AMP - Tulisan ini terinspirasi dari sebuah artikel di media The Intercept, diterjemahkan karena banyak pelajaran yang bisa diambil untuk waspada dalam berkomunikasi di dunia maya, demikian juga sedikit banyak bercerita tentang dunia intelejen dan upaya alat negara di Amerika untuk membuat perangkat kepada rakyatnya.
Tersebutlah bahwa ada seorang anak muda bernama Khalil Rayyan, jomblo ingin sekali berumah tangga. Berkenalan di dunia maya dengan seorang perempuan mengaku berumur 19 tahun bernama Jannah Bride, mengaku janda dan suaminya meninggal karena serangan udara di Syria.
Saat ini Rayyan dipenjara dengan tuduhan mendukung ISIS oleh jaksa federal Amerika Serikat.
Dari dokumen yang dirilis kejaksaan, motivasi Rayyan mendukung ISIS bukan karena dia dipicu oleh radikalisme, tetapi lebih kepada keinginannya untuk menyenangkan ‘pacar’ online-nya, karena dari perkenalannya dengan Jannah Bride, perempuan yang seolah-olah sangat mencintai orang yang gemar berjihad.
Jannah Bride adalah nama palsu. Dia sebenarnya adalah seorang informan polisi federal, FBI, digaji untuk berkomunikasi dengan Rayyan hanya karena menurut pantauan FBI Rayyan pernah me-retweet sebuah video tentang ISIS yang melempar seseorang dari sebuah bangunan.
Rayyan memang tidak dikenakan tuduhan tindak terorisme, tetapi FBI dan kejaksaan menganggap kasus ini berkenaan dengan keamanan nasional Amerika Serikat.
Rayyan mengaku tidak bersalah, pengacaranya malah meminta agar FBI merilis semua bukti percakapannya dengan Jannah Bride.
Menurut transkrip pembicaraan antara Rayyan dan informan FBI tersebut, Justru informan itu yang memulai dengan memancing percakapan tentang kekerasan. Rayyan berulang kali menasehati Jannah sang informan untuk bersabar, jangan bertindak melakukan kekerasan dan tidak menyakiti diri sendiri serta orang lain. Bahkan dalam pembicaraan di bulan Desember 2015, ketika informan itu bertanya “Apa yang kamu mau dari kehidupan di dunia ini?,” Rayyan menjawab, “Saya mau menikah dengan kamu,”.
Seorang psikolog yang diajukan oleh pengacara pembela Lyle D. Danuloff menguji Rayyan, apakah dia berbahaya atau tidak, justru memberikan pendapat bahwa Rayyan sama sekali tidak berbahaya.
Menurut psikolog tersebut, sikap Rayyan yang seolah-olah mendukung kekerasan, hanya untuk menyenangkan hati pacarnya itu, sebab dia sudah jatuh cinta kepada informan itu. Sikapnya itu bukan karena hasil dari pikiran radikal atau ada keinginan melakukan tindakan terorisme.
FBI saat ini menggunakan 15.000 informan untuk melakukan operasi counterterrorism guna memancing orang-orang yang diduga simpati kepada ISIS. Namun diduga hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
Pada 31 Desember yang lalu, dengan dibantu oleh seorang informan, FBI menangkap seorang homeless (gelandangan) yang sakit jiwa dan didakwa merencanakan penyerangan pada sebuah acara peringatan tahun baru di negara bagian New York. Ketika ditangkap, senjatanya hanya sebuah korek api dan sebilah pisau. Itupun dibeli di Wal-Mart dengan uang yang diberikan oleh informan FBI itu.
Saat ini FBI diduga banyak membuat perangkap untuk menjebak dengan alasan keamanan nasional.
****
Demikianlah syedara sekalian, jangan mudah dijebak atau ditipu di dunia maya, jangan mudah dipancing tentang asmara, tindakan kekerasan dan terorisme.
Beberapa saat yang lalu, polisi Aceh juga pernah menangkap seorang yang diduga menggunakan profil seorang dokter perempuan di facebook. Bermodal photo-photo berwajah cantik, dia berhasil menipu banyak orang termasuk beberapa pejabat.
Pernah juga seorang teman bercerita beberapa tahun lalu, dia iseng membuat sebuah akun facebook dengan gambar profil perempuan. Banyak disapa oleh pejabat, anggota dewan, dan tokoh masyarakat, tidak jarang mereka mengirimkan uang dan pulsa HP. Haha.
Theintercept/acehtrend.co
Tersebutlah bahwa ada seorang anak muda bernama Khalil Rayyan, jomblo ingin sekali berumah tangga. Berkenalan di dunia maya dengan seorang perempuan mengaku berumur 19 tahun bernama Jannah Bride, mengaku janda dan suaminya meninggal karena serangan udara di Syria.
Saat ini Rayyan dipenjara dengan tuduhan mendukung ISIS oleh jaksa federal Amerika Serikat.
Dari dokumen yang dirilis kejaksaan, motivasi Rayyan mendukung ISIS bukan karena dia dipicu oleh radikalisme, tetapi lebih kepada keinginannya untuk menyenangkan ‘pacar’ online-nya, karena dari perkenalannya dengan Jannah Bride, perempuan yang seolah-olah sangat mencintai orang yang gemar berjihad.
Jannah Bride adalah nama palsu. Dia sebenarnya adalah seorang informan polisi federal, FBI, digaji untuk berkomunikasi dengan Rayyan hanya karena menurut pantauan FBI Rayyan pernah me-retweet sebuah video tentang ISIS yang melempar seseorang dari sebuah bangunan.
Rayyan memang tidak dikenakan tuduhan tindak terorisme, tetapi FBI dan kejaksaan menganggap kasus ini berkenaan dengan keamanan nasional Amerika Serikat.
Rayyan mengaku tidak bersalah, pengacaranya malah meminta agar FBI merilis semua bukti percakapannya dengan Jannah Bride.
Menurut transkrip pembicaraan antara Rayyan dan informan FBI tersebut, Justru informan itu yang memulai dengan memancing percakapan tentang kekerasan. Rayyan berulang kali menasehati Jannah sang informan untuk bersabar, jangan bertindak melakukan kekerasan dan tidak menyakiti diri sendiri serta orang lain. Bahkan dalam pembicaraan di bulan Desember 2015, ketika informan itu bertanya “Apa yang kamu mau dari kehidupan di dunia ini?,” Rayyan menjawab, “Saya mau menikah dengan kamu,”.
Seorang psikolog yang diajukan oleh pengacara pembela Lyle D. Danuloff menguji Rayyan, apakah dia berbahaya atau tidak, justru memberikan pendapat bahwa Rayyan sama sekali tidak berbahaya.
Menurut psikolog tersebut, sikap Rayyan yang seolah-olah mendukung kekerasan, hanya untuk menyenangkan hati pacarnya itu, sebab dia sudah jatuh cinta kepada informan itu. Sikapnya itu bukan karena hasil dari pikiran radikal atau ada keinginan melakukan tindakan terorisme.
FBI saat ini menggunakan 15.000 informan untuk melakukan operasi counterterrorism guna memancing orang-orang yang diduga simpati kepada ISIS. Namun diduga hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
Pada 31 Desember yang lalu, dengan dibantu oleh seorang informan, FBI menangkap seorang homeless (gelandangan) yang sakit jiwa dan didakwa merencanakan penyerangan pada sebuah acara peringatan tahun baru di negara bagian New York. Ketika ditangkap, senjatanya hanya sebuah korek api dan sebilah pisau. Itupun dibeli di Wal-Mart dengan uang yang diberikan oleh informan FBI itu.
Saat ini FBI diduga banyak membuat perangkap untuk menjebak dengan alasan keamanan nasional.
****
Demikianlah syedara sekalian, jangan mudah dijebak atau ditipu di dunia maya, jangan mudah dipancing tentang asmara, tindakan kekerasan dan terorisme.
Beberapa saat yang lalu, polisi Aceh juga pernah menangkap seorang yang diduga menggunakan profil seorang dokter perempuan di facebook. Bermodal photo-photo berwajah cantik, dia berhasil menipu banyak orang termasuk beberapa pejabat.
Pernah juga seorang teman bercerita beberapa tahun lalu, dia iseng membuat sebuah akun facebook dengan gambar profil perempuan. Banyak disapa oleh pejabat, anggota dewan, dan tokoh masyarakat, tidak jarang mereka mengirimkan uang dan pulsa HP. Haha.
Theintercept/acehtrend.co
loading...
Post a Comment