AMP - Kasus pemukulan terhadap Nurdin alias
Din Minimi adalah bukti kekecewaan dan ketidakadilan yang dirasakan
korban terhadap buruknya penegakan hukum. Aksi serupa diprediksi
terulang jika pemerintah mengabaikan mekanisme hukum dalam menyelesaikan
berbagai aksi DM saat masih memanggul senjata.
“Ini
kekecewaan korban DM terhadap hukum dan tidak menutup kemungkinan
terulang jika mekanisme hukum diabaikan pemerintah,” kata pengamat hukum
dan politik Aceh, Aryos Nivada, Jumat (29/4).
Aryos
mengatakan pemerintah harus menyelesaikan berbagai kasus yang menimpa
korban atas tindakan Din Minimi melalui mekanisme hukum. Hal itu untuk
memberi rasa keadilan terhadap para korban dan mengembalikan kepercayaan
atas hukum.
“Dampak yang kita khawatirkan adalah korban Din Minimi mencari cara sendiri untuk menyelesaikan dendamnya. Untuk itu kasus yang menimpa korban harus diselesaikan dengan mekanisme hukum,” kata Aryos.
Tak hanya memenuhi hak hak atas korban, ucapnya, pengusutan berbagai tindakan yang dilakukan DM juga akan mengembalikan tegaknya supremasi hukum di tengah masyarakat. Pemerintah, lanjutnya, berkewajiban melaksanakan perintah undang-undang dan konstitusi tersebut melalui aparat penegak hukum.
“Kita berharap jangan karena kepentingan politik lantas penegakkan hukum diabaikan. Kasus pemukulan terhadap DM ini merupakan sinyal ketidakpuasan korban. Untuk itu penegak hukum kita harap tidak mempetieskan laporan terhadap DM,” kata dia.[AJNN]
loading...
Post a Comment