Manila – Pemerintah Filipina menyiapkan serangan besar-besaran untuk menghabisi kelompok militan Abu Sayyaf.
Namun, rencana serangan militer tersebut justru menimbulkan kekhawatiran. Pakar terorisme Sidney Jones justru mengaku cemas atas keselamatan para sandera, termasuk 14 warga negara Indonesia (WNI), bila serangan itu benar terealisasi.
Kecemasan tersebut bukan tak beralasan. Sebab, menurut Jones, aksi pemenggalan yang dilakukan terhadap warga Kanada tidak semata disebabkan tak dibayarkannya tebusan.
”Menurut saya bukan itu (tebusan, Red), tapi karena adanya ancaman kepada kelompok ini oleh militer Filipina,” paparnya.
Jones menambahkan, langkah pemerintah Indonesia saat ini sudah benar. Pemerintah terus melakukan negosiasi. Dia pun meminta hal itu tidak dilakukan di depan media, harus secara diam-diam.
”Jangan operasi dulu. Saya kira yang penting negosiasi secara intensif dengan mereka,” tuturnya.
Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) tersebut juga meminta pemerintah mengecek fraksi mana yang menahan WNI di Filipina itu. Pasalnya, ada tujuh fraksi dalam naungan kelompok Abu Sayyaf tersebut.
Meski satu kelompok, kebijakan setiap fraksi itu berbeda-beda dan tidak saling berkaitan. ”Saya percaya mereka disandera fraksi berbeda (dari fraksi yang melakukan pemenggalan terhadap warga Kanada John Ridsdel, red). Ini harus dipastikan,” tegasnya.(JPNN)
Namun, rencana serangan militer tersebut justru menimbulkan kekhawatiran. Pakar terorisme Sidney Jones justru mengaku cemas atas keselamatan para sandera, termasuk 14 warga negara Indonesia (WNI), bila serangan itu benar terealisasi.
Kecemasan tersebut bukan tak beralasan. Sebab, menurut Jones, aksi pemenggalan yang dilakukan terhadap warga Kanada tidak semata disebabkan tak dibayarkannya tebusan.
”Menurut saya bukan itu (tebusan, Red), tapi karena adanya ancaman kepada kelompok ini oleh militer Filipina,” paparnya.
Jones menambahkan, langkah pemerintah Indonesia saat ini sudah benar. Pemerintah terus melakukan negosiasi. Dia pun meminta hal itu tidak dilakukan di depan media, harus secara diam-diam.
”Jangan operasi dulu. Saya kira yang penting negosiasi secara intensif dengan mereka,” tuturnya.
Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) tersebut juga meminta pemerintah mengecek fraksi mana yang menahan WNI di Filipina itu. Pasalnya, ada tujuh fraksi dalam naungan kelompok Abu Sayyaf tersebut.
Meski satu kelompok, kebijakan setiap fraksi itu berbeda-beda dan tidak saling berkaitan. ”Saya percaya mereka disandera fraksi berbeda (dari fraksi yang melakukan pemenggalan terhadap warga Kanada John Ridsdel, red). Ini harus dipastikan,” tegasnya.(JPNN)
loading...
Post a Comment