Halloween Costume ideas 2015
September 2017

AMP - 150 Prajurit TNI dikerahkan dalam kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler Ke 100 di Desa Alue Dua, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara.

Komandan Kodim 0103/Aceh Utara, Letkol Kav Fadjar Wahyudi Broto, Kamis (28/9/2017) saat di konfirmasi melalui selulernya mengatakan, mulai kemarin seluruh prajurit telah berada di Desa Alue Dua, Nisam Antara.

Para prajurit menginap di beberapa rumah masyarakat dengan tujuan agar lebih dekat dan terjalinnya hubungan kekeluargaan antara TNI dan masyarakat.

"Biaya makan prajurit diserahkan kepada masyarakat agar tidak membebani sang pemilik rumah yang ditumpangi," kata Dandim.

Sebagaimana diketahui,  dalam kegiatan TMMD ke 100 ini, Prajurit TNI membuka jalan sepanjang 4.000 meter dari Jalan KKA Km 32 menuju dusun jabal antara Desa Alur Dua.

Terpilihnya Kecamatan Nisam Antara sebagai lokasi TMMD ke-100 tahun 2017 merupakan satu kesempatan bagi masyarakat setempat untuk mengembangkan potensi desa.

Supaya ke depan menjadi lebih bernilai baik secara ekonomi, sosial maupun agama.(Serambi)

AMP - Usai ditemukan sosok mayat tanpa busana di Dusun Paretinap, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (26/9/2017), Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pasuruan melakukan pemeriksaan pada kasus tersebut.

Hasil pemeriksaan awal menunjukkan adanya bekas sperma di area kemaluan jenazah.

Pembunuhan tersebut diduga terjadi setelah pelaku berhubungan badan dengan korban.

Setelah diperiksa lebih lanjut, terungkap sosok pelaku dan motif yang mendasari pembunuhan keji itu.

Temuan itu terungkap berdasarkan laporan dari Gabungan Unit Reskrim Polsek Purwodadi dan Buser Polres Pasuruan Wilayah Selatan yang diunggah oleh akun Facebook Dwi Sinyo di grup Purwosari Hebat.

Menurut laporan tersebut, sebelum tragedi mengenaskan terjadi, korban EPN (16) dan pelaku MMH (17) berpesta miras bersama rekan-rekan lainnya di area Klenteng Tri Dharma, tak jauh dari lokasi pembunuhan.

Di tengah berlangsungnya pesta miras, mobil patroli polisi melintas di sekitar lokasi tersebut.

EPN, MMH, dan rekan-rekannya pun panik kemudian lari berhamburan membubarkan diri.

Saat itu EPN dan MMH lari ke area persawahan di sekitar lokasi pesta miras.

Mereka pun bersembunyi di gubuk kudian.

Di dalam gubuk itu MMH mengajak korban untuk berhubungan badan.

Namun, ternyata setelah melakukan persetubuhan dengan EPN, MMH masih menyimpan sakit hati yang disebabkan EPN beberapa waktu lalu.

MMH mengaku dendam itu tertanam sejak EPN pernah menjelek-jelekkan MMH di depan pacarnya.

Timbulnya kembali sakit hati itu mendorong MMH untuk memukul kepala dan mencekik EPN menggunakan sebatang kayu.

Pukulan itu mengenai pelipis mata kanan EPN.

Setelah dianiaya, nyawa EPN melayang.

Kemudian MMH membuang celana panjang EPN di bawah pohon bambu dan meninggalkan lokasi kejadian. (TribunVideo.Com/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)

Ilustrasi
AMP - Jamaluddin (50), sopir mobil truk pengangkut pasir menjadi korban perampokan oleh orang tak dikenal (OTK) dengan menggunakan senjata api laras panjang.

Kapolres Pidie AKPB Andi Nugraha Setiawan Siregar kepada wartawan, Kamis (28/9) mengatakan, perampokan tersebut terjadi di kawasan Sungai Gampong Pulo Tambo, Kecamatan Tiro, Rabu (27/9) malam sekira pukul 20.00 WIB.

"Pelaku diduga berjumlah dua orang mengunakan senpi laras panjang," katanya.

Malam itu, mobil yang disopiri korban warga asal Gampong Trieng Judo Tunong, kecamatan setempat bersama seorang karnetnya Ibnu Saddam hendak memuat pasir di sungai.

Setibanya di lokasi kejadian korban melihat ada dua orang yang keluar dari belakang tumpukan batu dan langsung mengeluarkan tembakan keatas sebanyak satu kali dengan mengunakan senpi laras pajang.

"Pelaku menghampiri sopir dengan menodongkon senjata meminta untuk menyerahkan uang," kata Kapolres Pidie.

Saat itu kernet sempat berduel dengan pelaku, namun karena diancam akan ditembak selanjutnya melarikan diri.

Kemudian pelaku perampokan menyeret keluar sopir dari mobil serta dipukul dengan popor senjata api laras panjang.

"Setelah korban dipukuli, pelaku merampas uang sebesar Rp 1 juta," ungkapnya.[AJNN]

AMP - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi pembicara dalam diskusi memperingati peristiwa G30S/PKI yang digelar F-PKS. Jenderal Gatot bicara banyak hal, dari Pancasila hingga keturunan PKI.

Jenderal Gatot bicara soal sifat bangsa yang patriotik. Dia lalu bicara soal masa lalu dan bagaimana bangsa Indonesia menyikapinya saat ini.

"Kalau kita lihat G30S/PKI, dendam yang luar biasa. Tapi begitu selesai, tidak," ujar Gatot di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (27/9/2017).
Menurut Gatot, bangsa Indonesia saat ini sudah cukup dewasa. Dia lalu memberi contoh ada keturunan PKI yang kini duduk di parlemen.

"Buktinya jelas, siapa yang berkubu 'aku bangga sebagai anak PKI'. Orangnya ada di sini, ya kan? Masuk parlemen ya, diapa-apakan nggak sama umat muslim? Diapa-apakan nggak? Tidak," tutur Gatot.

"Karena yang besar mengayomi yang kecil. Itu kan perorangan, kalau sudah ada kelompok, itu membahayakan, cegah," imbuh Gatot.

Sebelumnya, eks Ketua MK Mahfud MD pernah berbicara hal serupa seperti Gatot. Mahfud mengatakan sudah saatnya bangsa Indonesia menatap ke depan dan tak mengungkit masa lalu, termasuk tragedi 1965. Mahfud melanjutkan sudah banyak keturunan anggota PKI yang bekerja kantoran, menjadi anggota DPR, ataupun menjadi PNS.


"Tidak ada gunanya juga, wong sekarang ini sudah rukun. Keturunan PKI sekarang sudah bisa kerja di kantor-kantor dan tidak diganggu-ganggu. Orang mau kerja nggak dilihat KTP-mu apa. Sekarang sudah bisa jadi (anggota) DPR, pegawai negeri, dan sebagainya. Ngapain mau ribut-ribut lagi," kata Mahfud MD kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (25/9).[Detik.com]

Video Tanggapan Panglima TNI Soal Ideologi PKI:Disini

AMP - Aparat Polsek Syamtarila Aron meringkus pelaku yang diduga pembacok Saiful (35), Ketua Pemuda Gampong Kumbang, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara.

Pelaku bernama Danil (21), warga Gampong Keutapang, kecamatan yang sama. Dia ditangkap saat sedang tidur di tempat persembunyiannya di sebuah rumah di Desa Sido Mulyo, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, kemarin.

Kapolsek Kapolsek Syamtalira Aron Iptu M Jamil mengatakan, penangkapan Danil merupakan pengembangan dari penangkapan tersangka kasus narkoba jenis sabu.

Polisi, kata Jamil, mendapat informasi bahwa ada peredaran barang haram di Gampong Keutapang. Petugas lantas melakukan penyamaran dengan berpura-pura menjadi pembeli.

Saat itu, polisi berhasil menangkap AR (24) Gampong Keutapang, Kecamatan Syamtalira Aron. Dari AR, polisi melakukan pengembangan dan menangkap AE alias Suwik.

Dari kedua pelaku inilah polisi mengetahui keberadaan Danil.

Dini hari tadi, Rabu (26/9/2017) polisi memboyong AE untuk menunjukkan lokasi persembunyian Danil.

"Saat ditangkap Danil sedang tidur tempat persembunyiannya, " kata Jamil.

Ketiga pelaku kini ditahan di Mapolsek Syamtalira Aron untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.(beritakini)

AMP - TM (50) pimpinan di salah satu dayah di Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) tersangka pencabulan terhadap anak di bawah umur akhirnya menyerahkan diri ke Mapolres Aceh Utara, Rabu, (27/09/2017).

Kapolres Aceh Utara AKBP Untung Sangaji melalui Kasat Reskrim Iptu Rizki Kholiddiansyah mengatakan, sebelum TM menyerahkan diri, Kasat Reskrim Polres Aceh Utara memerintahkan kepada Aipda M.Yafis untuk berkomunikasi dengan pihak keluarga TM, dari hasil Koordinasi dan Konsultasi dengan pihak keluarga tersangka, sehingga bersedia menyerahkan diri ke Pihak Kepolisian Resor Aceh Utara dengan di Jemput oleh Aipda M.Yafis seorang diri.

"Dari hasil Koordinasi dengan pihak keluarga, akhirnya tersangka menyerahkan diri" katanya

Lanjutnya, kronologis tersebut dari hasil koordinasi yang dilakukan Aipda M.Yafis sekitar Pukul 14.00 WIB yang bergerak ke Gampong Blang Geulumpang Kecamatan Idi, Aceh Timur (rumah keluarga TM).

Sesampainya disana, Aipda M.Yafis yang ditemani oleh T.Mukhlis (abang kandung tersangka) menuju ke Gampong  Keude Dua Kecamatan setempat bertepatan di depan Meunasah (surau) Gampong Keude Dua.

"M.Yafis melihat tersangka di pinggir jalan dan mendekatinya dengan memberhentikan kendaraan di depannya dan tersangkapun langsung naik mobil dan selanjutnya menuju Mako Polres Aceh Utara yang tiba sekitar pukul 18:00 WIB tadi,"jelasnya.


Diberitakan sebelumnya,
TM (50), pimpinan sebuah dayah di Aceh Utara dilaporkan ke polisi atas dugaan pencabulan anak di bawah umur. Korban tak lain adalah santrinya sendiri sebut saja bunga (17).


keluarga korban melaporkan pelaku TM, Rabu (6/9) ke Mapolsek Tanah Luas. Kronologi bermula saat TM menghubungi ibu korban dan mengatakan ingin menikah dengan korban karena sebelumnya telah menyetubuhinya.. [acehtrend]

AMP - Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Gayo Lues melakukan penangkapan terhadap dua pelaku penyelundukan ganja kering dari Blangkejeren, Gayo Lues ke Provinsi Sumatera Utara. Penangkapan tersebut dilakukan BNN setempat setelah mendapatkan informasi dari masyarakat adanya gerak gerik upaya penyeludukan barang haram tersebut.

Hal tersebut disampaikan kepala BNNP Aceh melalui Kabid penegakan Amanto SH, pada saat jumpa pers di Kantor BNNP Aceh, Bathoh, Banda Aceh, Rabu (27/9).

Penangkapan terjadi Senin (25/9), penangkapan juga ikut dibantu personel TNI dari Kodim setempat. Penangkapan dilakukan ketika mobil yang membawa barang haram itu melintas di dekat Bandara Blangkejeren.

Dari hasil penangkapan tersebut, BNN berhasil mengamankan sebayak 127 bal ganja kering yang sudah dipres dengan berat 140,7 Kg, dan satu orang tersangka M. Amin Darma (40), warga Sumatera Utara.

"Tersangka ini selaku supir, sementara pemilik ganja dengan nama Unyil melarikan diri pada waktu itu," kata Amanto

Amanto mengaku tidak menyampaikan ke publik terlebih dahulu karena masih mengejar pelaku lainnya Unyil. Dalam waktu 24 jam, pihaknya sudah menangkap Unyil yang kini berada di Polres Gayo Lues.

"Dari keterangan tersangka, mobil yang membawa ganja itu dirental. Tersangka melanggar pasal 111 UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dengan pidana penjara paling singkat 4 tahun penjara paling lama 12 tahun penjara," ujarnya.

Selain itu, tersangka mengaku baru pertama sekali melakukan aksi tersebut, alasannya karena masalah ekonomi. Untuk meloloskan barang itu ke Sumatera Utara, pelaku hanya dibayar Rp 10 juta.

"Peredaran ganja di Gayo Lues sudah sering terjadi. Kebanyakan ganja dipasok ke Sumatera Utara," ungkapnya.[AJNN]

Ilustrasi
AMP - Warga Gampong Alue Keujruen, Tanah Luas, Aceh Utara, Senin (25/9) dini hari tadi, mendadak heboh. Pasalnya, rumah TM pimpinan sebuah dayah di Aceh Utara yang menjadi tersangka atas kasus pencabulan santriwati, dibakar oleh Orang Tak Dikenal (OTK).

Kabag Humas Polres Aceh Utara AKP Jarafuddin mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam insiden pembakaran rumah milik TM. Karena, saat kejadian tidak ada penghuni di dalam rumah.

Namun, sambung dia, dua ruang tidur di rumah tersebut dilalap sijago merah. “Api cepat dipadamkan. Tak ada korban jiwa, karena memang tak ada orang di dalam,” katanya kepada wartawan.

Seperti diketahui, TM dilaporkan ke Polisi karena dugaan pencabulan santriwatinya. Polisi telah melacak tapi belum menemukannya.

Dia telah melarikan diri sejak 5 September 2017 lalu, dan sampai saat ini, TM belum juga ditangkap. “Pelaku sangat licin dan lihai bersembunyi. Kita masih terus memburunya,” tegas Jafar.(pikiranmerdeka.co)

AMP - Kudeta bingung Gerakan 30 September gagal total. Setelah mereka menculik enam jenderal dan satu perwira pertama TNI AD, tak ada gerakan susulan yang dilakukan. Dalam waktu kurang dari 24 jam, mereka langsung dihancurkan Jenderal Soeharto.

Nasib para pelaku dan motor gerakan ini sama tragisnya dengan para jenderal yang mereka bunuh.

Tak ada informasi resmi bagaimana Ketua CC PKI Dipa Nusantara (DN) Aidit tewas. Setelah G30S gagal, Aidit langsung melarikan diri dari Jakarta. Aidit kabur ke daerah basis PKI di Yogyakarta.

Aidit lalu berkeliling ke Semarang dan Solo. Dia masih sempat menemui beberapa pengurus PKI di daerah untuk melakukan koordinasi.

Dia bisa ditangkap setelah TNI lebih dulu menangkap seorang tokoh PKI. Orang itulah yang diancam dan dipaksa menunjukkan tempat persembunyian Aidit.

Tanggal 22 November 1965, Aidit ditangkap pasukan Brigade Infantri IV Kostrad di kampung dekat Stasiun Solo Balapan. Aidit bersembunyi dalam sebuah ruangan yang ditutup lemari. Tentara curiga saat melihat ada ruangan yang kelihatan tak wajar.

Aidit yang ditangkap sempat menggertak Letnan yang menggerebeknya.

"Saya Menteri Koordinator!" gertak Aidit.

Letnan itu sempat kecut. Namun dia tetap menjalankan tugasnya. Aidit diperlakukan dengan cukup baik saat ditangkap.

Kepada Komandan Brigif IV, Kolonel Jasir Hadibroto, Aidit minta dipertemukan dengan Soekarno. Aidit mengaku sudah membuat pengakuan tertulis soal G30S. Dokumen itu rencananya akan diberikan pada Soekarno.

Tapi keinginan Aidit tak pernah terpenuhi. Keesokan harinya, Jasir dan pasukannya membawa Aidit ke sebuah sumur tua di belakang markas TNI di Boyolali. Aidit berpidato berapi-api sebelum ditembak. Berondongan AK-47 mengakhiri hidup Ketua Comite Central PKI itu.

Kuburan pasti Aidit tak diketahui hingga kini.

Dikutip dari berbagai sumber.

AMP - Ada upaya pemurtadan di Aceh Singkil melalui agama, ekonomi, pendidikan dan budaya. Tidak sedikit, para misionaris yang membeli tanah kemudian mendirikan banyak gereja dan undung-undung. Program Kristenisasi juga dilakukan melalui perkawinan.

“Di pekarangaan rumah mereka, ada yang memelihara babi. Belum lagi praktik rentenir yang diduga didanai gereja. Yang tak kalah meresahkan adalah keberadaan minuman keras (miras) atau tuak yang dianggap budaya masyarakat non Muslim,” ujar tokoh Islam Aceh Singkil, Tgk Zainal Abidin Tumengger kepada JITU,  belum lama ini.

Pertengahan Juni 2012 di Kabupaten Aceh Singkil sempat digemparkan dengan banyaknya buku penghinaan ajaran Islam yang disebar ke tempat-tempat rumah ibadah, seperti masjid, musholla, dan di jalan-jalan. Termasuk menyebarkan Bibel atau selebaran terkait Kristenisasi.

“Salah satu program Kristenisasi adalah inflitrasi budaya secara perlahan. Minum tuak, misalnya, dianggap budaya nenek moyang mereka, sehingga masyarakat muslim mengamini anggapan itu,” tambah Azwar, salah seorang warga Lipat Kajang, Aceh Singkil.

Misionaris di Aceh Singkil

Menurut catatan Aliansi Sumut Bersatu (ASB), Agama Kristen pertama kali masuk ke wilayah Aceh Singkil pada 1930 melalui seorang penginjil yang berasal dari Salak Pakpak Barat, bernama Evangelist I.W Banurea.

Pada 1932 Evangelis bekerjasama dengan perkebunan Socfindo mendirikan gereja, kemudian satu demi satu, desa-desa itu dikunjungi dan terbentuklah gereja-gereja. Sampai saat ini sudah sekitar 1.700 kepala keluarga atau sekitar 15.000 jiwa yang menganut agama Kristen di wilayah Aceh Singkil dan Sulubussalam.

Pertambahan jumlah pemeluk agama Kristen yang cukup signifikan ini mendorong pihak gereja untuk melakukan penambahan jumlah rumah ibadahnya sebagai upaya untuk menjawab kebutuhan para umatnya dalam melakukan peribadatan.

Dalam penelusuran JITU, hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil didominasi oleh Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD). 

Dahulu orang Pakpak tidak punya agama, mereka menganut animisme yang disebut Pelebegu, agama asal suku Batak sebelum kedatangan Islam dan Kristen ke tanah Batak. Agama Pelebegu dianuti oleh masyarakat Mandailing, Angkola, Karo dan Pakpak sebelum Islam, kemudian disebarkan ke seluruh Sumatera Utara. Di tanah Karo agama ini disebut Perbegu.

Malah dikatakan agama Pelebegu adalah perintis kepada agama Parmalim yang telah diasaskan oleh Sisingamangaraja XII dengan pelopornya Guru Somalaing. Kemudian, muncul aliran kepercayaan yang disebut Pambi.

“Kemudian datang penjajah yang menguasai perkebunan. Kedatangan suku Pakpak dari Bungus dan wilayah Sumut lainya kemudian membuat komunitas di Aceh Singkil. Masyarakat Pakpak datang ke Aceh Singkil diantaranya bermarga Tumengger dan Bancin. Di Aceh Singkil, mereka bekerja di kebun kelapa sawit, menetap hingga beranak pinak,” papar Tgk Zainal Abidin Tumengger, yang juga anggota Majelis Permuswaratan Ulama (MPU) Aceh Singkil.

Ketika Kristen masuk ke Aceh Singkil, misionaris membangun gereja dan mendatangkan pekerja non muslim ke sini. Sejak itulah Gereja GKPPD berkembang di Aceh Singkil. “Sucfindo, sebuah perusahaan kelapa sawit yang sebagian besar sahamnya milik Belgia, punya peran pembangunan gereja di Aceh Singkil ketika itu,” ujar Zainal.  

Dikatakan Zainal Abidin, di masa kolonial Belanda, hanya ada satu gereja di Aceh Singkil. Tapi kemudian, sejak Indonesia merdeka, bahkan diberlakukan syariat Islam di Aceh, keberadaan rumah ibadah Kristiani justru berkembang hingga 24 gereja (versi pemerintah), sedangkan masyarakat muslim Aceh mencatat terdapat 27 gereja.

Ingkar Janji Kaum Nasrani

Berdasarkan kesepakatan sebelumnya (tahun 2001), sebagai wujud toleransi umat Islam di Aceh Singkil, diperbolehkan berdiri satu gereja dan empat undung-undung. Tapi kemudian, kaum Nasrani tidak menepati janji. Undung-undung yang awalnya diperuntukkan untuk menampung puluhan orang saja, kemudian merehabilitasi bangunan fisiknya menyerupai gereja.

Yang jelas, sudah beberapa kali dilakukan penyegelan oleh Pemerintah Daerah Aceh Singkil (sejak 1979-2015). Rumah ibadah ilegal yang telah disegel pemerintah, secara diam-diam dibuka kembali oleh pihak Nasrani, dan digunakan untuk beribadah.

“Mereka kembali melakukan pelanggaran yang telah disepakati. Bahkan, secara bertahap, membangun rumah ibadah di tempat yang berbeda. Pelanggaran inilah yang diprotes masyarakat muslim Aceh Singkil," tandas Zainal.

Yang menjadi masalah sesungguhnya, kata Zainal, adalah tidak adanya peraturan yang bersifat permanen. Misalnya, ketika masyarakat meminta Pemkab untuk menertibkan rumah ibadah ilegal, Bupati kerap meremehkan tuntutan masyarakat muslim.  “Deadline waktu satu minggu untuk eksekusi, yang terjadi justru mengulur-ulur waktu.” [suara-islam.com}

AMP - PDIP menuding Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berpolitik lewat nonton bareng film G30S/PKI. Apa kata Jenderal Gatot?

"Kalau politik, apa saja dipolitisasi, kamu-kamu saja bisa dipolitisasi. Jadi biarin aja," kata Jenderal Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9/2017).

Jenderal Gatot santai menanggapi tudingan itu. Menurutnya, wajar saja bila langkahnya itu dicurigai.

"Saya bilang orang kawin bisa politik, apalagi nonton film gitu. Ya wajar-wajar saja, orang curiga wajar, orang punya persepsi wajar, sekarang komentar apa pun wajar," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, politikus PDIP Effendi Simbolon mengatakan instruksi Gatot menimbulkan reaksi dari beberapa partai politik. Beberapa parpol, seperti PKS dan PAN, jadi ikut-ikutan menggelar nobar film G30S/PKI.

"Sebagai orang politik, (saya kira) adalah ya (muatan politis). Kalau mau nonton, ya nonton aja. Prajurit siap ya, kalau sudah dibuat instruksi ya," ujar Effendi di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/9/2017).

Detik.com

AMP - Lebih dari 430.000 orang Rohingya telah tiba di distrik Cox's Bazar di Bangladesh dalam empat minggu terakhir, melarikan diri dari serangan militer di dalam Myanmar.
Lembaga bantuan mengatakan anak-anak, janda, orang tua dan orang cacat adalah yang paling rentan, membutuhkan bantuan dalam bentuk makanan, tempat tinggal dan perawatan kesehatan.
Al Jazeera berbicara dengan beberapa pengungsi, yang menceritakan kisah mereka.
Saya meninggalkan rumah saya di desa Kuinnyapara di Maungdaw.
Anakku, Abdullah, dibunuh oleh tentara Myanmar. Dia berusia 28. Dia merawatku. Saya melarikan diri untuk hidup saya bersama dengan sesama penduduk desa. Aku hampir tidak bisa berjalan, tapi entah bagaimana berhasil mencapai Dhankhali Char untuk menyeberangi sungai Naf ke Bangladesh.
Ketika saya tidak berdaya, seorang pemuda bernama Hamid Hossain, 27, menyelamatkan saya. Saya tiba di Bangladesh dengan Hamid melintasi perbatasan di Shah Pori Dwip pada tanggal 3 September.
Saya pertama kali berlindung di daerah perpanjangan Kutupalong dan kemudian dia beserta keluarganya bergeser ke puncak bukit di perpanjangan Balukhali. Saya tinggal di sini bersama Hamid tapi dia memiliki keluarga sendiri 15 orang.
Suami saya Abu Bakar Siddique meninggal delapan tahun yang lalu. Abdullah termasuk di antara delapan anak saya. Saya tidak tahu keberadaan anak-anak saya yang lain.
Tempat saya tinggal saat ini bagus tapi jauh dari jalan utama.
Saya telah meninggalkan segala sesuatu kepada Allah dan ingin mengambil nafas terakhir saya tanpa rasa takut diserang.
Saya melarikan diri dari daerah Badanat di Maungdaw. Di antara 10 anak saya, hanya satu anak laki-laki dan seorang anak perempuan yang masih hidup, sisanya terbunuh saat melakukan serangan. Saat ini saya tinggal di dekat puncak bukit bersama putri saya.
Saya ingin makanan. Saya tidak makan apapun sejak pagi. Selain itu, saya tidak bisa tidur karena sakit di tubuh saya. Bisakah kamu melakukan apapun untukku?
Putri saya Nasima Begum, 42, suaminya, Ali Chan Miah, tinggal jauh dari jalan utama. Sulit untuk mengambil makanan di sini.
Nasima mengatakan: "Saya dan suami dan anak-anak saya bisa melewatkan hari dengan kelaparan namun sangat sulit bagi ibu saya untuk mentolerirnya pada usia ini."
Saya mengalami gangguan penglihatan. Saya mohon kepada kamp pengungsi Thaingkhali yang tidak terdaftar untuk bertahan hidup. Saya dari Charicomb di Maungdaw. Saya tinggal di tempat selama tujuh hari terakhir, tapi tidak bisa menemukan pusat medis. Saya perlu berkonsultasi dengan dokter mata.
Saya tidak tahu di mana saya bisa menemukan tempat medis untuk tuna netra.
Saya senang saya datang kesini. Setidaknya tidak ada yang membunuhku. Orang-orang di sini bermurah hati, mereka memberi makanan.
Kaki saya lumpuh saat masih kecil, akibatnya saya tidak bisa menikah sampai sekarang.
Ayah dan ibuku meninggal beberapa tahun yang lalu, dan kami tinggal di desa Morikhong di Maungdaw sendirian.
Ketika desa-desa terdekat diserang, saya memberi sekitar 300.000 Kyat kepada dua anak laki-laki dari desa saya untuk membantu kami mencapai Bangladesh.
Saat ini saya tinggal di gudang nomor 19 di Blok D di kamp Kutupalong yang terdaftar di rumah salah satu kerabat saya.
Adik perempuan Jannat Shamima, 22, mengatakan bahwa mereka hidup dengan sejumlah uang yang ditinggalkan oleh ayah mereka
"Tapi sekarang kita punya sedikit uang yang tersisa.
"Saya tidak tahu bagaimana kita bisa bertahan setelah uang selesai. Kita tidak punya sumber penghasilan di sini.
"Berkat penyandang cacat Internasional, sebuah LSM, kita memiliki tempat untuk mendapatkan perawatan yang bebas biaya, tapi siapa yang akan memberi kita makanan dan tempat tinggal di masa depan?"
Sumber: Berita Al Jazeera

AMP - Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) boleh saja dengan angka yang mencengangkan. Namun, hingga September ini yang terserap baru 42 persen dari total APBA 2017 Rp14,7 triliun. Kondisi ini tidak dapat dipisahkan dari lemahnya Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) dalam menciptakan dan menjalanlan program.

Sepertinya, Pemerintah Aceh belum mampu belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya terkait persoalan serapan anggaran. Setiap tahun, penyerapan anggaran cenderung rendah di tiga semester awal dan kemudian mengakumulasi di akhir tahun.

Pola penyerapan dana APBA selalu tidak maksimal dari segi perencanaan, manajemen kas, maupun pertumbuhan ekonomi. Berbagai bentuk kerugian yang ditimbulkan pun harus dipikul masyarakat Aceh akibat kegagalan pemimpinya.

Rezim berganti, kondisi semacam ini tetap saja terus terulang setiap tahun anggaran. Sudah tidak terhitung kerugian yang ditimbulkan, mulai hilangnya kesempatan menikmati hasil pembangunan, seretnya perputaran uang di masyarakat, hingga gagalnya upaya pemerintah menekan angka kemiskinan di Aceh.

Lemahnya serapaan APBA juga berkontribusi terhadap lambatnya pencapaian target pembangunan sebagaimana ditetapkan dalam RPJM Aceh. Tak kalah pentingnya, masalah ini telah menghambat pelayanan publik serta meningkatkan risiko akibat kurangnya kehati-hatian dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dikerjakan dalam waktu terbatas di penghujung tahun.

Seolah sudah menjadi tradisi, pelaksanaan proyek APBA layak diibaratakan ‘ureueng kut pade lam reudok’. Selalu dikejar deadline karena dikerjakan menjelang berakhirnya masa penggunaan anggaran. Akibatnya, kualitas proyek rendah dan rawan penyimpangan anggaran. Bahkan, tidak jarang menjadi lahan subur bagi tindak pidana korupsi.

Boleh jadi, rendahnya serapan APBA tahun ini juga disebabkan kebijakan gegabah gubernur sebelumnya yang gonta-ganti kepala SKPA di akhir masa jabatan. Situasi ini diperparah ketidaksiapan para kepala SKPA menghadapi masa transisi pemerintahan dari rezim Zaini-Muzakkir kepada Irwandi-Nova.

Lambannya serapan APBA mengindikasikan pelaksaanan program di semua SKPA tidak memiliki konsep perencanaan yang matang, jelas, dan terukur. Tanpa konsep perencanaan tentu akan menyulitkan SKPA untuk mengarahkan penggunaan anggaran secara tepat sasaran. Akibatnya, daya serap anggaran menjadi minim seperti sekarang ini.

Hal tersebut jelas tidak sesuai dengan pola kerja Gubernur Irwandi yang menuntut jajarannya bekerja dengan maksimal, termasuk dalam penggunaan dan pemanfaatan anggaran. Ini menjadi catatan penting dalam menempatkan para kepala SKPA ke depan.

Apapun alasannya, tradisi buruk serapan anggaran ini tidak boleh dibiarkan. Di semester akhir ini, percepatan pelaksanaan kegiatan dan percepatan serapan anggaran belanja harus benar-benar digenjot. Bila tidak, Pemerintah Aceh sama saja telah mengebiri hak-hak rakyat untuk menikmati hasil pembangunan.[Pikiranmerdeka]

AMP - Polda Sumsel menggagalkan pengiriman 277 kg ganja dari Aceh lewat jasa kargo ekpedisi.

Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumsel menangkap dua orang tersangka kurir narkoba jenis ganja di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Dari tangan kedua tersangka, polisi mengamankan 277 bal daun ganja kering siap edar asal Aceh dengan berat masing-masing 1 Kg per bal.

Menurut Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, kedua tersangka yakni Kodri (50) dan Solihin (44) yang merupakan warga Banyuasin ditangkap pada Selasa (19/9/2017) sekitar Pukul 14.30 WIB di jalan lintas Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin.

Keduanya ditangkap saat mengambil paket ganja yang dibungkus dalam lakban warna cokelat menggunakan mobil pikap di salah satu loket.

"Kita berhasil menggagalkan pengiriman barang khususnya berupa ganja sebanyak 277 bal atau lebih dari 1/4 ton, sekitar 277 kilogram. Ini hasil khusus pengungkapan Direktorat Narkoba dengan menangkap 3 orang saat menjemput dari salah satu loket kargo atau jasa ekspedisi," ujar Zulkarnain yang juga mantan Kapolresta Banda Aceh ini saat gelar perkara di Mapolda Sumsel, Rabu (20/9/2017).

Dari tiga orang yang ditangkap itu, dua di antaranya ditetapkan sebagai tersangka dan satu orang sebagai saksi. Dari hasil penyelidikan, barang ini merupakan stok yang dikendalikan oleh seseorang di salah satu lapas di wilayah Lampung dan sedang dalam pengembangan.

"Barang ini dikendalikan oleh salah seorang yang berada di Lapas dan sedang dalam pengembangan penyidik, ada dugaan ini bukan hanya jaringan lintas provinsi, bisa jadi lintas negara juga. Sejauh ini barang asal Aceh dikirim menggunakan jasa kirim barang dan di stok di Musi Banyuasin, rencananya akan disebarkan di beberapa daerah," sambungnya.

Atas penangkapan ini, Zulkarnain memastikan akan menerapkan pasal yang terberat dalam UU Narkotika agar kedua tersangka dapat dikenakan hukuman mati. Adapun barang bukti yang berhasil diamankan yakni sebuah mobil Pickup BG 9722 B dan 277 kg daun ganja kering.[detik.com]

AMP - Warga Lhoksukon dikejutkan penemuan sesosok mayat laki-laki etnis Tionghoa di sekitar alur Sungai Kebun Sawit, Gampong Seunebok Dalam, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, Kamis, (21/9).

Dari Informasi yang dihimpun AJNN, mayat lelaki dewasa tersebut diketahui bernama Michel Rinaldo Mesak (35), warga Jakarta. Ia diduga menjadi korban pembunuhan.

Hal tersebut terungkap atas pengakuan pelaku pembunuhan Suyatman (53) warga Gampong Buket Pidie, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara saat menunjukkan lokasi pembuangan jasad korban kepada polisi.

"Iya benar, sudah ditemukan mayat warga etnis Tinghoa keturunan asal Jakarta yang diduga jadi korban pembunuhan. Korban ditemukan di sekitar alur sungai dalam kebun sawit," ujar Kapolres Aceh Utara AKBP Untung Sangaji kepada AJNN.

Kepolisian Resor Bireuen membawa tersangka dan bersama anggota Polres Aceh Utara menuju lokasi pembuangan jasad korban. Saat ditemukan jasad korban sudah mulai membusuk.

"Saat ini jasad korban sudah dievakuasi ke Bireuen untuk kepentingan penyelidikan karena kasusnya ditangani oleh Polres Bireuen. Kita hanya membantu pengembangan kasus saja," sebut Untung.

Sebelumnya dikabarkan, keluarga korban membuat laporan dugaan penculikan terhadap korban pada 14 September 2017 lalu. Dari hasil penyelidikan polisi berhasil menangkap tersangka Suyatman yang diketahui pada hari itu mengajak korban dari Bireuen ke kawasan Seunebok Dalam, Lhoksukon untuk melihat kebun sawit. Sesampai di lokasi tersangka kemudian membunuh korban.(AJNN)

AMP - Masyarakat Ngabang dan sekitarnya dikejutkan oleh penemuan dua jenazah.

Kedua jenazah tersebut ditemukan di Dusun Sungai Buluh, Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang, Pontianak, Kalimantan Barat, pada Selasa (19/9/2017).

Belakangan diketahui, kedua jenazah itu berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Ketika ditemukan, kedua mayat tersebut tanpa busana dengan posisi tengkurap.

Tampak pula kedua mayat tersebut berada di atas sebuah karpet.

Kasus itu kemudian juga ramai dibicarakan di sosial media.

Namun, ada sesuatu yang mengejutkan.

Sebab, saat netizen sedang ramai membicarakan masalah itu, tiba-tiba ada sosok yang juga ikut menuliskan sesuatu. Baca Selanjutnya

Polsek Mutiara Timur, Pidie, mengamankan tiga warga bersama barang bukti (BB) ganja 2 kg di mapolsek setempat, Rabu (20/9/2017).
AMP - Polsek Mutiara Timur (Mutim), Pidie, Rabu (20/9/2017) sekira pukul 09.00 WIB, menangkap kakek (Abusyik) bersama dua pemuda di Desa Bale, Kemukiman Ujong Rimba, Kecamatan Mutim.

Kakek tersebut bernama Ali Basyah (80) warga Desa Bale. Lalu, dua pemuda Rian Anjani (24) warga Gampong Lada, Kecamatan Mutim dan Akbaruddin (21) warga Gampong Panca, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar.

Kapolres Pidie, AKBP Andy Nugraha Setiawan Siregar SIK, kepada Serambinews.com, Rabu (20/9/2017) mengatakan, penangkapan tiga warga terkait kasus ganja dipimpin langsung Kapolsek Mutiara Timur, AKP Aiyub.

Penangkapan itu diawali penggerebekan di rumah milik Ali Basyah di Desa Bale Ujong Rimba saat terjadi transaksi barang haram tersebut.

Polisi juga meringkus dua pemuda bernama Rian Anjani dan Akbaruddin. Polisi menyita barang bukti (BB) 2 kilogram ganja kering.

Baca: Tinjau Jembatan Pusong-Pasi Jeumeurang‬ yang Ambruk, Ini Janji Abusyik

"Hasil pemeriksaan kakek Ali Basyah sebagai pengedar. Sementara dua pemuda sebagai pemasok," kata Kapolres Andy.[Serambinews]

AMP - Dalam sejarah dunia militer Indonesia, sosok Alex Evert Kawilarang merupakan nama yang tak asing lagi dikenal.

Pria kelahiran Batavia (kini Jakarta), 23 Februari 1920 ini pernah menempeleng Presiden kedua Indonesia, Soeharto.

Penempelengan tersebut terjadi ketika Kawilarang menjabat sebagai Panglima selaku atasan dari Letkol Soeharto.

Sekitar tahun 1950-an, sebagai Panglima Wirabuana, Alex E Kawilarang melaporkan kepada Presiden Soekarno bahwa keadaan di Makassar sudah aman.

Namun Soekarno justru menyodorkan sebuah radiogram yang baru saja diterimanya yang melaporkan bahwa pasukan KNIL Belanda sudah menduduki Makassar.

Brigade Mataram, pasukan yang seharusnya mempertahankan kota Makassar saat itu juga dilaporkan telah mundur ke Lapangan Udara Mandai.

Mendengar radiogram tersebut, Kawilarang marah besar dan segera kembali ke Makassar.

Setibanya di lapangan udara Mandai, ia langsung memarahi Komandan Brigade Mataram, Letkol Soeharto, sambil menempelengnya.

Latar belakang Alex E. Kawilarang

Alex E Kawilarang merupakan putera dari keluarga dengan latar belakang militer.

Ayahnya adalah A.H.H. Kawilarang, yang merupakan seorang mayor KNIL asal Tondano.

Ia lahir dari ibu bernama Nelly Betsy Mogot, yang berasal dari Remboken.

Alex E Kawilarang, juga merupakan sepupu dari Pahlawan Nasional, Daan Mogot.

Ia meninggal di Jakarta pada 6 Juni 2000 silam di usia 80 tahun.

Selain sebagai perwira militer yang termasuk dalam Angkatan '45, Alex E Kawilarang juga merupakan mantan anggota KNIL.

Karier Militer Alex E Kawilarang

Alex E Kawilarang mengawali kariernya sebagai Komandan Pleton Kadet KNIL di Magelang pada tahun 1941-1942.

Kariernya melaju cepat seiring berjalannya waktu.

Pada 11 Desember 1945 ia telah menjadi perwira dengan pangkat mayor dan bertugas sebagai penghubung dengan pasukan Inggris di Jakarta.

Sebulan kemudian, tepatnya pada Januari 1946 ia menjabat sebagai Kepala Staf Resimen Infanteri Bogor Divisi II Jawa Barat, dengan pangkat letnan kolonel.

Tiga bulan setelah itu, pada April-Mei 1946, ia diangkat menjadi Komandan Resimen Infanteri Bogor.

Tiga bulan selanjutnya, yakni pada bulan Agustus 1946 hingga 1947 ia diberi kepercayaan sebagai Komandan Brigade II/Suryakencana - Divisi Siliwangi di Sukabumi, Bogor dan Tjiandjur.

Pada 1948-1949, Kawilarang menjabat sebagai Komandan Brigade I Divisi Siliwangi di Yogyakarta.

Di tahun yang sama, tepatnya pada 28 November 1948 ia juga menjabat sebagai Komandan Sub Teritorium VII/Tapanuli, Sumatera Timur bagian selatan.

Setahun selanjutnya, pada 1 Januari 1949 pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), ia dipercaya sebagai Wakil Gubernur Militer PDRI untuk wilayah Tapanuli dan Sumatera Timur bagian selatan.

Di penghujung tahun 1949, tepatnya pada tanggal 28 Desember, ia dipercaya sebagai Gubernur Militer wilayah Aceh dan Sumatera Utara merangkap Wakil Koordinator Keamanan dengan pangkat kolonel.

Dua bulan kemudian, pada 21 Februari 1950, ia mendapatkan kepercayaan tambahan sebagai Panglima Tentara dan Territorium I/Bukit Barisan yang berkedudukan di Medan.

Pada 15 April 1950 ia diangkat sebagai Panglima Operasi Pasukan Ekspedisi.

Saat itu ia ditugaskan untuk memimpin Pasukan Ekspedisi dalam Operasi Penumpasan Pemberontakan Andi Azis di Makassar, pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku, dan Pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan.

Pada 1951-1956, Kawilarang diangkat sebagai Panglima Komando Tentara dan Territorium VII/Indonesia Timur (TTIT) di Makassar dan pada November tahun yang sama menjadi Panglima TT III/Siliwangi yang di kemudian hari diubah namanya menjadi Kodam III/Siliwangi.

Salah satu jasanya yang hingga kini sangat terasa kehadirannya adalah saat ia merintis pembentukan pasukan khusus TNI pada April 1951, dengan nama Kesatuan Komando Territorium III (Kesko TT-III) Siliwangi di Batujajar, Jawa Barat.

Kesatuan ini merupakan cikal bakal dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sekarang.

Pada 10 November 1951 hingga 14 Agustus 1956, Kawilarang diangkat menjadi Panglima Komando Tentara dan Territorium III/Siliwangi yang berkedudukan di Bandung. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

AMP - Seorang karyawan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) NSB ditemukan meninggal dunia sekitar pukul 15.00 WIB, Selasa (19/9/2017) sore tadi. Mayat karyawan bernama Muhammad Nur (59) itu ditemukan di kamar mandi Mechanic Shop Poin A perusahaan itu di Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara.

"Korban ditemukan telah tidak bernyawa di kamar mandi Mechanic Shop Poin A. Korban pertama ditemukan oleh seorang mekanik mesin bernama Miksar. Kata Miksar, ia sempat melihat korban pergi makan daging kambing di Gampong Ampeh bersama sejumlah karyawan lainnya. Pulang dari itu, korban mengeluh sakit dan masuk ke kamar mandi," kata Kapolres Aceh Utara AKBP Ahmad Untung Surianata melalui Kapolsek Nibong Ipda Faisal kepada GoAceh, Selasa (19/9/2017).

Kemudian, kata Faisal lagi, karena korban lama tidak keluar dari kamar mandi tersebut, lalu Miksar penasaran dan mengajak karyawan lainnya untuk mengintip korban lewat celah-celah pintu kamar. Saat dilihat, korban yang diketahui berprofesi sebagai teknisi bubut itu sudah tergeletak di ruang kamar mandi dalam posisi telungkup.

"Kemudian diberitahukan karyawan lainnya. Beberapa saat setelah kejadian juga ada datang tim dari Polres Aceh Utara. Pihak keluarganya tidak mengizinkan mayat divisum. Tadi mayat juga sudah dibawa pulang ke rumah duka Gampong Uteun Kot, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe," kata Faisal.[Goaceh]

AS mengirimkan lebih dari 3.000 tentara baru ke Afghanistan. Foto/Istimewa
AMP - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), James Mattis, mengkonfirmasi bahwa lebih dari 3.000 tentara baru akan menuju ke Afghanistan. Pengiriman tentara itu sebagai bagian dari strategi baru Presiden Donald Trump untuk memenangkan perang yang telah berlangsung selama hampir 16 tahun.

"Ini kira-kira lebih dari 3.000 dan sejujurnya saya belum menandatangani perintah terakhir saat ini karena kami melihat elemen kecil yang spesifik," jelas Mattis seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (19/9/2017).

Sebelumnya, Senator David Perdue menyebut angka 3.500 lebih tentara dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Defense One.

"Terlalu lama, strategi Amerika di Afghanistan didorong oleh politik, yang menyebabkan kapten pasukan sewenang-wenang dan jadwal yang tidak masuk akal untuk penarikan tentara. Akhirnya sarung tangan dimatikan," tulis Perdue, mencatat bahwa musuh menafsirkannya sebagai kurangnya tekad untuk menang.

Perdue, yang mengunjungi Afghanistan pada bulan Juli, memuji Trump sebagai panglima tertinggi yang mendengarkan para pemimpin militernya. "Dan mengerti bahwa kita memerlukan pendekatan yang lebih baik dan bijaksana di Afghanistan," imbuhnya.

Trump mengumumkan strategi barunya pada akhir Agustus lalu, dengan memberikan pembalasan cepat dan ampuh terhadap organisasi teroris yang mencari tempat yang aman di Afghanistan. Alih-alih memberikan tenggat waktu, dia mengatakan bahwa kemenangan akan didasari pada "kondisi di lapangan."

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menggambarkan strategi baru tersebut sebagai jalan buntu, sementara Pakistan dan China mengkritik pendekatan Washington, mencatat bahwa tidak ada solusi militer untuk situasi di Afghanistan. (Sindo)

AMP - Badan Narkotika Nasional menangkap pemilik 139 kilogram sabu dan 42.500 butir pil ekstasi yang akan diselundupkan ke Aceh dari Negeri Jiran Malaysia melalui jalur laut.
 
Penangkapan itu dilakukan di perairan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Senin, 18 September 2017. Saat itu tim BNN dan Bea Cukai tengah menggelar operasi dan mendapat informasi bahwa akan ada penyelundupan narkoba ke Indonesia lewat Aceh.
 
Kapolda Aceh melalui Kepala Bidang Humas Polda Aceh, Kombes Pol Goenawan mengatakan, dari keterangan BNN yang diperoleh pihaknya, boat kayu tangkapan BNN itu membawa jenis sabu dan pil ekstasi dengan tersangka berjumlah tiga orang.
 
“Penangkapan boat kayu bermesin itu dilakukan di wilayah Kabupaten Aceh Timur tepatnya di Pantai Kuala Glumpang Aceh Timur,” kata Kombes Pol Goenawan kepada wartawan di Banda Aceh, Selasa, 19 September 2017.
 
Masing-masing tersangka yakni, BE (40) sebagai pengendali, MS (37) dan MH (38) sebagai anak buah kapal. Saat dilakukan penangkapan ketiga orang itu mencoba melarikan diri dengan lari ke daratan.

Tak lama berselang, pelarian pelaku diketahui oleh pihak kepolisian. Tim berhasil membekuk pelaku di dalam Resto Sasa Nam, Desa Peunteut, Kota Lhokseumawe. Mereka hendak melarikan diri dengan menumpang minibus.

    Ketiga orang tersangka, kata dia, juga telah mengakui perbuatannya, yaitu berangkat dengan kapal dari Kreung Geukeuh Aceh Utara, menuju perairan Malaysia untuk mengambil narkotika, kemudian kembali ke Aceh rencana sandar di daerah Peureulak Aceh Timur.

    Kini, barang bukti berupa narkotika jenis sabu dan ekstasi diamankan di kantor BNN Kota Langsa, Aceh,  yang dipimpin oleh petugas BNN Pusat. Sebelumnya dikeluarkan dan dihitung isi tas, terdiri 133 bungkus sabu dan 10 bungkus ekstasi. Kemudian satu unit boat kayu dititipkan di Satpolair Polres Langsa. (ase)

AMP - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf menghimbau Walikota dan Wakil Walikota Sabang, Nazaruddin dan Drs. Suradji Junus untuk memanfaatkan keuntungan geografis Sabang dengan menggali dan memanfaatkan potensi Kota Sabang untuk kesejahteraan rakyat.

Hal tersebut disampaikan Irwandi Yusuf dalam sambutannya seusai melantik Nazaruddin dan Drs. Suradji Junus, selaku Walikota dan Wakil walikota Sabang Periode 2017-2022 di Gedung Serbaguna, Senin (18/09/17).

"Sebagai putra daerah, saudara tentu paham kalau Sabang memiliki potensi besar di bidang pariwisata," kata Irwandi

Rakyat Sabang kata Irwandi jangan hanya menjadi penonton saja, tapi harus bergerak sesuai dengan naluri sebagai anak Sabang.

"Saya tidak mau sabang  hanya dimajukan oleh-oleh orang dari luar Sabang, tapi juga orang-orang Sabang" ujar Irwandi.
 
Pemerintah dan masyarakat Sabang kata Irwandi harus berusaha untuk  menggali potensi alam yang ada, terutama untuk sektor pariwisata.

"BPKS  dan Pemerintah harus bersinergi agar mampu mewujudkan kota Sabang yang hebat," ujar Irwandi.

Pada kesempatan tersebut, Irwandi juga menyampaikan, pada  akhir tahun 2017 akan diselenggarakan event  Sail Sabang yang akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan serta dihadiri oleh masyarakat dari berbagai negara.

"Disini akan berkumpul orang-orang dari berbagai negara, Sabang harus bisa berjualan, ini akan membuka pintu bagi pariwisata dan investor," kata Irwandi.

Menurut Irwandi, Aceh begitu menggiurkan bagi para investor, tapi banyak diantara mereka tidak berani masuk ke Aceh karena dianggap masih tidak aman dan rawan. Bahkan diluar negeri sekalipun, masih banyak masyarakat yang merasa takut ke Aceh.

"Maka kegiatan Sail Sabang ini kita harap dapat membuka mata dunia, bahwa Aceh lebih aman dari Provinsi-provinsi lain," ujar Irwandi.

Setelah event Sail Sabang, Pemerintah juga akan menggelar kejuaraan marathon dunia dengan sertifikasi internasional yang akan dihadiri lebih 7000 peserta baik dari dalam maupun luar negeri.

"Kita juga akan mempersiapkan pemuda Aceh untuk ikut serta dalam event ini,".

Irwandi yakin, jika event -event tersebut sukses dilaksanakan, komentar masyarakat dunia terhadap Aceh akan berbeda dari sebelumnya.

"Dalam jangka panjang, kita juga akan mengembangkan sabang sebagai kawasan investasi kelas dunia," kata Irwandi.

Untuk itu, berbagai fasilitas untuk kemudahan investasi harus dapat ditingkatkan dengan mengaktifkan sistem pelayanan terpadu satu pintu dengan sebaik-baiknya, sehingga investor merasa nyaman menjalankan aktivitas bisnisnya di kota Sabang.

Pada kesempatan tersebut, Irwandi juga meminta Pemerintah Kota Sabang untuk mengelola dan memperhatikan masalah kebersihan di Kota Sabang.

"Perlu adanya mobil - mobil sampah untuk membersihkan dan mengelola sampah di Sabang,".

Pelantikan tersebut turut dihadiri mantan wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf ,Walikota Banda Aceh, Aminullah, Bupati Aceh Besar, Mawardi, serta sejumlah pejabat lainnya di lingkungan Pemerintah Aceh dan kota Sabang. (Rill)
 

AMP - Ribuan Muslim Rohingya di barat laut yang dilanda kekerasan Myanmar memohon kepada pihak berwenang untuk melakukan perjalanan yang aman dari dua desa terpencil yang terputus oleh perbuatan umat Buddha yang bermusuhan dan kekurangan makanan.

"Kami ketakutan," Maung Maung, seorang pejabat Rohingya di desa Ah Nauk Pyin, mengatakan kepada kantor berita Reuters melalui telepon. "Kami akan kelaparan sebentar lagi dan mereka mengancam akan membakar rumah kami."

Seorang Rohingya lainnya menghubungi, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa umat Buddha Rakhine etnis datang ke desa yang sama dan berteriak, "Tinggalkan atau kita akan membunuh Anda semua."

Hubungan rapuh antara Ah Nauk Pyin dan tetangganya Rakhine hancur pada 25 Agustus ketika serangan mematikan oleh pemberontak Rohingya di negara bagian Rakhine memicu sebuah respon ganas dari pasukan keamanan Myanmar.

Sedikitnya 430.000 orang Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh untuk menghindari apa yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa disebut "contoh buku teks tentang pembersihan etnis".

Sekitar satu juta Rohingya tinggal di Rakhine sampai kekerasan baru-baru ini terjadi. Sebagian besar menghadapi pembatasan perjalanan yang kejam dan ditolak kewarganegaraannya di negara di mana banyak umat Buddha menganggap mereka sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.

Tin Maung Swe, sekretaris pemerintah negara bagian Rakhine, mengatakan bahwa dia bekerja sama dengan pihak berwenang setempat, dan tidak menerima informasi tentang permohonan warga desa Rohingya untuk perjalanan yang aman.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," katanya saat ditanyai tentang ketegangan. "Rathedaung Selatan benar-benar aman."

Juru bicara kepolisian nasional Myo Thu Soe mengatakan bahwa dia juga tidak memiliki informasi tentang desa Rohingya, namun dia akan menyelidiki masalah tersebut.

Inggris akan menjadi tuan rumah pertemuan tingkat menteri pada hari Senin di sela-sela Sidang Umum PBB tahunan di New York untuk membahas situasi di Rakhine.

Dilingkari


Ah Nauk Pyin duduk di semenanjung berbatu bakau di Rathedaung, satu dari tiga kotapraja di negara bagian Rakhine utara. Penduduk desa mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kapal.

Sampai tiga minggu yang lalu, ada 21 desa Muslim di Rathedaung, bersama dengan tiga kamp pengungsi Muslim yang dilecehkan oleh kekerasan agama sebelumnya. Enam belas dari desa-desa tersebut dan ketiga kamp tersebut telah dikosongkan dan dalam banyak kasus dibakar, memaksa sekitar 28.000 Rohingya untuk melarikan diri.

Lima desa Rohingya Rathedaung yang masih hidup dan 8.000 penduduknya dikelilingi oleh umat Buddha Rakhine dan sangat rentan, katakanlah pemantau hak asasi manusia.

Situasinya sangat mengerikan di Ah Nauk Pyin dan dekat Naung Pin Gyi, di mana ada rute pelarian ke Bangladesh yang panjang, sulit, dan kadang-kadang diblokir oleh tetangga Rakhine yang bermusuhan.

Maung Maung, pejabat Rohingya, mengatakan bahwa penduduk desa telah mengundurkan diri untuk pergi namun pihak berwenang tidak menanggapi permintaan keamanan mereka. Pada malam hari, katanya, penduduk desa mendengar tembakan yang jauh.

"Lebih baik mereka pergi ke tempat lain," kata Thein Aung, seorang pejabat Rathedaung, yang menolak tuduhan Rohingya bahwa Rakhines mengancam mereka.

Hanya dua serangan 25 Agustus oleh Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) yang berlangsung di Rathedaung. Tapi perkampungan itu sudah menjadi ketegangan ketegangan religius, dengan ARSA mengutip penganiayaan Rohingya di sana sebagai satu pembenaran atas ofensifnya.

Maung Maung mengatakan bahwa dia telah menghubungi polisi setidaknya 30 kali untuk melaporkan ancaman terhadap desanya.

Pada tanggal 13 September, dia mengatakan, dia mendapat telepon dari seorang penduduk desa Rakhine yang dia kenal. "Tinggalkan besok atau kita akan datang dan membakar semua rumah Anda," kata pria itu, menurut sebuah rekaman yang Maung Maung berikan kepada Reuters.

Ketika Maung Maung memprotes bahwa mereka tidak punya sarana untuk melarikan diri, pria itu menjawab: "Itu bukan masalah kita."

Pada tanggal 31 Agustus, polisi mengadakan pertemuan di pinggir jalan antara dua desa, yang dihadiri oleh tujuh orang Rohingya dari Ah Nauk Pyin dan 14 pejabat Rakhine dari desa-desa sekitar.

Alih-alih menangani keluhan Rohingya, kata Maung Maung dan dua orang Rohingya lainnya yang hadir dalam pertemuan tersebut, pejabat Rakhine menyampaikan sebuah ultimatum.

"Mereka mengatakan bahwa mereka tidak ingin ada orang Muslim di wilayah ini dan kami harus segera pergi," kata warga Rohingya Ah Nauk Pyin yang meminta namanya dirahasiakan.

Rohingya setuju, kata Maung Maung, tapi hanya jika pihak berwenang memberikan keamanan.

Mereka belum mendapat tanggapan, katanya.[aljazeera.com]

AMP - Muyen alias Jefri (28) warga Gampong Matang Perlak, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur ditangkap aparat Kepolisian Resor Aceh Utara karena diduga memperkosa anak di bawah umur, sebut saja Mawar (14).

Pria yang berprofesi sebagai supir tersebut ditangkap pada Sabtu, (16/9) lalu sekitar pukul 15.00 WIB di seputaran Pantonlabu. Bahkan polisi terpaksa melumpuhkan tersangka karena mencoba merebut senjata petugas untuk melarikan diri.

"Muyen kita tangkap atas laporan keluarga korban yang mengaku anak mereka telah menjadi korban pemerkosaan oleh pelaku," ujar Kapolres Aceh Utara AKBP Untung Sangaji kepada wartawan dalam pers release kasus tersebut di Mapolres setempat, Senin, (18/9).

Menurut keterangan keluarga korban, insiden memilukan tersebut menimpa Mawar pada Minggu, (9/9) April 2016 lalu. Saat itu korban diajak ke rumah pelaku lalu dicabuli.

"Tersangka terpaksa dilumpuhkan karena saat dibawa dia mencoba merebut senjata anggota dan mencoba kabur," sebut Kapolres.

Sementara itu, Kasatreskrim Iptu Rezky Kholidiansyah saat mendampingi kapolres mengatakan, sebelumnya polisi sudah memintai keterangan dan melakukan visum terhadap korban.

"Kita juga amankan sejumlah barang bukti sepasang baju dan celana serta jilbab milik korban," ungkap kasat.[AJNN]

Dokumen yang tanda tangannya diduga dipalsukan oleh Keuchik Gampong Pungki.
AMP - Keuchik Gampong Pungki Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, Bustanudin diduga nekad melakukan pemalsuan tanda tangan serta mengganti Tuha Peut tanpa musyawarah dan sepengetahuan warga.
Menurut warga, aksi pemalsuan yang dilakukan keuchik itu karena gegabah ingin melakukan pengesahan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Gampong (RAPBG) secepatnya.

Selain itu, Tuha Peut yang semula dijabat oleh Mawardi kemudian diganti dengan Tgk Nyak Raja.

“Dalam lembar pengesahan RAPBG bukan lagi nama saya, tapi Tgk Nyak Raja pun tidak mengetahui dirinya telah menjabat sebagai tuha peut,” ujar Mawardi yang juga merangkap sebagai Ketua Pemuda Gampong Pungki, Minggu (17/9/2017).

Mawardi beserta warga lainnya menduga, keuchik juga telah melakukan penggelapan terhadap dana gampong.

Bukan hanya itu, keuchik juga telah menggandakan stempel milik tuha peut, sehingga segala proses pengesahan RAPBG di gampong tersebut tanpa musyawarah dan terkesan sangat tertutup.

Mawardi juga telah dipanggil oleh pihak kepolisian atas dugaan penggelapan dana gampong yang dilaporkan oleh keuchik.

Namun, Mawardi mengatakan dirinya tidak pernah menanda tangani dokumen apapun.

“Saya dilaporkan ke polisi oleh keuchik karena menggelapkan uang gampong, padahal itu tidak pernah saya lakukan. Semua itu ulah keuchik yang telah berbuat seenaknya, tanda tangan dipalsukan dan stempel digandakan,” tegas Mawardi.

Sementara itu, Keuchik Gampong Pungki, Bustanudin saat dikonfirmasi mengatakan, aksi yang dilakukan warganya tersebut merupakan sebuah cara penyampaian aspirasi.

"Iya, itu bagian dari aspirasi. Menurut saya sah-sah saja. Atas nama Pemerintah Gampong Pungki, saya selaku keuchik sedang berusaha menyelesaikan masalah ini dengan baik," ucapnya singkat.(Goaceh.co)

Hambali dalam gubuk reot miliknya
AMP - Hambali (41) bertahun-tahun hidup sebatang kara di sebuah gubuk tua di tengah kebun warga. Pria asal Gampong Manekawan, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara tersebut hidup dalam kondisi miris.

Hambali mengalami cacat fisik sejak lahir. Kesehariannya ditemani sepasang sepatu bot (pacuk) dan sebuah sepeda kesayangan. Lelaki paruh baya tersebut tidak memiliki penghasilan tetap untuk bertahan hidup. Tak jarang ia menahan lapar dan dahaga.

Gubuk tempat ia tinggal juga mulai reot. Bagian atap banyak yang bocor. Tak ayal saat hujan tiba, ia harus tidur dalam kondisi kebasahan di atas tempat tidur yang terbuat dari pelepah pinang dan beralaskan selembar tikar. Tepat disamping tempat tidur terdapat dapur sederhana yang ia gunakan untuk menanak nasi dan lauk jika ada kemudahan rezeki terutama jika ada bantuan dari masyarakat, khususnya dari tetangga di sekelilingnya.

"Hambali sudah bertahun tahun hidup di gubuk ini. Dia tinggal di gubuk di atas sebidang kebun milik warga, karena tidak ada tanah keluarga yang diwariskan kepadanya. Beliau salah seorang fakir miskin di gampong kami yang selama ini tidak tersentuh bantuan apapun," ujar Andri salah seorang tokoh masyarakat setempat kepada AJNN, Minggu, (17/9).

Bahkan tak jarang, binatang berbisa seperti ular dan kalajengking sering masuk ke gubuknya. Apalagi jika melihat kondisi di sekitar kebun dipenuhi semak belukar tak terawat.

Meski bertahun hidup dalam penderitaan, kini Hambali mulai bisa bernafas lega. Ia mendapat kabar gembira jika ada dermawan di Jakarta yang ingin membanun tempat tinggal baru yang lebih layak baginya.

"Tempat tinggal saat ini tidak layak di tempati manusia. Maka atas prakarsa seorang dermawan, saat ini kita sedang membangun sebuah tempat tinggal baru selakadarnya. Insya Allah dalam waktu dekat akan segera siap dan bisa ditempati oleh Hambali," ungkapnya.[AJNN]

AMP - Aparat kepolisian telah berhasil meringkus tiga lagi tahanan narkoba Polres Metro Jakarta Barat yang melarikan diri beberapa waktu lalu. Ketiganya diringkus di kawasan Bekasi, Jawa Barat.

"Di Bekasi. Kita menemukan tiga di Bekasi," ucap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, di Markas Polda Metro Jaya, Minggu 17 September 2017.

Dengan demikian, Argo menyebut, kini tinggal empat tahanan lagi yang masih dalam pengejaran aparat kepolisian. Namun, belum diketahui di mana keberadaan empat tahanan itu. "Tinggal empat ya. Tiga di Bekasi, yang lain kita belum tahu di mana," katanya.

Mereka yang ditangkap adalah Yudi Rohmansyah, Bagas Fathiong Ramadhan, dan Franco Graizani Julizar. Dari ketiga tahanan itu, dua di antaranya meninggal dunia. Keduanya adalah Yudi dan Franco. Saat ditangkap salah satu dari mereka juga membawa senjata rakitan. "Ya meninggal dunia," kata Argo.

Keduanya terpaksa menerima timah panas karena disebut melawan polisi saat akan diringkus. Keduanya bahkan coba mengambil senjata anggota dan mengambil senjata rakitan yang sempat diamankan anggota. "Namanya tersangka akan berupaya berkelit, apa lari, atau melawan petugas, atau merebut senjata. Dan pelaku ini melakukan," katanya.

Diketahui sebanyak delapan tahanan telah kabur dari ruang tahanan Polres Metro Jakarta Barat, Sabtu dini hari, 16 September 2017. Para tahanan kabur dengan cara menggergaji teralis besi ruang tahanan.

"Itu bukan napi, tapi tahanan yang ada di sana (Polres Jakbar). Kejadiannya sekitar 03.30 WIB tadi pagi. Ada delapan yang kabur di kamar 14 ," kata Argo, Sabtu 16 September 2017. [ Viva]

AMP - Tak banyak yang tahu tentang peristiwa penghadangan pasukan Belanda oleh para suhada di kawasan Tenge Besi tahun 1902. Para pejuang yang sahid ini dimakamkan di daerah ini.

Menurut cerita, ada 5 makam yang merupakan makam para pemimpin pasukan yang menghadang dan menyerang pasukan Belanda saat itu. Sehingga pecahlah pertempuran sengit antara pejuang kemerdekaan dengan pasukan Belanda dan memakan banyak korban. Diantara kelima makam tersebut ada yang bertuliskan “Raja Agam Aman Beramat Raja Bukit Panglima Perang Kandang Gugur Thn 1901/1902”

Meskipun tidak dibangun layaknya pemakaman pejuang kemerdekaan lainnya, makam suhada Tenge Besi ini terlihat tetap terawat walau seadanya. Kiranya pemerintah dapat membangun komplek pemakaman suhada Tenge Besi sehingga dapat menjadi wisata sejarah perjuangan kemerdekaan.

Jumat (15/9/2017), atas instruksi Camat Gajah Putih, Ilham Abdi, SSTP, MAP untuk melaksanakan gotong royong massal di wilayahnya, maka Reje Kampung Persiapan Sentosa Kecamatan Gajah Putih bersama dengan personil koramil Timang Gajah berinisiatif untuk membersihkan dan membuka jalan menuju makam suhada tenge besi.

Bagi anda yang ingin berziarah, Makam Suhada Tenge Besi berada di Kampung Persiapan Sentosa (Pemekaran Kampung Reronga) Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah.| lintasgayo.co

AMP - Tim Satuan Polisi PP dan WH Kabupaten Aceh Jaya berhasil mengamankan satu pasangan yang diduga akan melakukan perbuatan mesum, Sabtu 16/9/2017.

Pasangan yang berhasil diamankan tersebut yaitu wanita berinisial Sm (30) asal Desa Kuala Ligan Kecamatan Sampoinet Kabupaten Aceh Jaya dengan Nd (43) berjenis laki-laki asal Woyla Kabupaten Aceh Barat.

Berdasarkan informasi yang didapatkan RUBERNEWS.COM, dari pihak petugas Satpol PP/WH Kabupaten Aceh Jaya mengatakan, bahwa pasangan tersebut sudah menikah dengan status janda dan duda, untuk saat ini keduanya telah di amankan oleh pihak petugas Satpol PP/WH Kabupaten Aceh Jaya untuk tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Menurut kronologis, para pasangan tersebut diciduk oleh masyarakat di sebuah gang komplek terminal Calang Desa Batee Tutong Kecamatan Krueng Sabee pada saat sedang berlangsungnya shalat jum’at dan selanjutnya menghubungi pihak PP/WH Kabupaten Aceh Jaya.

Dari amatan media RUBERNEWS.COM di kantor Satpol PP/WH saat ini sedang dilakukan pengambilan keterangan dari saksi pasangan yang berhasil diamankan oleh masyarakat di ruang kantor penyelidik yang dilakukan oleh pihak petugas penyedik Satpol PP/WH Provinsi Aceh yang berlangsung di kantor PP/WH Kabupaten Aceh Jaya.

Erni Kurnia Sari Dewi,SH Kasie Penyidik Satpol PP/WH Aceh Jaya ke RUBERNEWS.COM mengatakan, untuk saat ini pasangan yang telah diamankan tersebut sedang dilakukan pengumpulan keterangan dari pasangan yang di angkap warga dan selanjutnya setelah proses pengumpulan keterangan akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya baik proses hukum maupun proses pelanggaran lainnya.[Rubernews.com]

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget