Jakarta (kabarsatu) - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengaku tak masalah apabila dianggap sebagai tukang gusur.
Namun, Djarot menyebut bahwa dia dan pasangannya, calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, hanya menggusur orang-orang yang korupsi.
"Kita memang tukang gusur, tetapi yang digusur itu para koruptor kita gusur, pungli kita gusur, kan begitu ya, PNS-PNS yang pungli-pungli itu kita gusur," ujar Djarot di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (25/11/2016).Seperti dikutip dari kompas.com
Djarot mengakui kebijakannya dengan Ahok yang memindahkan warga dari tempat kumuh ke rumah susun disebut sebagai penggusuran.
Ia menegaskan bahwa kebijakan itu adalah relokasi. "Yang kolong-kolong jembatan, kalau itu dipindah, direlokasi, dipindah ke rumah susun, itu digusur atau direlokasi? Direlokasi," kata dia.
Djarot juga mengatakan, permukiman-permukiman di DKI Jakarta harus ditata dengan baik. Setiap warga Jakarta harus memiliki kehidupan yang layak.
"Maunya kayak begitu supaya anak-anak kita sehat, keluarganya sehat," ucap Djarot.
Saat berdialog , Djarot menanyakan apakah warga yang tinggal di kolong jembatan memiliki tempat tinggal dan kehidupan yang layak atau tidak.
Oleh karena itulah, Ahok-Djarot merelokasi warga yang tinggal di tempat-tempat kumuh dan tidak layak itu.
Tetapi Tetap saja yang dipertanyakan warga kepada Djarot , apakah rumah mereka juga akan digusur atau tidak
Sebagaimana kita ketahui istilah relokasi itu adalah semu belaka karena pada akhirnya semua penghuni yang dipindahkan tersebut harus membayar sewa rusun tempat mereka tinggal.
Sementara para korban Penggusuran yang dilakukan tidak mendapatkan ganti rugi dalam bentuk apapun selain hanya dipindahkan ke rusun dengan modal gratis tiga bulan.[kabarsatunews.com]
loading...
Post a Comment