AMP - Bupati Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Jufri Hasanuddin, pada Senin (11/4) sore, resmi melaporkan salah satu media online Abdya News dengan laman http ://www.abdyanews.cf, ke polres setempat. Pasalnya, media tersebut telah melansir beberapa berita yang merugikan dan menyudutkan pribadi maupun kepala daerah selaku pejabat negara.
"Benar sudah dilaporkan ke pada pihak yang berwajib, lantaran media tersebut sudah sangat merugkian dan menyudutkan saya baik secara pribadi maupun kepala daerah,” kata Jufri Hasanuddin, kepada AJNN, Jumat (15/4).
Sebenarnya, tambah orang nomor satu di Abdya itu, dirinya selama ini tidak memperdulikan akan pemeberitaan yang dilangsir media tersebut, namun karena sudah melampaui batas, sehingga ia harus menempuh secara hukum.
"Sebenarnya tidak ada niat untuk melaporkan, saya anggap sebagai bahan masukan terhadap kepemimpinan saya, akan tetapi karena pemberitaannya sudah tidak lagi mengedepankan etika dan undang-undang pers, ini terpaksa saya lakukan,” imbuh Tgk Jufri.
Ia mengakui, sesuai dengan undang-undang tentang ketentuan-ketentuan pokok pers, bahwa pers mempunyai hak kontrol, kritik dan koreksi yang bersifat korektif dan konstruktif.
"Seharusnya media tersebut harus memberikan kesempatan bagi sumber untuk mengklarifikasi terhadap pemberitaan sehingga berita berimbang dan tidak merugikan satu pihak,” ujar politisi Partai Aceh.
Dikatakan Jufri, sebelum melaporkan kepada pihak kepolisian, pihaknya telah berupaya untuk mencari wartawan Abdya News tersebut dengan niat untuk memberikan hak jawab. Namun upaya tersebut gagal, lantaran tidak ada wartawan yang bisa dihubungi.
"Saya mengali informasi untuk mencari wartawan Abdya News itu. bahkan kita telah tanyakan kepada rekan-rekan wartawan lainnya, namun tidak satu orangpun wartawan yang tahu, agar pemberitaan yang cendrung menimbulkan fitnah tidak terus berlanjut, terpaksa saya laporkan ke polisi," demikian tungkasnya. (AJNN)
"Benar sudah dilaporkan ke pada pihak yang berwajib, lantaran media tersebut sudah sangat merugkian dan menyudutkan saya baik secara pribadi maupun kepala daerah,” kata Jufri Hasanuddin, kepada AJNN, Jumat (15/4).
Sebenarnya, tambah orang nomor satu di Abdya itu, dirinya selama ini tidak memperdulikan akan pemeberitaan yang dilangsir media tersebut, namun karena sudah melampaui batas, sehingga ia harus menempuh secara hukum.
"Sebenarnya tidak ada niat untuk melaporkan, saya anggap sebagai bahan masukan terhadap kepemimpinan saya, akan tetapi karena pemberitaannya sudah tidak lagi mengedepankan etika dan undang-undang pers, ini terpaksa saya lakukan,” imbuh Tgk Jufri.
Ia mengakui, sesuai dengan undang-undang tentang ketentuan-ketentuan pokok pers, bahwa pers mempunyai hak kontrol, kritik dan koreksi yang bersifat korektif dan konstruktif.
"Seharusnya media tersebut harus memberikan kesempatan bagi sumber untuk mengklarifikasi terhadap pemberitaan sehingga berita berimbang dan tidak merugikan satu pihak,” ujar politisi Partai Aceh.
Dikatakan Jufri, sebelum melaporkan kepada pihak kepolisian, pihaknya telah berupaya untuk mencari wartawan Abdya News tersebut dengan niat untuk memberikan hak jawab. Namun upaya tersebut gagal, lantaran tidak ada wartawan yang bisa dihubungi.
"Saya mengali informasi untuk mencari wartawan Abdya News itu. bahkan kita telah tanyakan kepada rekan-rekan wartawan lainnya, namun tidak satu orangpun wartawan yang tahu, agar pemberitaan yang cendrung menimbulkan fitnah tidak terus berlanjut, terpaksa saya laporkan ke polisi," demikian tungkasnya. (AJNN)
loading...
Post a Comment