AMP - Pimpinan pondok pesantren Darun Nidham Tanoh Anou Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya, Teungku H. Muslem HK, atau yang akrab disapa Abati Teunom menentang keras rencana Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang menawarkan investasi di bidang ganja dan babi dihadapan para investor dari luar negeri.
Menurut Abati, mantan Panglima GAM itu, sudah salah kaprah, Aceh sebagai daerah penerapan syariat islam secara kaffah, program seperti itu diharamkan.
“Kita sudah memberi peluang kepada investor sebagai pengusaha untuk melakukan ternak babi, hasil pajak dari kegiatan tersebut, digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh hukumnya haram, juga akan berantai kepada yang haram pula”, tegas Abati Dihadapan wartawan Minggu (24/04/2016) di Gampong Panton Kecamatan Teunom seusai menghadiri acara Duek Pakat Forum Teunom Raya.
Mengenai ganja, dijelaskan Abati didalam aspek agama Islam juga diharamkan, apalagi melakukan perkebunan secara luas dikhawatirkan akan membawa kemudharatan yang besar daripada manfaatnya.
“Apakah kita bisa menjamin nantinya tidak akan terjadi penyalahgunaan, yang ditanam secara sembunyi saja bisa merusak generasi”, papar Abati
Sebelumnya diberitakan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang menawarkan investasi di bidang ganja dan babi, Mendengar itu, sejumlah tamu asing dari Australia, Hongkong, dan Amerika Serikat terkejut dan sesaat kemudian tertawa.
Mualem menyebutkan di Aceh terdapat banyak ladang ganja dan babi hutan yang hidup liar di hutan dan perkebunan warga.
”Di Aceh banyak ladang ganja, termasuk Simeulue, bila diolah bisa menjadi bahan yang bermanfaat seperti obat-obatan,” kata Muzakir di Pendapa Simeulue.
Dia melanjutkan persoalan legalitas pemanfaatan ganja tersebut masih digodok di tingkat pusat. Jika dijadikan komoditas berharga dan terealisasi, investor yang berminat harus berkoordinasi dengan pihak polisi setempat.
”Selain ganja Aceh yang terkenal, ada satu lagi kalau berminat untuk investasi, yakni babi. Hewan itu sangat banyak di Aceh, termasuk di Simeulue. Kalau mau, silakan bawa kapalnya sendiri untuk mengangkut babi,” ujar Muzakir.
Pernyataan menawarkan babi kepada investor itu disambut gelak tawa oleh para undangan. Sebab, di Simeulue babi menjadi hewan yang menakutkan bagi petani.
Wakil Bupati Simeulue Hasrul Edyar dalam kesempatan yang sama mengatakan soal ganja, pihaknya mendukung asalkan peruntukannya sesuai untuk kepentingan kesehatan.
Menanggapi penawaran babi yang dilakukan oleh Mualem, dia menilai hal tersebut menguntungkan. Selama ini, ucap Hasrul, babi menjadi salah satu hewan yang diburu untuk dibunuh warga Simeulue. (Koranindependen)
Menurut Abati, mantan Panglima GAM itu, sudah salah kaprah, Aceh sebagai daerah penerapan syariat islam secara kaffah, program seperti itu diharamkan.
“Kita sudah memberi peluang kepada investor sebagai pengusaha untuk melakukan ternak babi, hasil pajak dari kegiatan tersebut, digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh hukumnya haram, juga akan berantai kepada yang haram pula”, tegas Abati Dihadapan wartawan Minggu (24/04/2016) di Gampong Panton Kecamatan Teunom seusai menghadiri acara Duek Pakat Forum Teunom Raya.
Mengenai ganja, dijelaskan Abati didalam aspek agama Islam juga diharamkan, apalagi melakukan perkebunan secara luas dikhawatirkan akan membawa kemudharatan yang besar daripada manfaatnya.
“Apakah kita bisa menjamin nantinya tidak akan terjadi penyalahgunaan, yang ditanam secara sembunyi saja bisa merusak generasi”, papar Abati
Sebelumnya diberitakan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang menawarkan investasi di bidang ganja dan babi, Mendengar itu, sejumlah tamu asing dari Australia, Hongkong, dan Amerika Serikat terkejut dan sesaat kemudian tertawa.
Mualem menyebutkan di Aceh terdapat banyak ladang ganja dan babi hutan yang hidup liar di hutan dan perkebunan warga.
”Di Aceh banyak ladang ganja, termasuk Simeulue, bila diolah bisa menjadi bahan yang bermanfaat seperti obat-obatan,” kata Muzakir di Pendapa Simeulue.
Dia melanjutkan persoalan legalitas pemanfaatan ganja tersebut masih digodok di tingkat pusat. Jika dijadikan komoditas berharga dan terealisasi, investor yang berminat harus berkoordinasi dengan pihak polisi setempat.
”Selain ganja Aceh yang terkenal, ada satu lagi kalau berminat untuk investasi, yakni babi. Hewan itu sangat banyak di Aceh, termasuk di Simeulue. Kalau mau, silakan bawa kapalnya sendiri untuk mengangkut babi,” ujar Muzakir.
Pernyataan menawarkan babi kepada investor itu disambut gelak tawa oleh para undangan. Sebab, di Simeulue babi menjadi hewan yang menakutkan bagi petani.
Wakil Bupati Simeulue Hasrul Edyar dalam kesempatan yang sama mengatakan soal ganja, pihaknya mendukung asalkan peruntukannya sesuai untuk kepentingan kesehatan.
Menanggapi penawaran babi yang dilakukan oleh Mualem, dia menilai hal tersebut menguntungkan. Selama ini, ucap Hasrul, babi menjadi salah satu hewan yang diburu untuk dibunuh warga Simeulue. (Koranindependen)
loading...
Post a Comment