Belasan batu nisan di lokasi situs sejarah kuburan Belanda, Kherkoff Peutjut Banda Aceh mengalami patah dan rusak. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan) |
AMP - Belasan batu nisan di lokasi situs sejarah kuburan Belanda, Kherkoff Peutjut Banda Aceh patah diduga akibat dirusak oknum tak bertanggung jawab.
Pantauan kumparan, Selasa (10/7) beberapa kepala batu nisan yang terletak di sekitar tengah-tengah kuburan patah bahkan hancur jatuh ke tanah.
Mirisnya, batu nisan bercat putih itu diduga seperti dipatahkan secara sengaja. Sebab tak hanya badan nisan yang ikut rusak, tapi besi di dalamnya juga patah.
Ketua Satpam Kherkoff, Akmal, saat ditemui kumparan mengatakan, kerusakan nisan itu diketahui pada Senin (9/7) sekitar pukul 09.00 WIB. Nisan yang rusak berjumlah 13.
“Kami tahunya saat pagi hari, kemudian kami cek ternyata benar rusak. Kami menyimpulkan bahwa ini disebabkan oleh faktor angin dan juga dugaan adanya perusakan dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” kata Akmal.
Dikatakan Akmal, perusakan itu diduga terjadi saat malam hari. Meski begitu, ia tidak berani menuduh siapa pun.
"Saya tidak menuduh seseorang atau sekelompok. Memang banyak dugaan dan kemungkinan terjadi. Tapi kami menyimpulkan ini disebabkan oleh faktor angin dan orang tidak bertanggung jawab atau gila,” imbuhnya.
Kata Akmal, saat ini pihaknya sedang mencari tahu penyebab rusaknya batu nisan di makam situs sejarah kuburan prajurit militer Belanda ini. Akmal yang telah 11 tahun menjadi penjaga keamanan di sana menjaga Kherkoff dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Sementara malamnya tidak ada pengamanan.
“Memang cuma dari pagi sampai sore saja. Sedangkan malamnya tidak ada lagi,” ujarnya.
Akmal mengaku penasaran atas peristiwa tersebut. Lantaran sudah belasan tahun ia di sana tidak pernah terjadi adanya insiden perusakan. Untuk kondisi makam sendiri, kata dia, memang beberapa kali direhab karena miring dan juga retak akibat faktor usia.
“Belum pernah terjadi apa-apa, yang ada sebagian kuburan belum direnovasi akan kita perbaiki seperti dicat ulang,” ujarnya.
Akmal mengatakan, di malam hari kompleks pemakaman ini tam memiliki lampu penerangan. Ia berharap atas kejadian itu pemerintah memasang lampu taman bahkan CCTV.
“Peristiwa ini sudah kami laporkan ke atawa Dinas Pariwisata. Mereka mengatakan masalah ini akan diatasi seperti direhab kembali,” pungkasnya.
Kerkhoff merupakan salah satu situs sejarah sejarah di Banda Aceh. Lokasi ini merupakan adalah bukti perjuangan rakyat Aceh melawan serangan Belanda. Di sinilah tempat dimakamkan sekitar 2.200 serdadu Belanda yang tewas selama perang melawan pejuang Aceh termasuk empat jenderalnya.
Komplek ini disebut juga Kerkhoff Peutjut. Kerkhof secara harfiah artinya halaman gereja atau kuburan, sedang Peutjut adalah Pocut nama panggilan Meurah Pupok, putra mahkota Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Jauh sebelum dijadikan kuburan Belanda, di sini sudah ada makam Meurah Pupok dan beberapa orang yang dekat dengan sultan. | Kumparan
loading...
Post a Comment