AMP - Pilkada 2017 berakhir manis bagi Partai Nasional Aceh (PNA). Partai lokal yang lahir pada 24 April 2012 ini berhasil mengantar kader terbaiknya, Irwandi Yusuf sebagai Gubernur Aceh 2017-2022. Irwandi merupakan pendiri PNA bersama beberapa tokoh mantan kombatan lainnya, seperti Sofyan Dawood, Irwansyah alias Muksalmina, Muharram, Lukman Age, dan beberapa tokoh lainnya.
Dalam Kongres I PNA, 1 Mei 2017, Irwandi diminta kader untuk menjabat Ketum PNA untuk masa bakti lima tahun mendatang, menggantikan Irwansyah. Prosesnya berlangsung cepat dan ia terpilih secara aklamasi. Sebaliknya, Irwansyah menggantikan posisi Irwandi yang menjabat Ketua MPT (sebelumnya Majelis Pertimbangan Partai) PNA. Praktis posisi Sekum juga berubah, di mana Muharam yang menjadi Sekum pertama telah dipecat. Posisi itu kemudian digantikan Miswar Fuady yang berlatar belakang aktivis.
Beberapa mantan GAM yang punya pengaruh kuat di daerah juga bergabung ke PNA. Sebut saja Ridwan Abubakar alias Nektu. Mantan angggota DPRA dua periode dari Partai Aceh ini diketahui akan bergabung dengan PNA. Nektu diyakini akan ditempatkan sebagai pengurus teras PNA.
Sofyan Dawood yang sebelumnya menduduki posisi Sekretaris MPP PNA terancam tak mendapat posisi apa-apa. Hal ini dikarenakan ketidakpuasan kader kepada Sofyan Dawood setelah sempat mengarahkan dukungan ke kandidat lain dalam Pilkada lalu. Namun, walau tak diinginkan kader, Sofyan masih mengincar posisi ketua harian setelah posisi Ketua MPP dijabat Irwansyah.
Sumber Pikiran Merdeka menyebutkan, upaya Sofyan Dawood menduduki posisi penting di partai agar dia tetap bergerak leluasa di masa kepemimpinan Irwandi. Sofyan juga meminta secara khusus kepada Irwandi agar diberikan posisi ketua MPP atau Ketua Harian DPP PNA. Posisi ketua harian ini dimunculkan karena mengingat kesibukan Irwandi sebagai gubernur.
“Jika tak mendapatkan posisi penting, Sofyan merasa sulit ‘bermain’ di Pemerintahan Irwandi-Nova,” sebut sumber yang menolak namanya ditulis.
Informasi yang diperoleh Pikiran Merdeka, ada dua nama yang dinilai layak menduduki Ketua Harian PNA, yakni Samsul Bahri bin Amiren dan Sofyan Dawood.
Berbeda dengan Sofyan Dawood yang punya ‘dosa’ di mata kader PNA, Samsul Bahri yang kerap disapa Tiyong ini dianggap lebih layak mengisi posisi tersebut. Selain merupakan Ketua Tim Pemenangan Irwandi-Nova, ia juga menjadi salah satu anggota dewan dari PNA di DPR Aceh sekarang ini. SELANJUTNYA
Dalam Kongres I PNA, 1 Mei 2017, Irwandi diminta kader untuk menjabat Ketum PNA untuk masa bakti lima tahun mendatang, menggantikan Irwansyah. Prosesnya berlangsung cepat dan ia terpilih secara aklamasi. Sebaliknya, Irwansyah menggantikan posisi Irwandi yang menjabat Ketua MPT (sebelumnya Majelis Pertimbangan Partai) PNA. Praktis posisi Sekum juga berubah, di mana Muharam yang menjadi Sekum pertama telah dipecat. Posisi itu kemudian digantikan Miswar Fuady yang berlatar belakang aktivis.
Beberapa mantan GAM yang punya pengaruh kuat di daerah juga bergabung ke PNA. Sebut saja Ridwan Abubakar alias Nektu. Mantan angggota DPRA dua periode dari Partai Aceh ini diketahui akan bergabung dengan PNA. Nektu diyakini akan ditempatkan sebagai pengurus teras PNA.
Sofyan Dawood yang sebelumnya menduduki posisi Sekretaris MPP PNA terancam tak mendapat posisi apa-apa. Hal ini dikarenakan ketidakpuasan kader kepada Sofyan Dawood setelah sempat mengarahkan dukungan ke kandidat lain dalam Pilkada lalu. Namun, walau tak diinginkan kader, Sofyan masih mengincar posisi ketua harian setelah posisi Ketua MPP dijabat Irwansyah.
Sumber Pikiran Merdeka menyebutkan, upaya Sofyan Dawood menduduki posisi penting di partai agar dia tetap bergerak leluasa di masa kepemimpinan Irwandi. Sofyan juga meminta secara khusus kepada Irwandi agar diberikan posisi ketua MPP atau Ketua Harian DPP PNA. Posisi ketua harian ini dimunculkan karena mengingat kesibukan Irwandi sebagai gubernur.
“Jika tak mendapatkan posisi penting, Sofyan merasa sulit ‘bermain’ di Pemerintahan Irwandi-Nova,” sebut sumber yang menolak namanya ditulis.
Informasi yang diperoleh Pikiran Merdeka, ada dua nama yang dinilai layak menduduki Ketua Harian PNA, yakni Samsul Bahri bin Amiren dan Sofyan Dawood.
Berbeda dengan Sofyan Dawood yang punya ‘dosa’ di mata kader PNA, Samsul Bahri yang kerap disapa Tiyong ini dianggap lebih layak mengisi posisi tersebut. Selain merupakan Ketua Tim Pemenangan Irwandi-Nova, ia juga menjadi salah satu anggota dewan dari PNA di DPR Aceh sekarang ini. SELANJUTNYA
loading...
Post a Comment