AMP - Anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Fachrul Razi, dipecat dari jabatannya sebagai Ketua Pembina Pusat Kajian dan Advokasi Rakyat (PAKAR) Aceh. Pemecatan senator itu tertuang dalam surat bernomor 01309/B/DPP/PAKAR ACEH/V/2017.
Direktur DPP Pakar Aceh Muhammad Khaidir mengungkapkan Fachrul Razi dipecat karena dinilai sudah tidak sejalan dengan kepengurusan. Bahkan selama ini tidak ada kontribusi aktif terhadap lembaga, sehingga Pakar hanya dimanfaatkan demi kepentingannya.
"Fungsinya sebagai pembina tidak jalan, makanya dipecat," kata Muhammad Khaidir kepada AJNN, Senin (21/5).
Sebelum mengambil keputusan memecat Fachrul Razi, kata Khaidir, pihaknya sudah menggelar rapat bersama dengan pengurus DPP. Dalam rapat itu seluruh pengurus sudah sepakat untuk memberhentikan Fachrul Razi, MIP dari ketua dewan pembina.
Direktur DPP Pakar Aceh Muhammad Khaidir mengungkapkan Fachrul Razi dipecat karena dinilai sudah tidak sejalan dengan kepengurusan. Bahkan selama ini tidak ada kontribusi aktif terhadap lembaga, sehingga Pakar hanya dimanfaatkan demi kepentingannya.
"Fungsinya sebagai pembina tidak jalan, makanya dipecat," kata Muhammad Khaidir kepada AJNN, Senin (21/5).
Sebelum mengambil keputusan memecat Fachrul Razi, kata Khaidir, pihaknya sudah menggelar rapat bersama dengan pengurus DPP. Dalam rapat itu seluruh pengurus sudah sepakat untuk memberhentikan Fachrul Razi, MIP dari ketua dewan pembina.
Dalam surat pemecatan tertanggal 18 Mei 2017, DPP Pakar akan mengganti dan mengusulkan nama ketua pembina baru selama dua bulan terhitung mulai dikeluakan surat ini.
"Rapat DPP kami gelar para tanggal 13 Mei 2017, intinya keputusan ini tidak saya ambil sepihak. Keputusan ini merupakan keputusan bersama pengurus DPP, kami juga berharap kepada Fachrul Razi untuk tidak membawa-bawa lagi nama Pakar Aceh," kata Muhammad Khaidir.
Alasan lain, kata Khaidir, bekas Juru Bicara Partai Aceh itu tidak sanggup mengemban amanah yakni melobi Pemerintah Pusat terkait kekhususan Aceh yang hingga kini masih dipandang sebelah mata.
"Banyak janji-janji beliau kepada masyarakat yang tidak dipenuhi, akibat janji-janji palsu tersebut kami di daerah yang menanggung umpatan dan keluh kesah masyarakat," kata Khaidir.
Ia menjelaskan Pakar Aceh hadir untuk mengurangi beban masyarakat, bukan memberi harapan-harapan palsu, contohnya penyelesaian konflik PT Rapal dengan masyarakat, kemudian daerah-daerah otonomi baru yang sejak terpilih di 2014 lalu hingga kini masyarakat masih mengantung harapan kepada Fachrul Razi.
"Coba lihat apa yang ada sekarang, bukannya yang sudah dijanjikan dipenuhi, malah masyarakat disodorkan dengan janji-janji palsu, sehingga kami sebagai pengurus Pakar yang didirikan oleh beliau menanggung akibatnya," katanya.(AJNN.Net)
"Rapat DPP kami gelar para tanggal 13 Mei 2017, intinya keputusan ini tidak saya ambil sepihak. Keputusan ini merupakan keputusan bersama pengurus DPP, kami juga berharap kepada Fachrul Razi untuk tidak membawa-bawa lagi nama Pakar Aceh," kata Muhammad Khaidir.
Alasan lain, kata Khaidir, bekas Juru Bicara Partai Aceh itu tidak sanggup mengemban amanah yakni melobi Pemerintah Pusat terkait kekhususan Aceh yang hingga kini masih dipandang sebelah mata.
"Banyak janji-janji beliau kepada masyarakat yang tidak dipenuhi, akibat janji-janji palsu tersebut kami di daerah yang menanggung umpatan dan keluh kesah masyarakat," kata Khaidir.
Ia menjelaskan Pakar Aceh hadir untuk mengurangi beban masyarakat, bukan memberi harapan-harapan palsu, contohnya penyelesaian konflik PT Rapal dengan masyarakat, kemudian daerah-daerah otonomi baru yang sejak terpilih di 2014 lalu hingga kini masyarakat masih mengantung harapan kepada Fachrul Razi.
"Coba lihat apa yang ada sekarang, bukannya yang sudah dijanjikan dipenuhi, malah masyarakat disodorkan dengan janji-janji palsu, sehingga kami sebagai pengurus Pakar yang didirikan oleh beliau menanggung akibatnya," katanya.(AJNN.Net)
loading...
Post a Comment