Wayne Downing Prabowo Subianto |
Ketika terjadi perang Vietnam, Wayne Downing memimpin para prajurit Amerika Serikat bertempur dengan gagah berani dalam setiap titik-titik pertempuran di Vietnam.
Prestasi-prestasinya menggempur bala tentara Vietnam dan membebaskan para tahanan prajurit Amerika yang disekap dan disiksa oleh para prajurit Vietkong membuatnya menjadi sosok yang paling disegani dan dihormati jasa-jasanya di negeri paman Sam itu.
Setelah perang Vietnam usai, Wayne Downing menjabat sebagai penasehat anti terorisme pada masa pemerintahan Presiden George Bush.
Pada tahun 1990, Downing membentuk tim elit anti terorisme Amerika Serikat (semacam Densus 88 kalau di Indonesia). Selain aktifitasnya sebagai penasehat anti terorisme.
Downing juga adalah salah satu Instruktur di Fort Bragg, lembaga Pendidikan Militer di Amerika Serikat yang mencetak pasukan khusus para prajurit-prajurit dari negara-negara asing.
Fort Bragg (Wikipedia) Wayne Downing mengakui bahwa dari semua prajurit negara asing yang ia latih di Fort Bragg, hanya dua prajurit yang paling menonjol prestasinya.
Kedua prajurit tersebut adalah Abdullah II bin Al-Hussein, yang menjadi Raja Yordania, dan yang seorang lagi yaitu Prabowo Subianto, Komandan Pasukan Khusus dari Indonesia.
Kedua murid kebangaannya itu diceritakan oleh Downing kepada Stanley A Weiss, pendiri lembaga Business Executives for National Security di Washington DC pada tahun 2009 yang silam.
Menurut Downing, kedua muridnya itu adalah siswa cemerlang yang paling menonjol daripada murid-muridnya yang lain. Yang paling berkesan bagi Downing adalah sosok Prabowo Subianto.
Dimata Wayne Downing, Prabowo adalah sosok yang sangat idealis tentang negaranya, penuh percaya diri, dan selalu yakin akan masa depan negaranya.
Menurut Wayne Downing, selain cerdas, Prabowo adalah muridnya yang paling disiplin dan nyalinya paling tinggi ketika mengikuti pelatihan-pelatihan keras di Fort Bragg untuk menggembleng nyali bertempur.
Selain itu, Prabowo selalu bergairah dan berapi-api ketika bercerita tentang negara Indonesia kepada siswa-siswa dari negara lain di Fort Bragg.
Pada tahun 1995 yang silam, Wayne Downing mengunjungi Prabowo di Jakarta. Dalam suatu moment kunjungannya itu, Downing ingin melakukan terjun payung bersama dari ketinggian yang normalnya dilakukan oleh prajurit tempur sebagai bentuk perayaan untuk mengulangi masa-masa indah mereka di Fort Bragg dulu.
Saat itu Prabowo berupaya mencegah niat Downing karena faktor umur, akan tetapi Downing tetap bersikeras dan berkata kepada Prabowo bahwa dalam hidup ini Anda harus punya keberanian untuk melompat.
Sebenarnya tak sulit untuk memahami apa yang dilihat Wayne Downing dalam sosok seorang Prabowo Subianto.
Dengan kemauan keras serta dedikasi yang tinggi terhadap bangsa ini, Prabowo Subianto telah melewati berbagai persoalan besar yang menerpa hidupnya, rumah tangganya, dan karier militernya. Dua kali gagal dalam pemilu 2004 dan 2009 yang lalu tak menjadikan Prabowo Subianto patah arang.
Dengan jiwa nasionalisme yang tinggi dan cinta tanah air telah memicunya untuk menjadi prajurit terbaik bangsa untuk menggembleng bangsa ini menjadi bangsa yang besar diantara bangsa-bangsa lainnya dibelahan dunia ini.
Ditengah derai caci maki, sumpah serapah, derasnya hujatan yang membabi-buta, dan fitnah yang bertubi-tubi menghujam dirinya, ia tetap mampu berdiri tegak dan bangkit kembali dari keterpurukan untuk membuktikan diri sebagai seorang Prajurit terbaik bangsa yang diakui dunia Internasional.
Kebanggaanya terhadap ibu pertiwi telah menghantar sosok Prabowo Subianto untuk melakukan suatu "lompatan" yang spektakuler dalam hidupnya untuk mengukir prestasi demi prestasi demi masa depan dan kemajuan bangsa ini agar menjadi bangsa yang dihormati dan bermartabat dimata dunia.
loading...
Post a Comment