Halloween Costume ideas 2015
Latest Post

AMP - Tragedi itu terjadi di Simpang Kuala Idi Cut, Kabupaten Aceh Timur, Rabu dinihari, 3 Februari 1999, persis di depan Markas Komando Rayon Militer (Koramil) dan Kantor Polisi Sektor (Polsek) setempat. Sehari sebelumnya, warga bergotong royong untuk menyiapkan pentas dakwah. Sekitar pukul 16.00 WIB datang beberapa tentara dengan membawa senjata laras panjang yang diperkirakan oleh para penduduk sebagai anggota Koramil setempat.

Aparat militer tersebut langsung mengobrak-abrik pentas yang sedang dikerjakan serta menganiaya beberapa orang yang pada saat itu berdiri di sekitar tempat pembuatan pentas. Nama-nama korban pemukulan adalah; Ri, Za, Bm, MB, Jn, Ms, Si, US, Su, Ml dan MN. Mereka semuanya berumur antara 16 sampai 27 tahun.

Tetapi tidak lama setelah itu masyarakat kembali bergotong royong melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda. Sebelum acara dimulai pada pukul 20.30 WIB, massa sudah berkumpul sejak sore harinya serta membanjiri lapangan Simpang Kuala, Idi Cut, sampai ke sisi jalan Medan- Banda Aceh. Massa yang hadir pada saat dakwah tersebut diperkirakan sekitar 10.000 pengunjung dari berbagai daerah.

Setelah acara selesai pukul 00.30 WIB dinihari, massa kemudian bubar dan sempat tertahan lama di simpang jalan Kuala Idi Cut karena banyaknya kendaraan yang akan keluar dan jalan tersebut. Sekitar pukul 00:45 WIB, masyarakat yang mendengar ceramah pulang ke rumah masing-masing, sebagian berjalan kaki, menggunakan sepeda motor dan sebagian lagi menggunakan mobil bak terbuka.

Mereka melewati kantor Koramil Idi Cut. Suasana gelap, tidak ada satu lampu pun yang menyala. Pada saat itu massa menjadi kacau karena banyak kendaraan yang diberhentikan oleh anggota Koramil.

Pukul 01:00 WIB dini hari, terdengar suara tembakan dari arah Barat kantor Koramil, sudah ada beberapa truk aparat di sana. Menurut keterangan korban, ada tiga atau empat truk. Setelah suara letusan pertama, dilanjutkan dengan penembakan ke arah massa yang ramai. Menurut saksi mata yang kebetulan pada saat penembakan brutal itu terjadi baru kembali dari Kota Langsa Aceh Timur, sedan merah miliknya, dihentikan beberapa meter setelah lewat di depan kantor Koramil.

Hi, 59 tahun, penduduk Desa Blang Pauh Sa, Kuta Binjei, Aceh Timur. Malam itu Hi pulang bersama istrinya Cn. Tiba di Simpang Kuala Idi Cut ia terjebak dalam insiden berdarah itu. Mobilnya terpaksa berhenti karena dihadang oleh truk dari arah berlawanan. Belakangan ia tahu itu truk militer. Ada tiga truk militer menghadang dari arah berlawanan.

Di depan mobilnya juga ada truk umum bermuatan tong-tong fiber glass, biasa digunakan untuk mengangkut ikan atau udang. Ban mobil tersebut kempes, karena ditembaki para penghadang. Di depan truk satu mobil pick-up Chevrolet Luv dipenuhi warga yang baru pulang dari ceramah. Menurut Hi, pick-up itulah mobil yang pertama sekali dihadang. Karena ia tidak melihat ada mobil lain di depan Chevrolet tersebut.

Dari mobil Chevrolet itulah, ia melihat orang-orang berhamburan meloncat ke jalan. Keadaan cukup panik saat itu. Hi mendengar suara tembakan kemudian jelas ia mendengar suara- suara teriakan kesakitan. Kemudian ia dan istrinya keluar dari mobil dan tiarap.

Karena panik, ia tidak sempat menutup pintu dan lampu mobilnya masih menyala. Tentara marah karena adanya penerangan dari mobil Hi. Tentara hendak menghancurkan kaca mobilnya.

Tiba-tiba Hi berdiri dan mengatakan pada tentara itu bahwa ia keluarga tentara dan hidup di asrama tentara. Anaknya juga seorang tentara. “Enak saja kamu. Anak saya saja yang melatih kamu tidak sekejam itu,” bentak Hi.

Mendengar suaranya yang membentak keras, tentara lain menghampiri dan bertanya siapa Hi dan anaknya. Kemudian Hi mengatakan nama anaknya, pangkat dan tempat tugasnya. Mendengar itu, mereka menjadi lunak dan menyuruh Hi dan istri untuk tiarap. Ia juga sempat menanyakan mereka berasal dari kesatuan mana. Tentara tersebut menjawab “cepek”. Karena itu Hi tahu mereka berasal dari Linud 100.

Pada saat itu orang-orang ditembaki. Setelah rubuh, dicampakkan ke dalam truk tentara. Hi juga mendengar perkataan dan aparat yang melakukan penembakan. “Kamu yang membunuh tentara, habis semua. Kamu potong leher. Kamu campak ke sungai.”

Sebanyak 58 korban yang telah ditembak dinaikkan ke dalam truk aparat. Baik yang sudah tewas maupun yang luka-luka. Tapi ada beberapa korban yang terluka tidak terangkut, karena bersembunyi di selokan-selokan samping jalan. Pukul 03:00 WIB truk aparat yang di dalamnya terdapat korban-korban penembakan tampak bergerak menuju jembatan Arakundo. Di markas Koramil tampak truk lain yang masih kosong.

Sebelum dicampak ke dalam truk dan kemudian diangkut untuk dibuang ke sungai, para korban diikat telebih dahulu dengan kawat di seluruh tubuhnya. Dimasukkan ke dalam goni milik masing-masing tentara yang masih bertuliskan nama pelakunya, seperti nama Sertu lskandar.

Goni-goni yang telah berisi manusia itu kemudian diberi batu pemberat dan terakhir dilemparkan dalam sungai Arakundo. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan temuan mayat-mayat korban pada 4 dan 5 Februari 1999. Seorang saksi bernama Bar, warga desa Tanjong Lhok Blang, Julok, yang ketika kejadian tinggal sekitar 300 meter dari jembtan Arakundo. Saat itu Bar yang sedang berada di dalam rumahnya mendengar tentara mengatakan “lanjut-lanjut” dan kemudian terdengar suara gesekan batu. Bar penasaran, kemudian mengintip dari balik gorden rumahnya. Saat itu listrik padam. Di depan rumahnya terparkir tiga truk. Dua truk dipenuhi tentara sedangkan satu truk lagi terlihat kosong.

Saat itu sekitar pukul 03:00 Wib. Kemudian salah satu truk menuju jembatan Arakundo, sedangkan dua truk masih berada di depan rumahnya dan terlihat sibuk membersihkan sesuatu. Di depan rumah Bar terdapat jerigen air berukuran 20 liter yang digunakan tentara untuk menyiram jalan. Menurut Bar, mereka meninggalkan jembatan Arakundo menuju ke arah Idi Cut. Tidak lama setelah itu, tercium bau amis bersumber dari arah depan rumahnya.

Saksi lainnya bernama Rl. Dia mengatakan ceceran darah yang terdapat di sekitar jembatan Arakundo berusaha ditutupi dengan pasir. Penduduk sekitar sungai sebagian besar bermata pencaharian sebagai penambang pasir, hasilnya biasa mereka tumpuk di pinggir sungai sekitar jembatan tersebut.

Rabu, 4 Febuari 1999, pukul 07.00 WIB, masyarakat melihat tetesan darah yang sudah kering sepanjang jalan menuju jembatan Arakundo. Sampai siang berkisar pukul 08.00-12.00 WIB, tentara ternyata masih tetap bertahan juga di sekitar lokasi pembantaian Idi Cut. Bahkan masih terjadi muntahan peluru tanpa tentu arah. Kondisi ini disaksikan oleh Si yang kemudian dibawa ke Kantor Koramil bersama dengan delapan orang lainnya dengan truk aparat.

Masyarakat kemudian melakukan pencaharian di sungai Arakundo dan menemukan IU, 22 tahun, warga Desa Kapai Baro, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur. Ia ditemukan dalam keadaan meninggal di dalam goni yang bertuliskan Sertu Iskandar. Goni tersebut masih disimpan oleh istrinya.

Keesokan harinya pencarian dilanjutkan. Masyarakat menemukan mayat HS, 35 tahun, warga Desa Leubok Tuha, Kecamatan Julok; IM, 24 tahun dari Desa Jambo Bale, Kecamatan Julok; JM, 22 tahun dari Desa Jambo Bale Kecamatan Julok; KI, 20 tahun, dari Desa Matang Neuhen Bagok, Kecamatan Julok; SY penduduk Boh Tren Desa Bandar Baru, Kecamatan Julok.

Pecarian korban dilakukan dengan alat tradisional, karena tentara dan pihak lainnya tidak membantu melakukan pencarian. Sebagian besar korban tidak mengapung, karena di tubuh mereka diikat alat pemberat berupa batu. Hal tersebut menyulitkan pencarian.

Menurut saksi, jumlah korban luka-luka sangat banyak. Karena tentara memuntahkan peluru ke arah massa secara membabi buta. Tapi sebagian besar masyarakat yang terluka tidak melapor. Ditambah korban yang malam itu diangkut truk ke Polres Langsa 58 orang. Keesokan harinya 12 orang kembali dibawa ke Langsa. Selain korban luka dan meninggal, sebagian masyarakat juga menderita kerugian harta benda. Saat penembakan, beberapa orang kehilangan sepeda motor. Kaca mobil dirusak.

Setelah kejadian, masyarakat masih ketakutan. Teror yang dilakukan oleh aparat militer terus berlangsung. Aparat berkeliaran berkeliling kota dengan truk militer yang bertulisan “Sambar Nyawa” pada kaca mobilnya. Tentara juga menggunakan alat komunikasi (telepon) masyarakat dengan paksa. Mereka menakut-nakuti warga agar mau menyerahkan hasil buminya seperti sayuran, ikan hasil tangkapan nelayan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Tindakan kekerasan di Idi Cut merupakan balas dendam ABRI terhadap peristiwa sebelumnya, berupa swepping yang dilakukan sejumlah orang sipil di Lhok Nibong, 3 Januari 1999. Hal itu terbukti dari makian-makian yang dilontarkan para serdadu ABRI saat sedang membantai korban. “Kalian bunuh kawan kami. Kalian ceburkan mereka ke sungai. rasakan balasannya.”

“FAKTA BICARA, Mengungkap Pelanggaran HAM di Aceh 1989-2005”

KOALISI NGO HAM Aceh.

AMP - Akun media sosial Facebook atas nama Rizal Setia harus menerima kenyataan dihujat para netizen, Senin (6/2/2017).

Pasalnya akun tersebut usai menulis sepucuk komentar yang bernuasan dugaan penghinaan terhadap salah satu ulama di Aceh.
Sumbernya kejadian tersebut bermula ketika akun Facebook milik Miswar Law membagikan sebuah tautan berita dari media Theglobal.co yang berjudul Abu Tumin Bireuen: Kepemimpinan Perempuan Haram.

“Ya. Bearti haram menurut abu tumin. Tpi nyoe dijok 1 milyar. Singoh balek teuma. Nyan laki2 hram jdi pemimpin.jo tanyoeng bak abu tumin. Nyan mak jih inong peu agam,” tulis akun Rizal Setia.

Sebab itu, sontak para netizen dibuat berang oleh ulahnya. Bahkan akun milik Masren Halbert men-screenshoot—komentar tersebut dan membagikan di halaman facebook miliknya.

“Wah ulama ternyata dihina juga..
nyo o lepah cerdas… sang na misi laen o.. perlu dipikir ulang!!!,” tulis akun Masren Halbert.
Bahkan diakun milik Masren netizen mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap sikap pemilik akun yang belum diketahui identitasnnya itu.

Akun Facebook Al-Abadi menuliskan: Tamarid bek lupah lupah pelihara lidahyoh goh binasa, ulama penerang bagi tanyoe yang bagai nyoe, bek bantah barang gaho.

Selain itu, akun Facebook Tanjoeng Tanjoeng juga mengungkapkan rasa prihatin. Ia menuliskan: Nyan Haba ureng pungo….. Ulama pewaris Ambia…Bek coba coba hina ulama cedara…Kualat droene..

Bahkan akun Facebook Husnul Jamilah menyebutkan: Assalamualaikum Wr Wb…Terkait gambar diatas,saya rasa kawan kawan yang berada di regional aceh perlu membuat laporan atas penistaan ulama hari ini,karena kita juga sedang berjuang terkait kasus ahok yang menghina kh.ma’ruf amin,berangkat dari masa lalu,bahwa orang yang berfaham komunis dan taklid buta yang berani menghina ulama,statement ini sangat jelas tidak mempertimbangkan faktor kemanusiaan,sosiologis,psychology,beliau ulama yang menjadi panutan ummat hari ini,,siapa pun dia,agama mana pun dia,kalau dia menghina ulama wajib bangkit laporkan,karena negara ini negara hukum,bukan negara abal abal.

Hingga berita ini diturunkan. Akun Rizal Setia terlihat sudah menghapus komentarnya di akun Facebook Miswar Law, namun para netizen sudah terlanjur menyebarluaskan ucapanya itu.

Pada dasarnya perbuatan penghinaan atau pencemaran nama baik diatur didalan Bab XVI tentang Penghinaan yang termuat dalam Pasal 310 s.d 321 KUHP sebagai aturan umum hukum pidana di Indonesia. Penghinaan atau Pencemaran nama baik didalam KUHP dapat dikategorikan kedalam beberapa bentuk perbuatan,

Kaitannya dengan penggunaan facebook sebagai media untuk melakukan perbuatan – perbuatan tersebut, diatur lebih lanjut didalam Pasal 27 Ayat (3) Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE. [
abaspost.com]












AMP - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa jadi korban hoax atau informasi bohong.

Presiden ke-6 RI itu pun mengeluhkan hal ini lewat akun twitternya @SBYudhoyono, Selasa (7/2/2017) siang.

"Ada yg melepas tweet seolah dari saya. Isinya menyerang Pak Jokowi & Ibu Megawati. Itu bukan dari saya. Bukan karakter saya. *SBY*," tulis SBY.

"Ada sejumlah akun twitter yg gunakan nama S.B.Yudhoyono, dgn followers ratusan atau ribuan. Followers saya hari ini 9,5 juta. *SBY*," tambahnya.

SBY meminta aparat kepolisian untuk tidak tinggal diam dan segera menertibkan berita hoax di media sosial ini.

"Netizen & rakyat jangan sampai diadu domba. Saya harap pihak yg berwajib menertibkan berita hoax yg memecah belah seperti itu. *SBY*," tulis SBY.

Pada Senin kemarin, SBY juga sempat curhat di Twitter saat sekelompok mahasiswa melakukan unjuk rasa di rumahnya di Kuningan.

SBY pun bertanya kepada Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian apakah ia tidak memiliki hak untuk tinggal di negeri sendiri.(Konfr)

Latihan bersama TNI dan Pasukan Australia. (Australian Defence Force/Handout via REUTERS)
AMP - Indonesia harus memanfaatkan momentum kebijakan proteksionis Presiden Amerika Serikat, Donald John Trump, untuk bersikap tegas terhadap Australia soal pelecehan terhadap lambang negara Garuda Pancasila.

Seperti diketahui, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Australia, Letnan Jenderal Angus Campbell akan berkunjung ke Jakarta, pada Rabu, 8 Februari besok, untuk meminta maaf sekaligus meninjau kembali kerja sama pertahanan yang sempat dihentikan sementara.

Pengamat hubungan internasional, Arry Bainus mengatakan, di bawah Trump, AS akan meninjau ulang kembali penempatan personel militer dan alat persenjataannya dengan negara-negara aliansi. Hal ini membuat Australia, aliansi sekaligus mata-mata Washington di selatan Indonesia, akan terkena imbasnya.

Ia juga mengungkapkan, sedikit demi sedikit, pengusaha properti ini akan mengurangi kekuatan militernya di luar negeri untuk memperkuat domestik. Dengan demikian, negeri Kangguru ini, mau tidak mau, harus berbaik hati dengan negara tetangga seperti Indonesia.

"Kebijakan Trump soal aliansi pertahanan ini menguntungkan Indonesia. Dia (Trump) sangat kritis dengan Australia. Semua kerja sama dengan aliansi akan ditinjau ulang. Mereka jelas gigit jari dan kebakaran jenggot. Ini 'blessing in disguise' (berkah terselubung) bagi Indonesia," kata Arry kepada VIVA.co.id, Selasa, 7 Februari 2017.

Campbell akan bertemu dengan Pangliman TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Mulyono.

Dalam pertemuannya nanti, Campbell akan membahas temuan investigasi oleh Departemen Pertahanan Australia menjadi 'kerikil' masalah setelah Indonesia telah meminta jaminan atas materi pelatihan.

Kisah berawal pada 29 Desember 2016. Saat itu, seorang perwira Komando Pasukan Khusus TNI-AD menjadi instruktur Bahasa Indonesia di Akademi Pasukan Khusus (SAS) Australia di Perth, menemukan materi yang dianggap menghina Indonesia.

Pelecehan ideologi bangsa Indonesia itu ditemukan ketika sang perwira bertugas memberikan pelatihan. Bentuk pelecehan yang dilakukan Australia, seperti dalam kurikulum dan sistem pelajarannya.

"Tentang-tentara yang dahulu, Timor Timur (Timor Leste) dan Irian Jaya (Papua), juga harus merdeka dan tentang Pancasila yang dipelesetkan menjadi Pancagila. Itu sangat tidak benar," ungkap Gatot.(Viva)

Ilustrasi foto Surya Paloh Dukung Tarmizi A Karim (Foto: Pikiran merdeka)
AMP - Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Aceh Indriani berang dengan pernyataan calon Gubernur Aceh Tarmizi Karim ketika berorasi di Aceh Selatan. Dalam orasinya, Tarmizi mengungkapkan alasan mengganti Zaini Djalil sebagai wakilnya, dan memilih Muchsalmina Ali.

Menurut Indiriani pernyataan Tarmizi Karim telah menujukkan jati diri yang sebenarnya. Artinya Tarmizi karim telah melakukan penghianatan terhadap NasDem terutama kepada Ketua Umum Surya Paloh. Padahal NasDem dengan tulus dan ikhlas memberikan dukungan sepenuhnya terhadap Tarmizi Karim.

"Sekarang apa yang dilakukan Tarmizi Karim dengan meminta pergantian wakilnya Zaini Djalil kepada Presiden merupakan bentuk penghianatan terhadap institusi Partai NasDem," kata Indiriani, Selasa (7/2).

Untuk itu, dirinya berharap kepada seluruh kader di tingkatan yang ada agar bisa mengevaluasi kembali kerja-kerja terhadap Tarmizi Karim.

"Mari kita evaluasi kerja terhadap Tarmizi Karim. Partai dan Ketua Umum kita telah di khianati oleh Tarmizi Karim," tegasnya.

Dirinya mengungkapkan sangat tidak layak jika sekarang kader NasDem harus bekerja untuk memenangkan seorang penghianat.

"Karena tanggung jawab kita juga untuk menghadirkan pemimpin yang amanah, shiddiq, fathonah dan jujur kepada rakyat Aceh," ujarnya.

Untuk itu, ia meminta kepada Tarmizi Karim segera mengklarifikasi pernyataannya yang telah menyakiti seluruh kader NasDem di Aceh.

"Bagaimana Tarmizi Karim akan membangun Aceh jika partai pengusungnya saja di khianati, tidak ada jaminan jika terpilih nanti Tarmizi akan meninggalkan pendukung dan rakyatnya juga," katanya.

Ketua DPW Garda Pemuda NasDem, Rahmat Hasbi mengakui bahwa dukungan politik di internal NasDem terhadap pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Tarmizi Karim- Machsalmina Ali yang diusung Partai NasDem berubah.

Menjelang hari pemilihan, mantan Sekretaris BAPILU Partai NasDem Aceh tersebut mengakui bahwa, sejumlah besar kader Garda Pemuda NasDem di daerah-daerah bermigrasi mendukung pasangan calon Irwandi Yusuf- Nova Iriansyah untuk Gubernur-Wakil Gubernur dalam Pilkada 2017 mendatang.

Menurut Rahmat, alasan perpindahan dukungan sejumlah besar kader muda NasDem ke Irwandi Yusuf bukan semata-mata karena pendekatan kekecewaan politik kader akibat terdepaknya Ketua DPW Partai NasDem Aceh, Zaini Djalil sebagai Calon Wakil Gubernur Tarmizi Karim. Tapi kader muda Partai NasDem menilai Irwandi Yusuf- Nova Iriansyah dalam perkembangannya, baik dalam kampanye maupun dalam debat kandidat mampu menjelaskan jejak rekam dan program kerja yang lebih baik untuk Aceh ke depan.

“Aspirasi dari kawan-kawan yang saya terima, mereka beralih ke Irwandi karena melihat jejak rekam dan program kerja Pak Irwandi Yusuf untuk Aceh ke depan lebih rasional dan kongket dibanding dengan paslon lain.” Terang Rahmat.

Rahmat juga menambahkan bahwa alasan lain sejumlah kader berubah haluan ke Irwandi Yusuf karena sejarah politik antara Partai NasDem dengan Irwandi Yusuf.

“Pak Irwandi kan pemenang survey Internal Partai NasDem, jadi menurut hemat sejumlah kader, mereka tidak mau menghina politik berbasis keilmuan untuk ke dua kali,” Tutup Rahmat.[AJNN/acehtrend]

AMP - Warga dusun Sungai Tebal, Merangin, Jambi dihebohkan dengan penemuan mayat berjenis kelamin laki-laki di kebun kopi. Identitas mayat tersebut diketahui bernama Muhammadin (40).

Penemuan mayat bernama Muhammadin (40) bermula saat seorang warga bernama julius Firnando hendak menelusuri pipa air bersih di belakang dusun Sungai Tebal.

Namun pada saat ingin menelusuri pipa air bersih,b tiba-tiba Julius di kejutkan dengan sesok mayat berjenis kelamin laki-laki yang berada di dekat pipa air di dalam kebun kopi warga.

Melihat ada mayat, Julius pun langsung memberitahukannya kepada warga terdekat. Dan tak beberapa lama kemudian, pihak Polsek Lembah Masurai dan warga langsung mendatangi lokasi penemuan mayat.

Saat dilakukan olah tempat kejadian penemuan mayat, ditemukanlah sebuah tas korban yang berisikan satu buah mi isntan, satu botol racun rumput dan satu buah senter.

Kapolres Merangin AKBP Aman Guntoro di konfirmasi awak media,membenarkan jika ada temuan mayat di Dusun Sungai Tebal.

“anggota kita masih menyelidiki penyebab kematian. Sebab pada saat korban di temukan di lokasi barang bukti yang ada hanya tas korban yang berisikan perlengkapan korban berladang," terang AKBP Aman Guntoro, Selasa (7/2/2017).[Sindo]

Ilustrasi
AMP - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh menemukan ada kertas suara yang rusak dan tercoblos pada salah satu kandidat. Temuan ini saat 35 petugas sedang melipat kertas suara Calon Gubernur-Wakil Gubernur (Cagub-Cawagub) Aceh.

Komisioner KIP Kabupaten Pidie Jaya, Firmansyah mengatakan, kerusakan kertas suara itu sudah dilaporkan kepada KIP Aceh. Dia memastikan kerusakan kertas suara tersebut tidak mengganggu pemilihan.

"Sudah kita laporkan kertas suara yang rusak itu," kata Firmansyah di Banda Aceh, Senin (6/2).

Adapun kertas suara yang ditemukan rusak saat pelipatan sebanyak 61 lembar. Kerusakan rata-rata sobek, tidak ada gambar, berkerut dan ada yang sudah tercoblos pada salah satu kandidat. Kertas suara itu intinya tidak dapat dipergunakan karena cacat.

"Enggak terganggu Pilkada, kertas kertas suara tetap cukup. DPT (Daftar Pemilih Tetap) kita ada 106.577 pemilih, jadi kertas suara ditambah cadangan, masih cukup," jelasnya.

Kata Firmansyah, semua proses pelipatan kertas suara sudah rampung dikerjakan. Selama melakukan pelipatan, petugas selalu diawasi oleh pihak Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Pidie Jaya dan pihak kepolisian.

"Selalu diawasi oleh Panwaslih dan polisi, setiap apa yang kita kerjakan," tutupnya.(Mdk)

AMP - Puteh Amin (70), warga Desa Ranub Dong, Kecamatan Meurebo, Kabupaten Aceh Barat, tewas terpanggang karena terjebak di dalam rumahnya saat terjadi kebakaran, Minggu (5/2/17) malam sekitar pukul 20.00 WIB.

“Saat kami lihat, api sudah membesar,” kata Arsyat, Kepala Dusun Sejahtera, Desa Ranub Dong.

Menurut Arsyat, saat kejadian, korban berada di dalam rumah sendirian dalam kondisi pintu terkunci dari luar, lantaran anaknya M Saleh (50) diketahui belum pulang dari bekerja sebagai penyadap air nira.

“Korban selama ini tinggal berdua dengan anaknya M Saleh. Kondisi nenek itu memang selama ini dalam keadaan sakit-sakitan, matanya pun sudah rabun,” katanya.

Puteh selama ini tinggal bersama anaknya di rumah papan berukuran kecil tanpa aliran listrik. Kebakaran diduga akibat percikan api dari lampu teplok yang selama ini diandalakan sebagai penerangan pada malam hari.

“Rumah ini tidak ada aliran listrik, selama ini penghuni hanya menggunakan penerangan lampu teplok,” ujarnya.

Tak lama setelah kejadian, lanjut Arsyat, warga langsung berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun upaya warga tak dapat menyelamatkan nyawa korban dari musibah kebakaran itu.

Api baru bisa dijinakkan setelah tiga armada pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Rumah korban beserta seluruh isinya telah ludes dilalap si jago merah karena tak dapat diselamatkan dalam musibah kebaran itu.

Jenazah korban kebakaran kini sudah disemanyamkan di rumah warga lain tak jauh dari lokasi kebakaran itu. Hingga berita ini diturunkan, anak korban belum diketahui keberadaannya. (kompas)

Don Muzakir ketua Rakan Mualem Aceh bersama Muzakir Manaf
AMP - Jelang pilkada Aceh, kritikan, mengolok-olok, dan mengfitnah calon kandidat lawan politik kerap terjadi di Aceh, tapi takk seperti di tahun 2012 yang membantai orang-orang tak berdosa dengan senjata api bahkan sampai saat ini belum bisa ditangkap aktor dibalik pembunuhan tersebut.

Tak sengaja, Tim AMP stamby di salah satu warung kopi di ulee kareng Banda Aceh dan mendengar bahwa Don Muzakir yang merupakan ketua Rakan Mualem Aceh ada dibubuhi tato dibagian badannya, bahkan salah seorang sumber tersebut berani menantang Don Muzakir untuk melepaskan bajunya di depan publik dan ingin membuktikan bahwa itu benar.

karena suasana perdebatan lagi panas, tim AMP tidak bisa menanyakan kebenaran tersebut secara langsung, sampai berita ini diturunkan, pihak AMP akan melakukan konfirmasi dengan Don Muzakir ketua Rakan Mualem Aceh .(AM-Aceh)
loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget