Ilustrasi |
AMNews - Hujan baru saja reda, jarum jam menunjukkan waktu tengah malam. Suhu udara terasa dingin hingga menusuk tulang. Seorang putri remaja duduk sembari mengutak-atik ponsel di sudut sebuah kafe di Kota Lhokseumawe, Aceh.
Seharusnya tengah malam begini, anak dara itu tidak lagi berkeliaran. Tapi ia bukan dara biasa. Ia sengaja mangkal di situ, mencari penghasilan dengan menggaet pria hidung belang.
Jangan bayangkan gadis itu memakai pakaian seksi. Ia mengenakan celana jeans agak ketat dipadu kaos lengan panjang, dan rambutnya tertutup jilbab. Terlihat sama seperti perempuan Aceh pada umumnya, hanya saja ia menggunakan celana jeans.
Sebut saja namanya Rindu (bukan nama sebenarnya). Ia sering dibawa lelaki hidung belang ke kamar hotel di pusat Kota Medan, Sumatera Utara.
Rindu bercerita kepada Tagar, mereka yang menggunakan jasa syahwatnya biasanya lelaki berusia dewasa dengan dompet tebal. Tarifnya minimal Rp 2 juta.
“Biasanya aku komunikasi melalui Facebook dan WhatsApp, melakukannya di Medan. Tidak pernah di Aceh, agar tak ada yang tahu, sehingga rahasia tetap terjaga,” ujar Rindu.
Bukan alasan itu saja. Tujuan lain menggunakan layanan jasa syahwatnya di Medan karena kondisinya lebih aman apabila dilakukan di hotel berbintang, dan apabila dilakukan di Aceh bisa saja nantinya akan kena cambuk.
Tidak Puas dengan Suami
Kasih (bukan nama sebenarnya). Perempuan berambut pirang ini tinggal di Kabupaten Aceh Utara. Ia memiliki suami dan anak. Pada tahun ini anaknya memasuki pendidikan di perguruan tinggi.
Kasih menjalani pekerjaan sebagai pekerja seks komersil (PSK) online selama dua tahun terakhir. Biasanya ia menggaet tamu dengan menggunakan aplikasi jejaring sosial Facebook dan WhatsApp. Setelah ada kesepakatan, komunikasi berlanjut melalui telepon.
Ia bercerita, terjun ke dunia gelap ini pada awalnya karena tidak mendapatkan kepuasan seksual dari suami. Berikutnya ia melakukannya untuk mendapatkan tambahan penghasilan.
“Saya tidak mendapat kepuasan saat berhubungan intim dengan suami, makanya saya menjalani ini. Selain itu supaya bisa mendapatkan uang lebih, untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Kasih.
Mereka yang menggunakan jasa Kasih pada umumnya adalah pria yang tinggal di Kota Medan. Mereka bertemu di salah satu hotel di Kota Binjai, Sumatera Utara. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga rahasia tamu jangan sampai ketahuan istrinya.
Saat pergi untuk melayani lelaki hidung belang yang memesannya di Kota Binjai, Kasih mengatakan kepada suaminya, ia pergi untuk bekerja di rumah temannya selama beberapa hari.
Sekali memberikan layanan seksual, Kasih mendapatk uang Rp 2 juta, kadang kadang ada yang memberinya Rp 5 juta.
Kasih yakin suami tidak mencurigainya sama sekali karena ia sangat rapi menyimpan rahasia pekerjaannya tersebut. Apalagi anak-anaknya, sama sekali tidak tahu pekerjaannya seperti itu.
Ia juga mengaku melayani pria hidung belang lokal yang ingin menggunakan jasanya. Namun dia lebih suka dibawa ke wilayah Binjai, karena menurutnya lebih terjamin keamanannya.
Saya tidak mendapat kepuasan saat berhubungan intim dengan suami, makanya saya menjalani ini. Selain itu supaya bisa mendapatkan uang lebih, untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kasih juga melayani pria hidung belang di rumah kawannya di kawasan Aceh Utara. Teman wanitanya itu telah bersuami, hanya saja suaminya sedang bekerja di Malaysia.
Untuk melakukan praktik syahwat di rumah tersebut, pelanggan lokalnya harus membayar Rp 200 ribu untuk satu jam, dan biaya jasa Rindu sebesar Rp 300 ribu untuk satu jam. Apabila ingin memperpanjang waktu layanan, harga tersebut tinggal diakumulasikan saja.
“Rumah ini cukup aman, karena orang tahu kawan saya itu punya suami, hanya saja kerja di Malaysia. Lagian pula di rumah itu ada anak-anaknya juga, jadi orang tidak curiga kalau kita bawa laki-laki,” tutur Rindu.
Seharusnya tengah malam begini, anak dara itu tidak lagi berkeliaran. Tapi ia bukan dara biasa. Ia sengaja mangkal di situ, mencari penghasilan dengan menggaet pria hidung belang.
Jangan bayangkan gadis itu memakai pakaian seksi. Ia mengenakan celana jeans agak ketat dipadu kaos lengan panjang, dan rambutnya tertutup jilbab. Terlihat sama seperti perempuan Aceh pada umumnya, hanya saja ia menggunakan celana jeans.
Sebut saja namanya Rindu (bukan nama sebenarnya). Ia sering dibawa lelaki hidung belang ke kamar hotel di pusat Kota Medan, Sumatera Utara.
Rindu bercerita kepada Tagar, mereka yang menggunakan jasa syahwatnya biasanya lelaki berusia dewasa dengan dompet tebal. Tarifnya minimal Rp 2 juta.
“Biasanya aku komunikasi melalui Facebook dan WhatsApp, melakukannya di Medan. Tidak pernah di Aceh, agar tak ada yang tahu, sehingga rahasia tetap terjaga,” ujar Rindu.
Bukan alasan itu saja. Tujuan lain menggunakan layanan jasa syahwatnya di Medan karena kondisinya lebih aman apabila dilakukan di hotel berbintang, dan apabila dilakukan di Aceh bisa saja nantinya akan kena cambuk.
Tidak Puas dengan Suami
Kasih (bukan nama sebenarnya). Perempuan berambut pirang ini tinggal di Kabupaten Aceh Utara. Ia memiliki suami dan anak. Pada tahun ini anaknya memasuki pendidikan di perguruan tinggi.
Kasih menjalani pekerjaan sebagai pekerja seks komersil (PSK) online selama dua tahun terakhir. Biasanya ia menggaet tamu dengan menggunakan aplikasi jejaring sosial Facebook dan WhatsApp. Setelah ada kesepakatan, komunikasi berlanjut melalui telepon.
Ia bercerita, terjun ke dunia gelap ini pada awalnya karena tidak mendapatkan kepuasan seksual dari suami. Berikutnya ia melakukannya untuk mendapatkan tambahan penghasilan.
“Saya tidak mendapat kepuasan saat berhubungan intim dengan suami, makanya saya menjalani ini. Selain itu supaya bisa mendapatkan uang lebih, untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Kasih.
Mereka yang menggunakan jasa Kasih pada umumnya adalah pria yang tinggal di Kota Medan. Mereka bertemu di salah satu hotel di Kota Binjai, Sumatera Utara. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga rahasia tamu jangan sampai ketahuan istrinya.
Saat pergi untuk melayani lelaki hidung belang yang memesannya di Kota Binjai, Kasih mengatakan kepada suaminya, ia pergi untuk bekerja di rumah temannya selama beberapa hari.
Sekali memberikan layanan seksual, Kasih mendapatk uang Rp 2 juta, kadang kadang ada yang memberinya Rp 5 juta.
Kasih yakin suami tidak mencurigainya sama sekali karena ia sangat rapi menyimpan rahasia pekerjaannya tersebut. Apalagi anak-anaknya, sama sekali tidak tahu pekerjaannya seperti itu.
Ia juga mengaku melayani pria hidung belang lokal yang ingin menggunakan jasanya. Namun dia lebih suka dibawa ke wilayah Binjai, karena menurutnya lebih terjamin keamanannya.
Saya tidak mendapat kepuasan saat berhubungan intim dengan suami, makanya saya menjalani ini. Selain itu supaya bisa mendapatkan uang lebih, untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kasih juga melayani pria hidung belang di rumah kawannya di kawasan Aceh Utara. Teman wanitanya itu telah bersuami, hanya saja suaminya sedang bekerja di Malaysia.
Untuk melakukan praktik syahwat di rumah tersebut, pelanggan lokalnya harus membayar Rp 200 ribu untuk satu jam, dan biaya jasa Rindu sebesar Rp 300 ribu untuk satu jam. Apabila ingin memperpanjang waktu layanan, harga tersebut tinggal diakumulasikan saja.
“Rumah ini cukup aman, karena orang tahu kawan saya itu punya suami, hanya saja kerja di Malaysia. Lagian pula di rumah itu ada anak-anaknya juga, jadi orang tidak curiga kalau kita bawa laki-laki,” tutur Rindu.
loading...
Post a Comment