Tarmizi Karim diapit Din Minimi dan Sofyan Dawood |
AMP - DI kalangan militer, minimi masih menjadi pilihan utama sebagai senapan mesin regu. Bahkan di setiap satuan serbu, dapat dipastikan ada senjata jenis ini. Yang sering digunakan oleh militer Indonesia adalah minimi MK1. Senjata ini pula yang kerap dipakai oleh tentara untuk berperang di Aceh. Tak sedikit minimi yang berpindah tangan ke pasukan Gerakan Aceh Merdeka.
Dalam sejumlah literatur disebutkan bahwa laras minimi tahan panas dan mampu melontarkan 850 proyektik per menit dalam rentetan panjang tanpa henti. menggunakan material baja pilihan yang tahan panas. Jika ditembakkan dalam mode rentetan pendek, laras minimi mampu melontarkan 100 proyektil per menit.
Saking populernya, Nurdin memilih (atau dipilihkan) nama Minimi sebagai nama alias. Nama ini kemudian dipopulerkan menjadi Din Minimi. Dalam sekejap, Din Minimi menjadi media darling. Selama di gunung atau setelah dia menyerahkan senjata yang menjadi simbol perlawanan terhadap Pemerintah Aceh.
Saat Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso turun ke Aceh Timur untuk menjemput, nama Din Minimi semakin berkibar. Usai Sutiyoso kembali ke Jakarta, tak sedikit sosok berpengaruh di Aceh yang mencoba mendekati Din Minimi. Merayunya dengan berbagai iming-iming. Dengan harapan, Din Minimi akan bersedia berdiri di pihaknya mengarungi pertarungan Pemilihan Kepala Daerah Aceh 2017.
Mungkin Sutiyoso mempersiapkan sesuatu untuk Din Minimi. Apalagi hubungan keduanya “mesra”. Dalam sebuah kesempatan, Din Minimi mengaku mempercayai Sutiyoso penuh; 200 persen. Lantas Sutiyoso meminta Din Minimi hadir ke acara peresmian posko pemenangan Tarmizi Karim di Peureulak, Aceh Timur.
Ada dua tanda penting dari kehadiran Din Minimi ke acara tersebut. Pertama, ini menjadi penanda kemunculan Din Minimi ke ranah politik praktis. Yang kedua, ini menjadi penanda dukungan Pemerintah Pusat kepada Tarmizi. Bagaimanapun, Sutiyoso jelas bergerak berdasarkan arahan atasnya: presiden.[*]Sumber: AJNN.Net
Dalam sejumlah literatur disebutkan bahwa laras minimi tahan panas dan mampu melontarkan 850 proyektik per menit dalam rentetan panjang tanpa henti. menggunakan material baja pilihan yang tahan panas. Jika ditembakkan dalam mode rentetan pendek, laras minimi mampu melontarkan 100 proyektil per menit.
Saking populernya, Nurdin memilih (atau dipilihkan) nama Minimi sebagai nama alias. Nama ini kemudian dipopulerkan menjadi Din Minimi. Dalam sekejap, Din Minimi menjadi media darling. Selama di gunung atau setelah dia menyerahkan senjata yang menjadi simbol perlawanan terhadap Pemerintah Aceh.
Saat Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso turun ke Aceh Timur untuk menjemput, nama Din Minimi semakin berkibar. Usai Sutiyoso kembali ke Jakarta, tak sedikit sosok berpengaruh di Aceh yang mencoba mendekati Din Minimi. Merayunya dengan berbagai iming-iming. Dengan harapan, Din Minimi akan bersedia berdiri di pihaknya mengarungi pertarungan Pemilihan Kepala Daerah Aceh 2017.
Mungkin Sutiyoso mempersiapkan sesuatu untuk Din Minimi. Apalagi hubungan keduanya “mesra”. Dalam sebuah kesempatan, Din Minimi mengaku mempercayai Sutiyoso penuh; 200 persen. Lantas Sutiyoso meminta Din Minimi hadir ke acara peresmian posko pemenangan Tarmizi Karim di Peureulak, Aceh Timur.
Ada dua tanda penting dari kehadiran Din Minimi ke acara tersebut. Pertama, ini menjadi penanda kemunculan Din Minimi ke ranah politik praktis. Yang kedua, ini menjadi penanda dukungan Pemerintah Pusat kepada Tarmizi. Bagaimanapun, Sutiyoso jelas bergerak berdasarkan arahan atasnya: presiden.[*]Sumber: AJNN.Net
loading...
Post a Comment