AMP - Anggota Komisi VI DPR RI Nasril Bahar menilainya satu tahun pemerintahan Jokowi semakin banyak mengagendakan program-program besar pembangunan infrastruktur yang prestisius, termasuk juga proyek pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung. Walaupun itu, program prestisius itu lebih dekat pada proyek pencitraan.
“Pemerintahan Jokowi seakan menerangkan apabila proyek ini proyek pencitraan. Kita lihat bila proyek ini mungkin saja kenyataan, dapat selesai pada th. yang diprediksikan. Ini sebenarnya jadi pertanyaan oleh orang-orang, ” terang Nasril.
“Jadi ini (kereta cepat) proyek prestisius yang sebenarnya susah dalam alam fikiran kita bisa atau dapat terealisasi dalam keadaan keuangan negara kita yang sekian susah, ” sambungnya.
Menurut anggota Fraksi PAN itu, proyek-proyek prestisius terkecuali kereta cepat yaitu maksud proyek listrik 35 ribu megawatt yang juga menyebabkan pro serta kontra dikalangan beberapa orang.
Bahkan juga, antar satu menteri dengan kementerian yang lain. Itu proyek tol Sumatera.
“Hampir semuanya, kami memprediksi proyek-proyek ini bakal jalan mangkrak. Kita nampak pemikiran, mengapa tak diarahkan ke proyek lain yang lebih menghimpit untuk keperluan beberapa orang kecil, ” kata dia.
“Seperti jalan, jembatan, anak-anak yang sekolah naik perahu, naik pohon serta pegangan tali untuk seberang jembatan. Mereka yang butuh jalan kaki lantaran angkutan umum tak dapat masuk, mengapa itu tak diprioritaskan kesitu, ” lebih Nasril.
Pembangunan infrastruktur, lanjutnya, harusnya didesain dalam taraf prioritas. Di cari mana yang seumpamanya menekan diperlukan beberapa orang serta mana yg tidak menekan. Serta, dalam kacamatanya proyek kereta cepat tak masuk dalam taraf prioritas disebut.
“Posisi hari ini, diliat apakah ini (kereta cepat) layak jadi proyek prioritas. Diliat dari pojok pandang mana kita memandangnya. Jika untuk menggerakkan ekonomi, saya katakan ini tidaklah prioritas, ” tuturnya.
Dikutip dari www. zona info news. com
“Pemerintahan Jokowi seakan menerangkan apabila proyek ini proyek pencitraan. Kita lihat bila proyek ini mungkin saja kenyataan, dapat selesai pada th. yang diprediksikan. Ini sebenarnya jadi pertanyaan oleh orang-orang, ” terang Nasril.
“Jadi ini (kereta cepat) proyek prestisius yang sebenarnya susah dalam alam fikiran kita bisa atau dapat terealisasi dalam keadaan keuangan negara kita yang sekian susah, ” sambungnya.
Menurut anggota Fraksi PAN itu, proyek-proyek prestisius terkecuali kereta cepat yaitu maksud proyek listrik 35 ribu megawatt yang juga menyebabkan pro serta kontra dikalangan beberapa orang.
Bahkan juga, antar satu menteri dengan kementerian yang lain. Itu proyek tol Sumatera.
“Hampir semuanya, kami memprediksi proyek-proyek ini bakal jalan mangkrak. Kita nampak pemikiran, mengapa tak diarahkan ke proyek lain yang lebih menghimpit untuk keperluan beberapa orang kecil, ” kata dia.
“Seperti jalan, jembatan, anak-anak yang sekolah naik perahu, naik pohon serta pegangan tali untuk seberang jembatan. Mereka yang butuh jalan kaki lantaran angkutan umum tak dapat masuk, mengapa itu tak diprioritaskan kesitu, ” lebih Nasril.
Pembangunan infrastruktur, lanjutnya, harusnya didesain dalam taraf prioritas. Di cari mana yang seumpamanya menekan diperlukan beberapa orang serta mana yg tidak menekan. Serta, dalam kacamatanya proyek kereta cepat tak masuk dalam taraf prioritas disebut.
“Posisi hari ini, diliat apakah ini (kereta cepat) layak jadi proyek prioritas. Diliat dari pojok pandang mana kita memandangnya. Jika untuk menggerakkan ekonomi, saya katakan ini tidaklah prioritas, ” tuturnya.
Dikutip dari www. zona info news. com
loading...
Post a Comment