Ketika membahas tentang Aceh, maka pikiran kita sudah pasti akan tertuju kepada dua hal. Kalau tidak tsunami ya GAM. Aceh sama sekali tidak identik dengan hal-hal besar lain, termasuk peran pentingnya bagi Indonesia. Padahal, faktanya, tanpa Aceh, mungkin Indonesia tidak sama seperti sekarang. Entah masih dalam kungkungan penjajahan atau yang lebih buruk lagi.
Tanpa diketahui banyak orang Indonesia, Aceh di masa lalu terus memberikan banyak sekali sumbangsihnya. Apa yang mereka lakukan benar-benar berpengaruh bagi bangsa. Sehingga sama seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, tanpa Aceh Indonesia mungkin masih terlunta-lunta dalam keterpurukan.
Kita tidak boleh lupa akan sejarah, tidak juga sombong dengan tidak mengakui peran saudara senegara lain yang memang sangat nyata. Jadi, hal-hal besar apa saja yang sudah dilakukan oleh rakyat Aceh terhadap negara ini?
Akhirnya
mengalirlah bantuan-bantuan dana dari orang-orang Aceh kepada
Indonesia. Bantuan ini pun dipakai untuk operasional pemerintah
Indonesia. Salah satunya untuk membiayai H. Agus Salim agar bisa
mengikuti Konferensi Asia di New Delhi. Tanpa bantuan ini, perjuangan
Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan makin susah.
Aceh
seakan menjadi donatur tetapnya Indonesia. Ketika bangsa ini butuh
dibantu, mereka siap. Faktanya, mayoritas sumbangan dana yang diberikan
oleh Aceh kepada Indonesia berasal dari patungan rakyat. Seperti ketika
Indonesia butuh pesawat, orang-orang Aceh mengumpulkan emas-emas mereka
lalu mendatangkan sebuah pesawat untuk diberikan kepada bangsa ini. Ada
dua pesawat yang berhasil dibeli dari dana patungan tersebut, dan
pesawat ini perannya amat vital bagi perjuangan Indonesia.
Kapal
ini pun pengaruhnya sangat besar bagi bangsa. Dulu, ia dikemudikan oleh
seorang Laksamana Muda bernama John Lie. Di tangannya, kapal ini
berguna banyak, terutama perannya dalam mendistribusikan
senjata-senjata. Seandainya Aceh pelit dan berbuah tidak adanya kapal
ini, maka perjuangan Indonesia akan berlipat-lipat susahnya.
Meskipun
demikian, tak banyak radio yang berdiri dan kemudian melakukan siaran
berharga itu. Hanya beberapa gelintir saja termasuk salah satunya adalah
Radio Rimba Raya yang ada di Aceh Tengah. Peran radio ini benar-benar
vital. Para penyiarnya selalu tak henti-hentinya memberikan informasi
penting tentang perjuangan bangsa. Misalnya dengan menegaskan bahwa
Indonesia tetap berdiri ketika radio Belanda tak bosan-bosannya
mengingatkan dunia jika mereka sudah menghapuskan bangsa ini.
Bernama
Teuku Markam, pria ini menyumbang 28 kilogram dari 38 kilogram emas di
ujung monas. Kalau dikonversi menjadi uang saat ini dengan harga emas
per-gram Rp 500 ribu, maka Teuku Markam mengeluarkan sekitar Rp 14
triliun. Benar-benar jumlah yang tidak main-main. Sayangnya, jasa Markam
sudah jarang diingat lagi hari ini.
Pantaslah kalau Aceh dilabeli sebagai daerah istimewa. Pasalnya, apa
yang dilakukan penduduknya benar-benar besar perannya bagi eksistensi
Indonesia. Seandainya dulu ceritanya orang Aceh tak peduli dengan
Indonesia, mungkin negara ini akan mengalami perjuangan yang lebih berat
lagi. Atas apa yang sudah dilakukan mereka di masa lalu, sepertinya
kita harus mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.(Sumber: boombastis.com)
Tanpa diketahui banyak orang Indonesia, Aceh di masa lalu terus memberikan banyak sekali sumbangsihnya. Apa yang mereka lakukan benar-benar berpengaruh bagi bangsa. Sehingga sama seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, tanpa Aceh Indonesia mungkin masih terlunta-lunta dalam keterpurukan.
Kita tidak boleh lupa akan sejarah, tidak juga sombong dengan tidak mengakui peran saudara senegara lain yang memang sangat nyata. Jadi, hal-hal besar apa saja yang sudah dilakukan oleh rakyat Aceh terhadap negara ini?
1. Aceh Jadi Donatur Indonesia di Masa Perjuangan
Mungkin tidak banyak yang tahu kalau sebenarnya ketika Belanda dan Jepang menjajah Indonesia, Aceh selalu dalam kondisi merdeka. Ya, rakyat Aceh berjuang gigih sehingga penjajahan tidak sampai kepada tanah mereka. Alhasil, orang-orang Aceh makmur secara ekonomi karena tidak terjerat sistem kolonial. Sebenarnya mereka bisa memilih untuk tidak peduli. Namun, terlahir di tanah Indonesia, orang-orang Aceh merasa punya kewajiban moral untuk membantu saudara sebangsa.
Tokoh-tokoh penting Aceh yang selalu ringan tangannya membantu perjuangan Indonesia [Image Source]
2. Rakyat Aceh Patungan Lalu Belikan Indonesia Pesawat
Secara teori Indonesia memang kaya, tapi di masa perjuangan mengelola sumber daya alam nyaris jadi hal yang tidak mungkin dilakukan. Selain terkendala modal, alat dan lain sebagainya, fokusnya saat itu adalah berjuang. Lalu, ke mana Indonesia mencari bantuan yang bisa instan dan langsung? Ya, Aceh.
Pesawat perjuangan ini adalah hasil patungan orang-orang Aceh [Image Source]
3. Aceh Juga Menyumbang Kapal Laut
Alutsista Indonesia di masa perjuangan sangatlah miris. Jangankan produksi, dulu para leluhur hanya memunguti dan juga membeli. Walaupun membeli bukanlah pilihan mudah mengingat ekonomi Indonesia tidak bagus. Lagi-lagi Aceh memberikan bantuan untuk Indonesia. Kali ini berupa kapal laut dengan kode PPB 58 LB.
Aceh juga menyumbang sebuah kapal yang peranannya sangat vital bagi perjuangan bangsa ini [Image Source]
4. Peran Penting Radio Rimba Raya
Dulu, media untuk menyebarkan semangat perjuangan sangat terbatas. Lewat tulisan-tulisan juga sama sekali susah lantaran distribusinya pasti diawasi penjajah serta tulisannya akan banyak diplintir. Radio jadi satu-satunya alat orang-orang dulu untuk saling berbagai kabar perjuangan.
Monumen Radio Rimba Jaya yang kiprahnya begitu penting [Image Source]
5. Menyumbang Emas Monas Sebagai Lambang Kedigjayaan Bangsa
Terletak di ibu kota dengan bangunannya yang hebat, monas adalah representasi perjuangan bangsa. Ditambah lagi dengan emas seberat 38 kilogram di bagian teratas monumen yang makin membuat bangsa ini bisa membusungkan dada sebagai negara berdaulat yang tidak bisa diganggu gugat. Tahu kah siapa yang menyumbang emas ini? Ya, ia adalah seorang pria asal Aceh.
Teuku Markam, pria inilah yang menyumbang 28 dari 38 kilogram emas Monas [Image Source]
loading...
Post a Comment