AMP - Sebuah kisah nyata tentang pertemanan datang dari seorang pengusaha yang sudah mempunyai banyak cabang minimarket. Saat itu ia ingin menghadiri undangan reuni SMP.
Rasa kangen ingin bersilaturahmi sudah kuat, k kuat, karena puluhan tahun tak bertemu membuat ia tak sabar ingin segera datang dalam acara tersebut.
Iapun melontarkan keinginannya kepada sang istri. Namun sang istri kurang setuju. Istrinya tam melarang suami bertemu teman lamanya, namun sang istri punya pengalaman pada moment reuni kini dijadika untuk ajang pamer.
Tapi pria ini tidak percaya. Kalaupun memang demikian pasti tidak dengan teman-temannya.
Tibalah tanggal dan hari undangan reuni tersebut. Sang suami pun berangkat dengan izin istrinya. Namun tumbuh rasa penasarannya. Ia pun tak naik mobil, hanya bawa motor dan memakai kaos biasa.
Sesampai disana tak ada yang berbeda. Waktu yang begitu lama telah mempertemukan teman-teman SMP nya, dan saling mengingat masa lalu, hingga tiba-tiba saling bercerita tentang kehidupan, istri, anak dan usaha yang digeluti saat ini.
Ada yang menjadi manager di sebuah perusahaan ternama, ada yang sukses dengan bisnis warisan orang tua dan mertuanya. Dari sekian banyak yang diceritakan, pria ini merasa senang semua temannya sudah sukses. Tibalah dia ditanya, bagaimana kerja dan usaha yang ia jalani.
Iapun menjawab hanya mempunyai tempat dipinggir jalan yang ia gunakan untuk berjualan buah, dari hasilnya pun sudah cukup untuk kebutuhan hidup.
Namun apa kata temannya? “Wah, hidupmu nggak asik banget, ya…!” kata si A.
Kemudian si B pun menimpali, “Tenang aja…., ini nanti kami semua yang bayar kamu nambah lagi lah, biar pernah makan enak…”.
Tak sampai disitu si C berkata, “Kasihan kamu, habis ini kita karaoke, biar aku yang traktir…”
Mendengar perkataan teman-temannya yang pongah, hatinya pun pedih. Teman-temanya yang dulu sudah berubah. Iapun ingat akan nasehat istrinya. Pria ini pun melanjutkan makan dan mengikuti acara demi acara reuni tersebut.
Hingga kemudian, selesailah acara tersebut. Dan akhirnya ia pamit pulang, tapi sebelum itu ia ke kasir untuk membayar semua makanan dan minuman tadi.
Teman-temanya yang pergi ke kasir heran, saat akan membayar tagihan. Kasir bilang, semua tagihan telah dilunasi pria berkaos tadi. Mereka pun kaget mendengarnya
Pamitlah pria ini, dan menolak untuk diajak karaoke.
“Terimakasih atas pertemuannya kawan-kawan, aku pulang dulu, mungkin lain kali sa kali saja kita bertemu lagi”
“Kok, kamu bayar semua tagihan, janganlah kita kan teman, bagilah-bagilah” teman-teman saling bersahutan.
“Ah, nggak apa-apa, uangku masih cukup kok,” katanya sambil berpamitan
Akhirnya pria ini pergi dengan kesedihan hatinya, bukan karena telah mengeluarkan uang banyak karena mentraktir temannya. Tapi karena harta semua temannya berubah. [Radarislam/ Wb]
Rasa kangen ingin bersilaturahmi sudah kuat, k kuat, karena puluhan tahun tak bertemu membuat ia tak sabar ingin segera datang dalam acara tersebut.
Iapun melontarkan keinginannya kepada sang istri. Namun sang istri kurang setuju. Istrinya tam melarang suami bertemu teman lamanya, namun sang istri punya pengalaman pada moment reuni kini dijadika untuk ajang pamer.
Tapi pria ini tidak percaya. Kalaupun memang demikian pasti tidak dengan teman-temannya.
Tibalah tanggal dan hari undangan reuni tersebut. Sang suami pun berangkat dengan izin istrinya. Namun tumbuh rasa penasarannya. Ia pun tak naik mobil, hanya bawa motor dan memakai kaos biasa.
Sesampai disana tak ada yang berbeda. Waktu yang begitu lama telah mempertemukan teman-teman SMP nya, dan saling mengingat masa lalu, hingga tiba-tiba saling bercerita tentang kehidupan, istri, anak dan usaha yang digeluti saat ini.
Ada yang menjadi manager di sebuah perusahaan ternama, ada yang sukses dengan bisnis warisan orang tua dan mertuanya. Dari sekian banyak yang diceritakan, pria ini merasa senang semua temannya sudah sukses. Tibalah dia ditanya, bagaimana kerja dan usaha yang ia jalani.
Iapun menjawab hanya mempunyai tempat dipinggir jalan yang ia gunakan untuk berjualan buah, dari hasilnya pun sudah cukup untuk kebutuhan hidup.
Namun apa kata temannya? “Wah, hidupmu nggak asik banget, ya…!” kata si A.
Kemudian si B pun menimpali, “Tenang aja…., ini nanti kami semua yang bayar kamu nambah lagi lah, biar pernah makan enak…”.
Tak sampai disitu si C berkata, “Kasihan kamu, habis ini kita karaoke, biar aku yang traktir…”
Mendengar perkataan teman-temannya yang pongah, hatinya pun pedih. Teman-temanya yang dulu sudah berubah. Iapun ingat akan nasehat istrinya. Pria ini pun melanjutkan makan dan mengikuti acara demi acara reuni tersebut.
Hingga kemudian, selesailah acara tersebut. Dan akhirnya ia pamit pulang, tapi sebelum itu ia ke kasir untuk membayar semua makanan dan minuman tadi.
Teman-temanya yang pergi ke kasir heran, saat akan membayar tagihan. Kasir bilang, semua tagihan telah dilunasi pria berkaos tadi. Mereka pun kaget mendengarnya
Pamitlah pria ini, dan menolak untuk diajak karaoke.
“Terimakasih atas pertemuannya kawan-kawan, aku pulang dulu, mungkin lain kali sa kali saja kita bertemu lagi”
“Kok, kamu bayar semua tagihan, janganlah kita kan teman, bagilah-bagilah” teman-teman saling bersahutan.
“Ah, nggak apa-apa, uangku masih cukup kok,” katanya sambil berpamitan
Akhirnya pria ini pergi dengan kesedihan hatinya, bukan karena telah mengeluarkan uang banyak karena mentraktir temannya. Tapi karena harta semua temannya berubah. [Radarislam/ Wb]
loading...
Post a Comment