AMP - Kepala Puskesmas Arongan Lambalek, Aceh Barat, Adnen, Minggu (27/11) malam sekira pukul 23.00 WIB dihajar massa sehingga mengeluarkan darah segar dari hidung. Insiden itu terjadi setelah kasus kecelakaan yang merenggut nyawa ibu dan anak di Jalan Nasional Banda Aceh-Meulaboh, kawasan Desa Cot Buloh, Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat.
Kasus amuk massa tersebut disebut-sebut dipicu kekecewaan warga karena salah satu dari tiga mobil ambulans puskesmas tidak bisa beroperasi disebabkan tak ada minyak. Padahal masyarakat memerlukan mobil tersebut untuk membawa pulang jenazah seorang korban kecelakaan.
Informasi diperoleh Serambi, insiden itu terjadi ketika Kepala Puskesmas Arongan Lambalek ikut turun ke lokasi kejadian. Massa tersulut emosi ketika mengetahui mobil ambulance tak bisa digunakan karena tak ada minyak. Tak ayal, Adnen pun jadi bulan-bulanan massa. Untung, aparat Polsek Arongan Lambalek yang juga berada di TKP secepatnya mengamankan korban.
Selain meluapkan kemarahan kepada Adnen, sejumlah warga juga melampiaskan kemarahan dengan melempar Puskesmas Arongan Lambalek menyebabkan dua jendela pecah.
Menurut keterangan warga, sebenarnya di Puskesmas Arongan Lambalek ada tiga ambulans, tapi salah satunya tidak berfungsi karena tidak ada BBM. “Mengetahui ambulans tidak ada minyak sementara jenazah korban kecelakaan perlu segera dibawa pulang, masyarakat pun tak mampu membendung emosi dan melampiaskan kemarahan kepada kepala puskesmas yang berada di lokasi kejadian,” kata seorang warga.
Kepala Puskesmas Arongan Lambalek, Adnen yang dikonfirmasi Serambi, Senin (28/11) siang membantah informasi yang menyebutkan ambulans tidak ada minyak. “Kita sudah bekerja maksimal untuk membantu korban kecelakaan lalu lintas pada malam itu,” kata Adnen.
Dia menjelaskan, mobil ambulans berjumlah tiga unit. Mobil KIA membawa korban Susi Irma Wita (6) anak dari Ainal Mardiah dari Puskesmas ke RS Cut Nyak Dhien karena kondisinya kritis namun dalam perjalanan meninggal.
Ambulance berikutnya, Kijang membawa korban lainnya dari lokasi kejadian ke puskesmas. “Sedangkan satu lagi, jenis L-300, tiba-tiba mogok sewaktu hendak digunakan. Bukan tidak ada minyak,” katanya.
Dalam melaksanakan tugas, pihaknya mengutamakan penanganan korban yang masih hidup untuk secepatnya mendapatkan pertolongan medis, sementara yang sudah meninggal tetap dibawa namun tidak lagi menjadi prioritas. “Ketika giliran akan membawa jenazah korban meninggal, tiba-tiba ambulance mogok. Saya sangat menyesalkan masyarakat yang bertindak anarkis dengan memukul saya. Saya akan membuat pengaduan resmi ke polisi,” kata Adnen.
Ainal Mardiah (31) dan anaknya, Susi Irma Wita (6) warga Cot Buloh, Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat, Minggu (27/11) malam sekitar pukul 21.00 WIB menjadi korban tabrakan. Musibah itu terjadi di depan pondok jualan sate, tak jauh dari rumahnya. Waktu itu, Ainal berasama anaknya sedang berdiri di depan pondok untuk membeli sate.
Pada saat bersamaan, dari arah Banda Aceh meluncur satu minibus Daihatsu Xenia BL 459 VB yang disopiri Waris Hanijar (23), anggota TNI Kipan D Yon 115/ML Darul Makmur, Nagan Raya. selain Haris, di mobil itu ada tiga penumpang yaitu Syahputra Lubis (31) yang juga anggota TNI Kipan D Yon 115/ML, Oriza (31) ibu rumah tangga, dan Samsi (16).
Menurut kesaksian masyarakat, mobil yang sedang meluncur dengan kecepatan tinggi itu tiba-tiba terlihat oleng dan mengarah ke kanan sehingga menabrak pondok sate yang sedang ramai pembeli. Ainal Mardhiah dan anaknya ikut terseret mobil tersebut. Sang ibu meninggal di lokasi kejadian sedangkan anaknya diduga mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan ke RSU Meulaboh yang berjarak sekitar 30 kilometer dari lokasi kejadian.
Senin siang kemarin, jenazah ibu dan anak tersebut dikebumikan di Desa Karak, Kecamatan Woyla Barat, Aceh Barat. Susi merupakan anak satu-satunya dari Ainal Mardhiah dan suaminya sehari-hari hanya sebagai petani di desa setempat.
Kapolres Aceh Barat, AKBP Teguh Priyambodo Nugroho SIK melalui Kasat Lantas, AKP Imam S mengatakan, kasus kecelakaan lalulintas tersebut sudah dalam penanganan pihaknya. Mengenai barang bukti mobil Daihatsu Xenia sudah diamankan oleh Denpom IM/2 Meulaboh. “Coba tanya lebih lanjut ke Denpom IM/2,” katanya.
Ia menyebutkan, berdasarkan olah tempat kejadian kecelakaan itu terjadi karena sopir diduga mengantuk, sehingga mobil oleng ke kanan dan tabrak kios.
Sementara itu Kapolres Aceh Barat, AKBP Teguh Priyambodo Nugroho SIK melalui Kapolsek Arongan Lambalek, Iptu Reski Meizalsyah yang ditanyai Serambi mengatakan, kasus pemukulan terhadap kepala Puskesmas Arongan Lambalek pascakecelakaan sudah diantisipasi pihaknya sehingga tidak meluas.
Kapolsek membenarkan Kepala Puskesmas Arongan Lambalek dipukul oleh sejumlah warga. “Sejauh ini belum dibuat laporan resmi. Cuma disampaikan secara lisan, kalau ada laporan tentu akan kita tindak lanjuti,” katanya. (Rill)
Kasus amuk massa tersebut disebut-sebut dipicu kekecewaan warga karena salah satu dari tiga mobil ambulans puskesmas tidak bisa beroperasi disebabkan tak ada minyak. Padahal masyarakat memerlukan mobil tersebut untuk membawa pulang jenazah seorang korban kecelakaan.
Informasi diperoleh Serambi, insiden itu terjadi ketika Kepala Puskesmas Arongan Lambalek ikut turun ke lokasi kejadian. Massa tersulut emosi ketika mengetahui mobil ambulance tak bisa digunakan karena tak ada minyak. Tak ayal, Adnen pun jadi bulan-bulanan massa. Untung, aparat Polsek Arongan Lambalek yang juga berada di TKP secepatnya mengamankan korban.
Selain meluapkan kemarahan kepada Adnen, sejumlah warga juga melampiaskan kemarahan dengan melempar Puskesmas Arongan Lambalek menyebabkan dua jendela pecah.
Menurut keterangan warga, sebenarnya di Puskesmas Arongan Lambalek ada tiga ambulans, tapi salah satunya tidak berfungsi karena tidak ada BBM. “Mengetahui ambulans tidak ada minyak sementara jenazah korban kecelakaan perlu segera dibawa pulang, masyarakat pun tak mampu membendung emosi dan melampiaskan kemarahan kepada kepala puskesmas yang berada di lokasi kejadian,” kata seorang warga.
Kepala Puskesmas Arongan Lambalek, Adnen yang dikonfirmasi Serambi, Senin (28/11) siang membantah informasi yang menyebutkan ambulans tidak ada minyak. “Kita sudah bekerja maksimal untuk membantu korban kecelakaan lalu lintas pada malam itu,” kata Adnen.
Dia menjelaskan, mobil ambulans berjumlah tiga unit. Mobil KIA membawa korban Susi Irma Wita (6) anak dari Ainal Mardiah dari Puskesmas ke RS Cut Nyak Dhien karena kondisinya kritis namun dalam perjalanan meninggal.
Ambulance berikutnya, Kijang membawa korban lainnya dari lokasi kejadian ke puskesmas. “Sedangkan satu lagi, jenis L-300, tiba-tiba mogok sewaktu hendak digunakan. Bukan tidak ada minyak,” katanya.
Dalam melaksanakan tugas, pihaknya mengutamakan penanganan korban yang masih hidup untuk secepatnya mendapatkan pertolongan medis, sementara yang sudah meninggal tetap dibawa namun tidak lagi menjadi prioritas. “Ketika giliran akan membawa jenazah korban meninggal, tiba-tiba ambulance mogok. Saya sangat menyesalkan masyarakat yang bertindak anarkis dengan memukul saya. Saya akan membuat pengaduan resmi ke polisi,” kata Adnen.
Ainal Mardiah (31) dan anaknya, Susi Irma Wita (6) warga Cot Buloh, Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat, Minggu (27/11) malam sekitar pukul 21.00 WIB menjadi korban tabrakan. Musibah itu terjadi di depan pondok jualan sate, tak jauh dari rumahnya. Waktu itu, Ainal berasama anaknya sedang berdiri di depan pondok untuk membeli sate.
Pada saat bersamaan, dari arah Banda Aceh meluncur satu minibus Daihatsu Xenia BL 459 VB yang disopiri Waris Hanijar (23), anggota TNI Kipan D Yon 115/ML Darul Makmur, Nagan Raya. selain Haris, di mobil itu ada tiga penumpang yaitu Syahputra Lubis (31) yang juga anggota TNI Kipan D Yon 115/ML, Oriza (31) ibu rumah tangga, dan Samsi (16).
Menurut kesaksian masyarakat, mobil yang sedang meluncur dengan kecepatan tinggi itu tiba-tiba terlihat oleng dan mengarah ke kanan sehingga menabrak pondok sate yang sedang ramai pembeli. Ainal Mardhiah dan anaknya ikut terseret mobil tersebut. Sang ibu meninggal di lokasi kejadian sedangkan anaknya diduga mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan ke RSU Meulaboh yang berjarak sekitar 30 kilometer dari lokasi kejadian.
Senin siang kemarin, jenazah ibu dan anak tersebut dikebumikan di Desa Karak, Kecamatan Woyla Barat, Aceh Barat. Susi merupakan anak satu-satunya dari Ainal Mardhiah dan suaminya sehari-hari hanya sebagai petani di desa setempat.
Kapolres Aceh Barat, AKBP Teguh Priyambodo Nugroho SIK melalui Kasat Lantas, AKP Imam S mengatakan, kasus kecelakaan lalulintas tersebut sudah dalam penanganan pihaknya. Mengenai barang bukti mobil Daihatsu Xenia sudah diamankan oleh Denpom IM/2 Meulaboh. “Coba tanya lebih lanjut ke Denpom IM/2,” katanya.
Ia menyebutkan, berdasarkan olah tempat kejadian kecelakaan itu terjadi karena sopir diduga mengantuk, sehingga mobil oleng ke kanan dan tabrak kios.
Sementara itu Kapolres Aceh Barat, AKBP Teguh Priyambodo Nugroho SIK melalui Kapolsek Arongan Lambalek, Iptu Reski Meizalsyah yang ditanyai Serambi mengatakan, kasus pemukulan terhadap kepala Puskesmas Arongan Lambalek pascakecelakaan sudah diantisipasi pihaknya sehingga tidak meluas.
Kapolsek membenarkan Kepala Puskesmas Arongan Lambalek dipukul oleh sejumlah warga. “Sejauh ini belum dibuat laporan resmi. Cuma disampaikan secara lisan, kalau ada laporan tentu akan kita tindak lanjuti,” katanya. (Rill)
loading...
Post a Comment