Korut diduga mempunyai kaitan dengan serangan cyber global Ransomwar Wanna Cry. Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian |
AMP - Peneliti keamanan cyber menemukan bukti teknis yang mereka katakan dapat menghubungkan Korea Utara (Korut) dengan serangan cyber Ransomware Wannacry. Serangan global ini telah menginfeksi lebih dari 300 ribu komputer di 150 negara sejak Jumat lalu.
Symantec (SYMC.O) dan Kaspersky Lab mengatakan beberapa kode dalam versi sebelumnya dari perangkat lunak WannaCry juga muncul dalam program yang digunakan oleh Lazarus Group. Grup ini oleh para peneliti dari banyak perusahaan telah diidentifikasi sebagai operasi hacking Korut.
"Ini adalah petunjuk terbaik yang telah kita ketahui sampai pada asal-usul WannaCry," kata periset Lab Kaspersky Kurt Baumgartner seperti dikutip dari Reuters, Selasa (16/5/2017).
Kedua perusahaan mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah Korut terlibat dalam serangan tersebut, berdasarkan bukti yang dipublikasikan di Twitter oleh peneliti keamanan Google Neel Mehta. Serangan yang melambat pada hari Senin, termasuk kampanye pemerasan tercepat yang tercatat.
Penelitian ini akan diikuti oleh badan penegakan hukum di seluruh dunia, termasuk Washington. Penasihat keamanan negara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan negara asing dan penjahat cyber adalah kemungkinan penyebab serangan ini terjadi.
Kedua perusahaan keamanan tersebut mengatakan bahwa mereka perlu mempelajari kode ini lebih banyak dan meminta pihak lain untuk membantu analisis tersebut. Para hacker telah menggunakan kembali kode dari operasi lain bahkan, sehingga kode yang sudah disalin tidak bisa dijadikan bukti.
Pejabat keamanan AS dan Eropa dengan syarat anonim mengatakan bahwa terlalu dini untuk mengatakan siapa yang mungkin berada di balik serangan tersebut. Namun mereka tidak mengesampingkan Korut sebagai tersangka.
FireEye Inc (FEYE.O), perusahaan keamanan cyber besar lainnya, mengatakan bahwa pihaknya juga menyelidiki kemungkinan adanya hubungan ini.
"Kesamaan yang kami lihat antara malware terkait dengan grup tersebut dan WannaCry tidak cukup unik untuk menjadi sangat sugestif dari operator umum," kata peneliti FireEye John Miller.
Peretas Lazarus, yang bertindak untuk Korut yang miskin, lebih berani mengejar keuntungan finansial daripada yang lain. Kelompok ini disalahkan atas pencurian USD81 juta dari bank sentral Bangladesh, menurut beberapa perusahaan keamanan cyber.
Misi Korea Utara untuk PBB tidak segera tersedia untuk dimintai komentar. (Sindo)
Symantec (SYMC.O) dan Kaspersky Lab mengatakan beberapa kode dalam versi sebelumnya dari perangkat lunak WannaCry juga muncul dalam program yang digunakan oleh Lazarus Group. Grup ini oleh para peneliti dari banyak perusahaan telah diidentifikasi sebagai operasi hacking Korut.
"Ini adalah petunjuk terbaik yang telah kita ketahui sampai pada asal-usul WannaCry," kata periset Lab Kaspersky Kurt Baumgartner seperti dikutip dari Reuters, Selasa (16/5/2017).
Kedua perusahaan mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah Korut terlibat dalam serangan tersebut, berdasarkan bukti yang dipublikasikan di Twitter oleh peneliti keamanan Google Neel Mehta. Serangan yang melambat pada hari Senin, termasuk kampanye pemerasan tercepat yang tercatat.
Penelitian ini akan diikuti oleh badan penegakan hukum di seluruh dunia, termasuk Washington. Penasihat keamanan negara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan negara asing dan penjahat cyber adalah kemungkinan penyebab serangan ini terjadi.
Kedua perusahaan keamanan tersebut mengatakan bahwa mereka perlu mempelajari kode ini lebih banyak dan meminta pihak lain untuk membantu analisis tersebut. Para hacker telah menggunakan kembali kode dari operasi lain bahkan, sehingga kode yang sudah disalin tidak bisa dijadikan bukti.
Pejabat keamanan AS dan Eropa dengan syarat anonim mengatakan bahwa terlalu dini untuk mengatakan siapa yang mungkin berada di balik serangan tersebut. Namun mereka tidak mengesampingkan Korut sebagai tersangka.
FireEye Inc (FEYE.O), perusahaan keamanan cyber besar lainnya, mengatakan bahwa pihaknya juga menyelidiki kemungkinan adanya hubungan ini.
"Kesamaan yang kami lihat antara malware terkait dengan grup tersebut dan WannaCry tidak cukup unik untuk menjadi sangat sugestif dari operator umum," kata peneliti FireEye John Miller.
Peretas Lazarus, yang bertindak untuk Korut yang miskin, lebih berani mengejar keuntungan finansial daripada yang lain. Kelompok ini disalahkan atas pencurian USD81 juta dari bank sentral Bangladesh, menurut beberapa perusahaan keamanan cyber.
Misi Korea Utara untuk PBB tidak segera tersedia untuk dimintai komentar. (Sindo)
loading...
Post a Comment