AMP - Mantan Panglima Muda Daerah III Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Batee Iliek, Supri Daud alias Boing, mengatakan, kenapa dirinya bersama rekan-rekan tidak tunduk kepada keputusan pimpinan Partai Aceh (PA) dan juga KPA dalam hal pencalonan Bupati Bireuen yang diusung PA, karena komitmen pimpinan itu sendiri plin-plan dan sudah tidak jelas lagi.
“Kalau jenderal (pimpinan) sudah tidak ada lagi pendirian, apalagi kami yang kopral-kopral (anak buah) ini, juga semakin tidak jelas dan kocar-kacir. Tentu, kami mencari calon lain yang layak didukung, sesuai pilihan sendiri,” jelas Boing dalam sambutannya pada acara pengukuhan Tim Pemenangan H Ruslan M Daud – Drs Tgk H Djamaluddin Idris (Harus Jadi) Kecamatan Kuala di lapangan sepak bola Gampong Cot Batee, Minggu (20/11/2016).
Dia menegaskan, yang menghancurkan dan memecah-belah PA dan KPA sekarang, bukan para mantan kombatan GAM di lapangan. Jangan juga mencari-cari kambing hitam, seakan-akan ada pihak lain yang memprovokasinya . Tapi, itu semua karena ulah pimpinan sendiri yang tidak konsisten dan tak bisa dipercaya lagi.
Karena itu, Boing mengingatkan, sekarang siapa pun tidak boleh mempermasalahkan pihaknya dalam hal dukung-mendukung calon Bupati Bireuen pada Pilkada 2017. Katanya, anggota KPA bebas mendukung siapa saja, yang dinilai layak dan sesuai pilihan hati nurani masing-masing.
“Begitu juga dalam kapasitas sebagai anggota KPA yang statusnya melekat dengan organisasi mantan kombatan GAM ini, masih berhak menggunakan segala atributnya. Baik itu seragam, lambang, bendera bulan bintang dan lainnya. Seperti bendera bulan bintang, itu bukan milik suatu golongan atau kelompok tertentu. Tapi, bendera tersebut adalal milik seluruh masyarakat Aceh dan tidak boleh seorang pun yang melarang memakainya,” tegas Boing dengan suara keras yang disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin.
Dia menjelaskan, dalam hal ini harus dapat dibedakan antara PA dan KPA. PA merupakan partai politik, sedangkan KPA adalah organisasi tempat bernaungnya para mantan kombatan GAM. Dalam hal pencalonan kepala daerah, itu adalah urusan politik dan wewenangnya PA. Sementara KPA tidak terlibat di dalamya dan tak ada suatu keharusan mendukung calon sesuai yang diusung PA. Apalagi yang diusung tidak sesuai dengan kesepakatan bersama.
“Kami tidak ada urusan dengan PA, dalam hal pencalonan Bupati Bireuen. Dukungan kami kepada calon lain, juga tidak mengatasnamakan PA. Kami juga juga tidak mengatasnamakan pimpinan KPA, tapi anggota KPA. Di mana-masa saat ada pertemuan, saya sendiri serlalu memperkenalkan diri sebagai mantan Panglima Muda Daerah III KPA Wilayah Batee Iliek. Makanya, aneh dan tidak berdasar sama sekali terhadap tudingan, ada calon Bupati Bireuen yang sudah membentuk KPA tandingan. Itu cuma pembohongan publik dan fitnah yang tidak bertanggung jawab. Hanya untuk menyudutkan calon yang kami dukung, Ruslan M Daud. Keberadaaan kami dalam tim pasangan Harus Jadi, hanya untuk memperkuat struktur tim pemenangan. Tidak lebih dari itu. Di calon lain juga ada anggota KPA, bukan hanya dalam Tim Harus Jadi,” jelas Boing panjang lebar.
Menurut Boing, dia sendiri bersama rekan-rekan lebih memilih mendukung Ruslan M Daud, karena selama memimpin Kabupaten Bireuen yang sudah empat tahun lebih ini, sudah banyak kemajuan yang dicapainya bagi kepentingan masyarakat. Melalui program-program pembangunan yang prorakyat.
Karenanya, disebutkan Boing, kehadirannya hari ini bukan sebagai lamiet (pesuruh) Tgk Darwis Djeunieb (Ketua DPW PA Kabupaten Bireuen dan juga Ketua KPA Wilayah Batee Iliek). Tapi, sebagai lamiet bagi masyarakat Kabupaten Bireuen. Sebab, kali ini Ruslan M Daud mendapat mandat dari rakyat untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Bireuen melalui jalur perseorangan dan bukan lagi diusung oleh PA.
Sementara untuk calon Gubernur Aceh, diakui Boing, dia tetap mendukung sepenuhnya dan akan bekerja keras untuk memenangkan Muzakir Manaf alias Mualem yang berpasangan dengan TA. Khalid. Sedangkan kepada masayarakat, kalau juga tidak bersedia mengikutinya memilih Mualem, tidak masalah baginya. Dia hanya menyarankan, agar memilih saja Irwandi Yusuf, sebagai seorang putra Bireuen. (koranbireuen)
“Kalau jenderal (pimpinan) sudah tidak ada lagi pendirian, apalagi kami yang kopral-kopral (anak buah) ini, juga semakin tidak jelas dan kocar-kacir. Tentu, kami mencari calon lain yang layak didukung, sesuai pilihan sendiri,” jelas Boing dalam sambutannya pada acara pengukuhan Tim Pemenangan H Ruslan M Daud – Drs Tgk H Djamaluddin Idris (Harus Jadi) Kecamatan Kuala di lapangan sepak bola Gampong Cot Batee, Minggu (20/11/2016).
Dia menegaskan, yang menghancurkan dan memecah-belah PA dan KPA sekarang, bukan para mantan kombatan GAM di lapangan. Jangan juga mencari-cari kambing hitam, seakan-akan ada pihak lain yang memprovokasinya . Tapi, itu semua karena ulah pimpinan sendiri yang tidak konsisten dan tak bisa dipercaya lagi.
Karena itu, Boing mengingatkan, sekarang siapa pun tidak boleh mempermasalahkan pihaknya dalam hal dukung-mendukung calon Bupati Bireuen pada Pilkada 2017. Katanya, anggota KPA bebas mendukung siapa saja, yang dinilai layak dan sesuai pilihan hati nurani masing-masing.
“Begitu juga dalam kapasitas sebagai anggota KPA yang statusnya melekat dengan organisasi mantan kombatan GAM ini, masih berhak menggunakan segala atributnya. Baik itu seragam, lambang, bendera bulan bintang dan lainnya. Seperti bendera bulan bintang, itu bukan milik suatu golongan atau kelompok tertentu. Tapi, bendera tersebut adalal milik seluruh masyarakat Aceh dan tidak boleh seorang pun yang melarang memakainya,” tegas Boing dengan suara keras yang disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin.
Dia menjelaskan, dalam hal ini harus dapat dibedakan antara PA dan KPA. PA merupakan partai politik, sedangkan KPA adalah organisasi tempat bernaungnya para mantan kombatan GAM. Dalam hal pencalonan kepala daerah, itu adalah urusan politik dan wewenangnya PA. Sementara KPA tidak terlibat di dalamya dan tak ada suatu keharusan mendukung calon sesuai yang diusung PA. Apalagi yang diusung tidak sesuai dengan kesepakatan bersama.
“Kami tidak ada urusan dengan PA, dalam hal pencalonan Bupati Bireuen. Dukungan kami kepada calon lain, juga tidak mengatasnamakan PA. Kami juga juga tidak mengatasnamakan pimpinan KPA, tapi anggota KPA. Di mana-masa saat ada pertemuan, saya sendiri serlalu memperkenalkan diri sebagai mantan Panglima Muda Daerah III KPA Wilayah Batee Iliek. Makanya, aneh dan tidak berdasar sama sekali terhadap tudingan, ada calon Bupati Bireuen yang sudah membentuk KPA tandingan. Itu cuma pembohongan publik dan fitnah yang tidak bertanggung jawab. Hanya untuk menyudutkan calon yang kami dukung, Ruslan M Daud. Keberadaaan kami dalam tim pasangan Harus Jadi, hanya untuk memperkuat struktur tim pemenangan. Tidak lebih dari itu. Di calon lain juga ada anggota KPA, bukan hanya dalam Tim Harus Jadi,” jelas Boing panjang lebar.
Menurut Boing, dia sendiri bersama rekan-rekan lebih memilih mendukung Ruslan M Daud, karena selama memimpin Kabupaten Bireuen yang sudah empat tahun lebih ini, sudah banyak kemajuan yang dicapainya bagi kepentingan masyarakat. Melalui program-program pembangunan yang prorakyat.
Karenanya, disebutkan Boing, kehadirannya hari ini bukan sebagai lamiet (pesuruh) Tgk Darwis Djeunieb (Ketua DPW PA Kabupaten Bireuen dan juga Ketua KPA Wilayah Batee Iliek). Tapi, sebagai lamiet bagi masyarakat Kabupaten Bireuen. Sebab, kali ini Ruslan M Daud mendapat mandat dari rakyat untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Bireuen melalui jalur perseorangan dan bukan lagi diusung oleh PA.
Sementara untuk calon Gubernur Aceh, diakui Boing, dia tetap mendukung sepenuhnya dan akan bekerja keras untuk memenangkan Muzakir Manaf alias Mualem yang berpasangan dengan TA. Khalid. Sedangkan kepada masayarakat, kalau juga tidak bersedia mengikutinya memilih Mualem, tidak masalah baginya. Dia hanya menyarankan, agar memilih saja Irwandi Yusuf, sebagai seorang putra Bireuen. (koranbireuen)
loading...
Post a Comment