AMP - Pepatah "Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta" terbukti pula berlaku dalam pencarian jalan menuju hidayah. Itulah yang dialami seorang antrpolog nasrani, yang tertarik meneliti sholat.
Karena bukan seorang muslim, baginya sholat semata objek penelitian. Dorongan keilmuan dan keseriusannya meneliti, membuat dia menjalankan sholat demi untuk mengetahui apa yang dijalani umat muslim itu.
Dialah Leopold Werner von Ehrenfels, kelahiran Austria 28 April 1901, yang sejak kecil sangat tertarik dengan kajian dunia Timur khususnya soal Islam. Ketika berkunjung ke negara-negara Islam di Balkan dan Turki, Leopold ikut menunaikan sholat.
Baru pada 1927, dia akhirnya menyatakan diri masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Baron Omar Rolf von Ehrenfels.
Pada 1932, Rolf mengunjungi India dan Pakistan. Di sinilah dia mendalami antropologi masyarakat setempat, khususnya kaitan perlakuan Islam terhadap kaum perempuan.
Rolf kemudian kembali ke negara asalnya. Namun pada 1938, Austria diduduki Nazi. Dia memutuskan kembali ke India dan bermukim di Hyderabad. Lama bermukim di India, Rolf akhirnya diangkat menjadi guru besar antropologi di Universitas Madras.
Rolf pun kemudian dikenal sebagai antropolog Islam terkemuka asal Eropa. Dikutip dari buku "Mengapa Kami Memilih Islam", dia mengatakan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan berangsur-angsur, menunjukkan bahwa agama-agama besar keluar dari hanya satu sumber.
Rolf juga menilai, Islam sebagai agama terakhir yang menyempurnakan agama-agama terdahulu, bukanlah sekedar doktrin keagamaan. Menurutnya, secara historis hal tersebut bisa dibuktikan melalui kajian akademik.(Arah.com)
loading...
Post a Comment