AMP - Pekan ini di kejutkan dengan turun nya Presiden Ramzan Kafirov ke jalan di Ibu kota Grozny, Chevnya, Negara Ferderasi Rusia, pimpinan Vlafimir Putin, bersama jutaan Rakyat nya memprotes Myanmar atas perlakukan nya terhadap penduduk Muslimin Rohingya di Rakhine State. Terlihat aksi seorang presiden Muslim di Rusia ini bersama Rakyat nya itu, karena panggilan Iman dan Rasa Kemanusiaan.
Dunia sudah mengetahui, Tragedy kemanusiaan dan pembersihan etnik, oleh pemerintahan Myanmar yang di lakukan oleh Militer dan Kaum Biksu di sana. Tapi dunia seolah diam, tutup mata dan membisu. Itulah hupokrisme dunia atas isu2 HAM dan Demokrasi.
Meski, beberapa kali Tim PBB sudah datang ke Myanmar untuk selidiki tragedy ini dan selalu di halangi oleh China, tapi tidak ada tekanan internasional dari Rusia, AS, dan Uni Eropa atas China yang bela Myanmar. Padahal soal Nasib Muslimin Myanmar itu adalah soal Kemanusiaan dan Demokrasi. Maka perlu ada tekanan terhadap China untuk tidak bela Myanmar dalam pelanggaran HAM berat itu.
Oleh karena itu, Presiden Turki, Racep Tayyep Erdogan mau membawa soal Rohingya ke sidang PBB, perlu di dukung. Dan kehadiran Presiden Kadyrov bersamanJutaan Rakyat nya bela Rohingya punya arti penting. Penting dalam arti konsekwensi sebagai seorang Muslim, pemimpin Muslim, di mata Dunia terhadap Nasib sesama Muslim, di mana pun berada. Apalagi jelas sekali pesan Al Quran dan Al Hadis, bahwa sesama Muslim itu bersaudara. Seperti satu anggota tubuh, jika ada anggota tubuh lain sakit, maka anggota tubuh lain nya meraskan. Demikian pesan Rasulullah SAW.
Presiden Ramzan Kadyrov, dan aksi jutaan Massa di Ibu Kota Negara nya itu membawa pesan dan suara 1,5 miliar Umat Muslim Dunia. Dunia tidak boleh berdiam diri atas Tragedy kemanusiaan di Myanmar. Membaca dan mendengar Nasib yang di derita Umat Muslim Rohingya, seperti Nasib yang hampir sama yang di alami oleh Bangsa Palestina. Myanmar terhadap Rohingya, seperti Israel terhadap Palestina. Konon, senjata yang dipakai oleh militer Myanmar tembaki orang2 Rohingya di pasok dari Israel.
Melihat Nasib yang menimpa Rohingya seperti saat ini dan sebelum nya, seperti tertulis dalam sejarah dimana dahulunya Rohinya adalah sebuah Kesultanan Muslim yang beberapa lama di sana. Oleh karena nya selain tumbuhkan Solidaritas Kemanusiaan untuk Rohingya dan selamatkan mereka dari kepunahan karena etnic clinising dan genosida, perlu memberikan dukungan untuk Muslim Rohingya dapat menentukan Nasib sendiri sebagai Bangsa yang Merdeka, Berdaulat yang terbebas dari kezaliman di bawah Myanmar.
Sebagaimana dukungan Dunia Internasional terhadap Palestina dari Israel.
Suara dan pesan Presiden Kadyrov dan juga Masyarakat Checknya di Grozny beberapa hari lalu itu, bisa memberi inspirasi untuk mencarikan solusi permanen terhadap Nasib Muslim Rohingya. Sehingga Muslim Rohingya dapat kembali ke negeri dan tanah air tumpah darahnya, sebagai bangsa merdeka dan berdaulat bukan sebagai manusia pengungsi, dan terdampar di mana-mana. Karena negeri mereka itu kaya akan sumber alam yang sedang di ekploitasi oleh perusahaan China dan lain nya. Pembelaan China atas Kezaliman penguasa Myanmar dapat dibaca dari sini. China bela Myanmar karena kepentingangan ekonomi dan bisnisnya. Apalagi Penguasa Myanmar dukung China dalam program OBOR (One Belt, One Road) Rezim Komunis PKC, di bawah pimpinan Presiden Xi Zin Ping itu.
Untuk selamatkan Rohingya, sikap dan langkah Presiden Ramzan Kadyrov dan Rakyat nya itu memberi inspirasi yang patut di tiru juga perjuangan Presiden Turki, Erdogan dan kaum muslim di mana pun berada. Semoga Allah SWT memberi kekuatan dan kemenangan. Akhirnya, marilah dukung Rohingya sebagai Bangsa Merdeka.
Barakllah.
Dunia sudah mengetahui, Tragedy kemanusiaan dan pembersihan etnik, oleh pemerintahan Myanmar yang di lakukan oleh Militer dan Kaum Biksu di sana. Tapi dunia seolah diam, tutup mata dan membisu. Itulah hupokrisme dunia atas isu2 HAM dan Demokrasi.
Meski, beberapa kali Tim PBB sudah datang ke Myanmar untuk selidiki tragedy ini dan selalu di halangi oleh China, tapi tidak ada tekanan internasional dari Rusia, AS, dan Uni Eropa atas China yang bela Myanmar. Padahal soal Nasib Muslimin Myanmar itu adalah soal Kemanusiaan dan Demokrasi. Maka perlu ada tekanan terhadap China untuk tidak bela Myanmar dalam pelanggaran HAM berat itu.
Oleh karena itu, Presiden Turki, Racep Tayyep Erdogan mau membawa soal Rohingya ke sidang PBB, perlu di dukung. Dan kehadiran Presiden Kadyrov bersamanJutaan Rakyat nya bela Rohingya punya arti penting. Penting dalam arti konsekwensi sebagai seorang Muslim, pemimpin Muslim, di mata Dunia terhadap Nasib sesama Muslim, di mana pun berada. Apalagi jelas sekali pesan Al Quran dan Al Hadis, bahwa sesama Muslim itu bersaudara. Seperti satu anggota tubuh, jika ada anggota tubuh lain sakit, maka anggota tubuh lain nya meraskan. Demikian pesan Rasulullah SAW.
Presiden Ramzan Kadyrov, dan aksi jutaan Massa di Ibu Kota Negara nya itu membawa pesan dan suara 1,5 miliar Umat Muslim Dunia. Dunia tidak boleh berdiam diri atas Tragedy kemanusiaan di Myanmar. Membaca dan mendengar Nasib yang di derita Umat Muslim Rohingya, seperti Nasib yang hampir sama yang di alami oleh Bangsa Palestina. Myanmar terhadap Rohingya, seperti Israel terhadap Palestina. Konon, senjata yang dipakai oleh militer Myanmar tembaki orang2 Rohingya di pasok dari Israel.
Melihat Nasib yang menimpa Rohingya seperti saat ini dan sebelum nya, seperti tertulis dalam sejarah dimana dahulunya Rohinya adalah sebuah Kesultanan Muslim yang beberapa lama di sana. Oleh karena nya selain tumbuhkan Solidaritas Kemanusiaan untuk Rohingya dan selamatkan mereka dari kepunahan karena etnic clinising dan genosida, perlu memberikan dukungan untuk Muslim Rohingya dapat menentukan Nasib sendiri sebagai Bangsa yang Merdeka, Berdaulat yang terbebas dari kezaliman di bawah Myanmar.
Sebagaimana dukungan Dunia Internasional terhadap Palestina dari Israel.
Suara dan pesan Presiden Kadyrov dan juga Masyarakat Checknya di Grozny beberapa hari lalu itu, bisa memberi inspirasi untuk mencarikan solusi permanen terhadap Nasib Muslim Rohingya. Sehingga Muslim Rohingya dapat kembali ke negeri dan tanah air tumpah darahnya, sebagai bangsa merdeka dan berdaulat bukan sebagai manusia pengungsi, dan terdampar di mana-mana. Karena negeri mereka itu kaya akan sumber alam yang sedang di ekploitasi oleh perusahaan China dan lain nya. Pembelaan China atas Kezaliman penguasa Myanmar dapat dibaca dari sini. China bela Myanmar karena kepentingangan ekonomi dan bisnisnya. Apalagi Penguasa Myanmar dukung China dalam program OBOR (One Belt, One Road) Rezim Komunis PKC, di bawah pimpinan Presiden Xi Zin Ping itu.
Untuk selamatkan Rohingya, sikap dan langkah Presiden Ramzan Kadyrov dan Rakyat nya itu memberi inspirasi yang patut di tiru juga perjuangan Presiden Turki, Erdogan dan kaum muslim di mana pun berada. Semoga Allah SWT memberi kekuatan dan kemenangan. Akhirnya, marilah dukung Rohingya sebagai Bangsa Merdeka.
Barakllah.
loading...
Post a Comment