Aleppo – Militer Amerika Serikat dan ratusan milisi Suriah anti ISIS yang tergabung dalam koalisi “Pasukan Suriah Demokratik” dilaporkan menggeser posisi mereka ke seberang Sungai Eufrat di dekat kota Ain Arab (Kobani). Hal itu dilakukan seiring meningkatnya serangan Daulah Islamiyah atau lebih dikenal ISIS.
Komite Koordinasi Lokal Suriah melaporkan, Selasa (12/01), sekira 30 militer AS dan 300 anggota Pasukan Suriah Demokratik itu meninggalkan kamp mereka dengan membawa senjata berat. Mereka memindahkan alat tempur dan kamp ke barat Sungai Eufrat, tepatnya di daerah bendungan Tasyrin, sejak Sabtu lalu.
Sebelumnya militer AS dan milisi bentukannya itu berhasil merebut bendungan Tasyrin dan mengontrol daerah-daerah di sekitarnya dari ISIS. Mereka mendirikan markas komando untuk menghadapi pertempuran selanjutnya.
Komite menunjukkan, pemindahan markas itu akibat ancaman ISIS. Kelompok yang telah mendeklarasikan khilafah ini beberapa hari terakhir gencar meluncurkan serangan balasan, setelah wilayahnya direbut.
Termasuk pasukan yang dipindahkan itu dari Katibah Syamsyul Syimal, yang mayoritas militannya dari kota Manbaj di pedesaan Aleppo, yang menjadi target operasi selanjutnya. Sementara sebanyak 250 militan lainnya berasal dari milisi Kurdi PKK.
Diperkirakan sebanyak 30 tentara AS yang dikirim ke Suriah beberapa bulan lalu bergabung dalam pasukan tempur itu. Tiga di antaranya mereka perwira militer. Sebelumnya, tentara AS dan milisi bentukannya memasuki kompleks bendungan Tasyarin setelah berhasil direbut dari ISIS.
Di sisi lain, kemajuan milisi Kurdi yang didukung AS di wilayah ini membuat pemerintah Turki ketar-ketir. Bahkan, Turki mengungkapkan keberadaan milisi Krudi di Sungai Eufrat menjadi garis merah bagi Ankara.
Sumber: Ahram
Komite Koordinasi Lokal Suriah melaporkan, Selasa (12/01), sekira 30 militer AS dan 300 anggota Pasukan Suriah Demokratik itu meninggalkan kamp mereka dengan membawa senjata berat. Mereka memindahkan alat tempur dan kamp ke barat Sungai Eufrat, tepatnya di daerah bendungan Tasyrin, sejak Sabtu lalu.
Sebelumnya militer AS dan milisi bentukannya itu berhasil merebut bendungan Tasyrin dan mengontrol daerah-daerah di sekitarnya dari ISIS. Mereka mendirikan markas komando untuk menghadapi pertempuran selanjutnya.
Komite menunjukkan, pemindahan markas itu akibat ancaman ISIS. Kelompok yang telah mendeklarasikan khilafah ini beberapa hari terakhir gencar meluncurkan serangan balasan, setelah wilayahnya direbut.
Termasuk pasukan yang dipindahkan itu dari Katibah Syamsyul Syimal, yang mayoritas militannya dari kota Manbaj di pedesaan Aleppo, yang menjadi target operasi selanjutnya. Sementara sebanyak 250 militan lainnya berasal dari milisi Kurdi PKK.
Diperkirakan sebanyak 30 tentara AS yang dikirim ke Suriah beberapa bulan lalu bergabung dalam pasukan tempur itu. Tiga di antaranya mereka perwira militer. Sebelumnya, tentara AS dan milisi bentukannya memasuki kompleks bendungan Tasyarin setelah berhasil direbut dari ISIS.
Di sisi lain, kemajuan milisi Kurdi yang didukung AS di wilayah ini membuat pemerintah Turki ketar-ketir. Bahkan, Turki mengungkapkan keberadaan milisi Krudi di Sungai Eufrat menjadi garis merah bagi Ankara.
Sumber: Ahram
loading...
Post a Comment