Milter Filipina terus menggempur Marawi yang dikhawatirkan akan dijadikan wilayah kekuasaan ISIS di Asia Tenggara. (REUTERS/Romeo Ranoco) |
AMP - Chico Usman terkejut ketika orang-orang yang mengenakan penutup wajah dan membawa senapan serbu memasuki Marawi, kota berpenduduk mayoritas muslim dengan populasi 200 ribu orang di Filipina.
Mereka memasuki kota tersebut secara tiba-tiba pada 24 Mei. "Semua orang kaget dan melarikan diri ke rumah," ujarnya.
Suara baku tembak dan pertempuran pun menggema hingga keesokan harinya.
Setidaknya 103 orang telah tewas dalam perang antara kelompok teror ISIS dan tentara di kota yang berada di bagian selatan Mindanao itu. Presiden Rodrigo Duterte pun menerapkan darurat militer.
Kini, bendera hitam kelompok teror ISIS yang menyalahgunakan kalimat 'la ilaha ilallah' atau 'tiada Tuhan selain Allah' berkibar di hampir seluruh penjuru kota, kata Usman.
Dia diwawancarai CNN di dekat Saguiaran, kota kecil di pinggiran Marawi, tempat pengungsian sementara para penduduk kota yang kini dikepung militan Islamis itu.
Bentrok antara pasukan pemerintah dan para militan merenggut nyawa 19 warga sipil, 11 anggota militer dan empat orang polisi hingga Minggu (28/5), kata juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina (AFP).
AFP juga mengonfirmasi 61 militan tewas dalam pertempuran.
Dalam insiden terpisah, delapan orang lain yang sempat disangka melarikan diri ke luar kota ditemukan tewas di sebuah lembah.
CNN Phillipines melaporkan sejumlah saksi mata menyebut para korban diminta untuk membacakan doa-doa Islam dan mereka yang gagal bakal dibawa oleh kelompok bersenjata. Filipina adalah negara mayoritas Katolik, meski Mindanao mempunyai populasi Muslim yang signifikan.
Pertempuran di kawasan ini terjadi setelah pasukan militer meluncurkan operasi memburu Isnilon Hapilon, pimpinan militan Filipina yang disebut sebagai pemimpin ISIS Asia Tenggara.
Terkepung, dia pun meminta bala bantuan darurat dari kelompok Maute, militan lokal yang telah menyatakan berafiliasi terhadap ISIS.
Kemudian mereka berdatangan ke Marawi dalam jumlah ratusan orang, membakari bangunan, menculik sandera dan tak segan bertempur dengan pasukan pemerintah.
Meski sejumlah kelompok radikal dan kriminal berbasis keagamaan telah aktif di daerah perbatasan antara Filipina-Malaysia-Indonesia itu selama bertahun-tahun, serangan blak-blakan seperti ini membuat para pengamat khawatir ISIS berhasil melebarkan sayap ke Asia Tenggara.
"Apa yang terjadi di Mindanao sudah bukan lagi pemberontakan warga Filipina. Ini sudah menjadi invasi oleh teroris asing," kata Jaksa Agung Muda Jose Calida. "Mereka ingin membuat Mindanao menjadi bagian kekhalifahan."
Meski ISIS belum mendeklarasikan wilayah dari kekhalifahannya di Asia Tenggara seperti yang mereka lakukan di Libya dan Arab Saudi, banyak analis meyakini hal tersebut hanya soal waktu.
Pengaruh ISIS telah menyebar di seluruh penjuru Asia Tenggara beberapa tahun belakangan. Lebih dari 60 kelompok telah berbaiat kepada Abu Bakar al-Baghdadi, kata Rohan Gunaratna, kepala International Centre for Political Violence and Terrorisme Research.
Serangan di Kampung Melayu yang menewaskan tiga orang polisi pekan lalu adalah salah satu contoh kasusnya. Meski dilakukan oleh warga lokal, Kepolisian mencurigai serangan itu terkait dengan ISIS.
Sementara di Malaysia, enam terduga militan, termasuk seorang yang diduga penyelundup senjata ISIS, diciduk petugas khusus Divisi Anti-Teror pekan lalu. Sejumlah serangan di kawasan pun diatribusikan pada kelompok teror tersebut.
Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) memperingatkan, sementara ISIS telah memperdalam kerja sama antarkelompok ekstremis di Asia Tenggara, sebagian besar upaya penegakan hukum dan kontra-terorisme masih dilakukan dalam skala nasional.
"Masalah geografis dan kedaulatan, klaim teritorial dan politik kawasan ... sepertinya menghambat kerja sama regional," kata analis Jasminder Singh dan Mihammad Haziq Bin Jani dalam laporan akademis tahun lalu.
Jika tidak ada aksi yang diambil, kata mereka, kawasan ini berisiko menjadi versi Asia Tenggara dari perbatasan Afghanistan dan Pakistan.--sebuah risiko yang terutama sangat mengancam Mindanao.[CNN]
Mereka memasuki kota tersebut secara tiba-tiba pada 24 Mei. "Semua orang kaget dan melarikan diri ke rumah," ujarnya.
Suara baku tembak dan pertempuran pun menggema hingga keesokan harinya.
Setidaknya 103 orang telah tewas dalam perang antara kelompok teror ISIS dan tentara di kota yang berada di bagian selatan Mindanao itu. Presiden Rodrigo Duterte pun menerapkan darurat militer.
Kini, bendera hitam kelompok teror ISIS yang menyalahgunakan kalimat 'la ilaha ilallah' atau 'tiada Tuhan selain Allah' berkibar di hampir seluruh penjuru kota, kata Usman.
Dia diwawancarai CNN di dekat Saguiaran, kota kecil di pinggiran Marawi, tempat pengungsian sementara para penduduk kota yang kini dikepung militan Islamis itu.
Bentrok antara pasukan pemerintah dan para militan merenggut nyawa 19 warga sipil, 11 anggota militer dan empat orang polisi hingga Minggu (28/5), kata juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina (AFP).
AFP juga mengonfirmasi 61 militan tewas dalam pertempuran.
Dalam insiden terpisah, delapan orang lain yang sempat disangka melarikan diri ke luar kota ditemukan tewas di sebuah lembah.
CNN Phillipines melaporkan sejumlah saksi mata menyebut para korban diminta untuk membacakan doa-doa Islam dan mereka yang gagal bakal dibawa oleh kelompok bersenjata. Filipina adalah negara mayoritas Katolik, meski Mindanao mempunyai populasi Muslim yang signifikan.
Pertempuran di kawasan ini terjadi setelah pasukan militer meluncurkan operasi memburu Isnilon Hapilon, pimpinan militan Filipina yang disebut sebagai pemimpin ISIS Asia Tenggara.
Terkepung, dia pun meminta bala bantuan darurat dari kelompok Maute, militan lokal yang telah menyatakan berafiliasi terhadap ISIS.
Kemudian mereka berdatangan ke Marawi dalam jumlah ratusan orang, membakari bangunan, menculik sandera dan tak segan bertempur dengan pasukan pemerintah.
Meski sejumlah kelompok radikal dan kriminal berbasis keagamaan telah aktif di daerah perbatasan antara Filipina-Malaysia-Indonesia itu selama bertahun-tahun, serangan blak-blakan seperti ini membuat para pengamat khawatir ISIS berhasil melebarkan sayap ke Asia Tenggara.
"Apa yang terjadi di Mindanao sudah bukan lagi pemberontakan warga Filipina. Ini sudah menjadi invasi oleh teroris asing," kata Jaksa Agung Muda Jose Calida. "Mereka ingin membuat Mindanao menjadi bagian kekhalifahan."
Meski ISIS belum mendeklarasikan wilayah dari kekhalifahannya di Asia Tenggara seperti yang mereka lakukan di Libya dan Arab Saudi, banyak analis meyakini hal tersebut hanya soal waktu.
Pengaruh ISIS telah menyebar di seluruh penjuru Asia Tenggara beberapa tahun belakangan. Lebih dari 60 kelompok telah berbaiat kepada Abu Bakar al-Baghdadi, kata Rohan Gunaratna, kepala International Centre for Political Violence and Terrorisme Research.
Serangan di Kampung Melayu yang menewaskan tiga orang polisi pekan lalu adalah salah satu contoh kasusnya. Meski dilakukan oleh warga lokal, Kepolisian mencurigai serangan itu terkait dengan ISIS.
Sementara di Malaysia, enam terduga militan, termasuk seorang yang diduga penyelundup senjata ISIS, diciduk petugas khusus Divisi Anti-Teror pekan lalu. Sejumlah serangan di kawasan pun diatribusikan pada kelompok teror tersebut.
Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) memperingatkan, sementara ISIS telah memperdalam kerja sama antarkelompok ekstremis di Asia Tenggara, sebagian besar upaya penegakan hukum dan kontra-terorisme masih dilakukan dalam skala nasional.
"Masalah geografis dan kedaulatan, klaim teritorial dan politik kawasan ... sepertinya menghambat kerja sama regional," kata analis Jasminder Singh dan Mihammad Haziq Bin Jani dalam laporan akademis tahun lalu.
Jika tidak ada aksi yang diambil, kata mereka, kawasan ini berisiko menjadi versi Asia Tenggara dari perbatasan Afghanistan dan Pakistan.--sebuah risiko yang terutama sangat mengancam Mindanao.[CNN]
loading...
Post a Comment