deforestasi mencapai 32 ribu hektar pertahun.
“Kondisi inilah yang mendorong kami untuk memberi kontribusi nyata dalam mewujudkan kepemimpinan pemerintahan yang berakhlak, berkapasitas, dan berintegritas demi mewujudkan Aceh yang mandiri,” tandasnya.
Tarmizi A Karim dan Machsalmina Ali juga mempunyai visi mewujudkan Aceh baru yang mandiri, sejahtera, berbudaya, dan bermartabat berlandaskan nilai islam.
“Kami punya delapan visi, diantaranya ialah meningkatkan pelayanan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan pendidikan berkualitas dan berkarakter, serta memperkuat perlindungan lingkungan hidup dan ekosistem,” katanya.
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Zakaria Saman-T Alaidinsyah yang mendapatkan nomor urut dua, menyampaikan lima misi jika terpilih memimpin Aceh lima tahun mendatang.
“Lima pendekatan misi untuk mewujudkan Aceh ‘beu maju dan rakyat beu sejahtera’ (biar maju dan rakyat biar sejahtera). Menurutnya, membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing, membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan dan meningkatkan pemerintahan melalui profesionalisme tata kelola dan perluasan partisipasi publik dan penegakan hukum,” tandasnya.
Ia menambahkan, mewujudkan Aceh yang nyaman dengan pembangunan infrastruktur strategis yang berkelanjutan, serta ramah lingkungan dan tanggap bencana dan mengokohkan sosial kemasyarakatan serta mencegah bencana sosial lainnya.
Selanjutnya, mantan Gubernur Aceh, periode 2000-2004, Abdullah Puteh menyatakan keinginannya menjadi panglima bagi rakyat Aceh untuk memerangi kemiskinan. Menurutnya, tingkat kemiskinan di Aceh sudah parah di mana Aceh menjadi provinsi peringkat kedua di Sumatera dan ke tujuh di Indonesia.
“Kita tahu bahwa Aceh selalu dapat dana yang besar dari pusat. Tapi angka kemiskinan Aceh tetap masih subur. Sudah 71 tahun, Aceh bukan bertambah maju tapi bertambah miskin. Jika ada yang tanya, apa visi pertama saudara, melawan kemiskinan. Visi saudara kedua, melawan kemiskinan, visi ketiga saudara, melawan kemiskinan,” ujarnya.
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur petahana, Zaini Abdullah-Nasaruddin menyampaikan empat pilar pembangunan Aceh lima tahun kedepan apabila terpilih, yaitu peningkatan kualitas kesejahteraan hidup rakyat, peningkatan kualitas tatakelola pemerintah dan perdamaian Aceh, pengembangan ekonomi syariah dan berkelanjutan, serta peningkatan kualitas infrastruktur publik dan ekonomi.
“Visi kami berkhidmat membangun Aceh berperadaban yang unggul, inovatif dan tanpa korupsi,” kata Zaini Abdullah.
Menurutnya, peningkatan kualitas kesejahteraan hidup rakyat, bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan rakyat Aceh dari keadaan saat ini kurang sejahtera menjadi sejahtera dan bahagia. Misi ini juga bermakna sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Aceh yang unggul, berdaya saing tinggi dan profesional dalam mengelola sumber daya ekonomi Aceh.
“Jadi visi ini, merupakan bentuk kesinambungan dengan visi yang sebelumnya. Hal itu guna mewujudkan visi dan menjawab tantangan pembangunan Aceh kedepan,” sebutnya.
Untuk peningkatan kualitas tatakelola pemerintah dan perdamaian Aceh, yaitu untuk mengembangkan tatakelola pemerintahan Aceh yang lebih amanah, mengutamakan pelayanan, lebih bersih, lebih transparan, lebih akuntable, lebih profesional, dan bebas korupsi.
“Maksudnya adalah untuk menjadikan perdamaian Aceh yang sudah berjalan 11 tahun, sebagai kekuatan pemangku kepentingan Aceh, khususnya Pemerintah Aceh mempromosikan Perdamaian Aceh sebagai model perdamaian dunia,” terangnya.
Selain itu, pengembangan ekonomi syariah dan berkelanjutan, yaitu betujuan menjadikan pembangunan ekonomi Aceh bernafaskan nilai-nilai syariah Islam dan berwawasan lingkungan.
“Dengan kekhususan dan keistimewaan Aceh, pembangunan ekonomi syariah dan berkelanjutan ini sangat tepat, selain menjadi jalan untuk menata sistem ekonomi Aceh yang lebih berkeadilan bagi seluruh pelaku ekonomi di Aceh, juga memperkuat ruang dan akses seluruh rakyat Aceh dalam mengelola sumberdaya ekonomi secara merata dan berkelanjutan,” tuturnya.
Ia menambahkan, ke depan harus berdaya saing tinggi dan profesional dalam mengelola sumber daya ekonomi Aceh, guna perluasan dan peningkatan kualitas infranstruktur sosial dasar, publik, ekonomi, dan layanan transportasi darat, laut dan udara untuk mewujudkan konektivitas ekonomi Aceh antar kawasan.
Dalam penyampaikan visi dan misi, mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf mengatakan, visi dan misi yang disusun ini bukan hanya sekeder mengumbar janji saja, masyarakat Aceh bisa merasakan hasil dalam 100 hari masa kerja pertama.
“Tentu visi dan misi ini berbeda dengan kandidat yang lain, kamoe hana yak tok ek dalam kaca minyek angen (kami tidak buang hajat dalam botol minyak angin) karena itu mustahil,” katanya.
Pasangan ini juga memiliki lima konsep utama yang akan dilakukan bila terpilih di Pilkada 2017 mendatang, diantaranya meningkatkan nilai agama islam berlandaskan Ahlus Sunnah Wal Jamaah bermazhab Syafii di Aceh dan memperjuangkan kewenangan besar dalam mengelola self government.
Sedangkan pasangan Calon Gubernur Irwandi Yusuf – Nova Iriansyah yang mendapatkan giliran terakhir menyampaikan visi dan misi mendapatkan apresiasi dari sejumlah penonton.
Mantan Gubernur Aceh periode 2007-2012, Irwandi Yusuf menjelaskan secara garis besar, mereka memiliki visi terwujudnya Aceh damai dan sejahtera melalui pemerintah yang bersih adil dan melayani.
“Aceh yang damai, dengan makna perdamaian berlansung secara berkelanjutan dengan memanefestasikan prinsip-prinsip MoU Helsinki dalam kehidupan masyarakat dan pelaksanaan pemerintah,” katanya.
Visi kedua yaitu Aceh yang sejahtera, bermakna rakyat Aceh harus mendapatkan pelayanan kesehatan, pendidikan yang layak dan, perumahan.
“Sedangkan visi kami yang ketiga yaitu pemerintah yang adil, dengan pengelolaan pemerintah transparan, bebas korupsi guna mendukung pelayanan publik yang murah, cepat, tepat sasaran, berkualitas dan bermoral,” tambahnya.
Sedangkan untuk misi, Irwandi Yusuf menyampaikan ada sembilan misi yaitu reformasi birokrasi untuk tercapainya pemerintahan yang bersih dan berwibawa, guna mendukung pelayanan publik yang mudah, cepat dan berkualitas.
Selanjutnya, memperkuat pelaksanaan syariat Islam beserta nilai-nilai keislaman dan budaya ke Acehan dalam kehidupan masyarakat dengan itikat ahlulsunnah waljamaah yang bersumber hukum mazhab syafi’ah dengan tetap menghormati mazhab lain.
“Misi kami menjaga integritas nasionalisme dan keberlanjutan perdamaian sebagai tindaklanjut prinsip MoU Helsinki. Selanjutnya, membangun mansyarakat yang berkualitas dan bedaya saing di tinggkat nasional dan regional melalui peningkatan mutu pendidikan secara merata, baik pada pendidikan vokasional, dayah dan pendidikan umum,” paparnya.
Ia juga memastikan semua rakyat Aceh mendapatkan akses layanan kesehatan secara mudah, berkualitas dan terintegritas.
“Kedepan kalau terpilih kami menjamin kedaulatan dan ketahanan pangan yang berimplikasi terhadap kesejahteraan petani, dan nelayan melalui peningkatan produktivitas petani dan kelautan,” ujar Irwandi.
Bahkan, mereka menyediankan sumber energi yang bersih dan terbarukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan listrik bagi rakyat dan industri, sebagai komitmen Aceh dalam pembangunan rendah emisi.
“Membangun dan melindungi sentra-sentra produk dan industri jasa kreatif yang menghasilkan produk kompetitif untuk memperluas lapangan kerja serta memberikan kemudahan akses pemodalan. Dan revitalisasi fungsi perencanaan daerah dengan prinsip evidence based planning yang efektif, efesien dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Keenam pasangan calon gubernur Aceh telah memiliki nomor urut masing-masing, ialah Tarmizi A. Karim dan Machsalmina Ali nomor urut 1, Zakaria Saman dan T. Alaidinsyah nomor urut 2, Abdullah Puteh dan Sayed Mustafa nomor urut 3.
Kemudian, Zaini Abdullah dan Nasaruddin nomor urut 4, Muzakkir Manaf dan TA Khalid nomor urut 5, dan nomor urut 6 pasangan Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah. (acehvideo)
loading...
Post a Comment