AMP - Ada fenomena menarik di pesta pernikahan pasangan pengantin di Aceh Timur ini.
Jika seorang mempelai pria lazimnya diantar menggunakan mobil mewah menuju ke rumah pengantin wanita, tidak halnya dengan lelaki yang satu ini.
Dia adalah Fitra Azwandi, warga Gampong Aluebu Tuha, Peureulak Barat, Aceh Timur.
Fitra justru menggunakan wheel loader, alat berat yang biasa digunakan untuk memindahkan material ke dalam truk. Masyarakat biasa mengenal kendaraan ini dengan sebutan beko.
Fitra memang sehari-hari berprofesi sebagai operator alat berat itu.
Entah itu sebabnya, Dia akhirnya memilih untuk menggunakan wheel loader menuju ke rumah mempelai wanita. Namun kali ini bukan dia yang mengemudikannya.
Fitra hanya duduk di kursi yang telah disediakan persis di bucket wheel loader tersebut. Tampak juga beberapa orang ikut bersamanya. Seorang di antaranya memegang payung berwarna kuning, yang merupakan ciri khas dari adat Aceh.
Dari Gampong Aluebu Tuha, Peureulak Barat, mereka bergerak menuju Gampong Paya Bili, Kecamatan Peudawa Timur, tempat mempelai wanitanya yang bernama Muliana.
Fenomena ini menarik perhatian warga setempat. Mereka beramai-ramai ikut menyaksikan kehadiran linto baroe (pengantin pria) tersebut. Keluarga mempelai wanita juga menunjukkan rasa gembiranya.[beritakini.co]
Jika seorang mempelai pria lazimnya diantar menggunakan mobil mewah menuju ke rumah pengantin wanita, tidak halnya dengan lelaki yang satu ini.
Dia adalah Fitra Azwandi, warga Gampong Aluebu Tuha, Peureulak Barat, Aceh Timur.
Fitra justru menggunakan wheel loader, alat berat yang biasa digunakan untuk memindahkan material ke dalam truk. Masyarakat biasa mengenal kendaraan ini dengan sebutan beko.
Fitra memang sehari-hari berprofesi sebagai operator alat berat itu.
Entah itu sebabnya, Dia akhirnya memilih untuk menggunakan wheel loader menuju ke rumah mempelai wanita. Namun kali ini bukan dia yang mengemudikannya.
Fitra hanya duduk di kursi yang telah disediakan persis di bucket wheel loader tersebut. Tampak juga beberapa orang ikut bersamanya. Seorang di antaranya memegang payung berwarna kuning, yang merupakan ciri khas dari adat Aceh.
Dari Gampong Aluebu Tuha, Peureulak Barat, mereka bergerak menuju Gampong Paya Bili, Kecamatan Peudawa Timur, tempat mempelai wanitanya yang bernama Muliana.
Fenomena ini menarik perhatian warga setempat. Mereka beramai-ramai ikut menyaksikan kehadiran linto baroe (pengantin pria) tersebut. Keluarga mempelai wanita juga menunjukkan rasa gembiranya.[beritakini.co]
loading...
Post a Comment