sumur tua eks pembuangan PKI. ©2017 Merdeka.com |
AMP - Warga di lingkungan banjar Tegal Badeng, Kecamatan Negara, Jembrana di Bali sejak pagi pukul 10.00 WITA disibukan oleh prosesi penggalian sebuah sumur tua yang berada di lahan milik Nengah Astika, warga setempat.
Diduga di dalam sumur tua itu tempat pembuangan eks PKI yang dibunuh. Warga yang berdatangan meyakini hal itu lantaran banyak mendapat cerita seputar sumur tersebut.
Prosesi penggalian yang seharusnya bisa dilakukan sejak pagi, terpaksa harus ngaret lantaran saat menggelar ritual awal ada beberapa warga yang tiba-tiba histeris. Setelah prosesi upacara selesai, warga baru melakukan penggalian secara manual.
"Dari pawisiknya di sumur ini ada dibuang satu orang anggota PKI yang dibunuh, makanya dilakukan penggalian untuk dipindahkan ke tempat yang lebih layak dan diupacarai, ujar salah seorang warga, Minggu (28/5).
Sementara hingga siang tadi penggalian terhadap sumur tua dengan kedalaman lebih dari 10 meter masih berlangsung.
Menurut warga, jika nanti diketemukan rencananya tulang belulang tersebut dipindahkan ke Setra (kuburan) untuk dilaksanakan prosesi pengabenan dan dilakukan upacara pecaruan (pembersihan) di lokasi kebun milih Astika.
Setelah melalui proses penggalian beberapa lebih dari 5 jam, akhirnya tulang belulang yang diduga dari rangka eks anggota PKI berhasil ditemukan di dasar sumur tua.
Dari pengamatan di lokasi penggalian sumur, selain di temukan tulang belulang, juga di temukan linggis dan batu cukup besar.
Diduga alat tersebut digunakan untuk membunuh dan setelah tewas, mayat beserta linggis dan batu besar tersebut dibuang ke dalam sumur tersebut.
Tim Identipikasi Polres Jembrana juga turun ke lokasi temuan sekaligus melakukan pemeriksaan terhadap tulang belulang yang ditemukan di dalam sumur tua tersebut.
Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yusak A Sooai dikonfirmasi membenarkan telah ditemukannya tulang belulang dalam sumur tua yang digali oleh pemilik lahan. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan termasuk mengumpulkan keterangan saksi-saksi.
"Sumur tua itu sudah dalam kondisi tertimbun dan oleh pemilik tanah digali kembali. Saat ini masih upaya penggalian, baru satu bentuk rangka yang berhasil diangkat, terang Yusak. [MDk]
Diduga di dalam sumur tua itu tempat pembuangan eks PKI yang dibunuh. Warga yang berdatangan meyakini hal itu lantaran banyak mendapat cerita seputar sumur tersebut.
Prosesi penggalian yang seharusnya bisa dilakukan sejak pagi, terpaksa harus ngaret lantaran saat menggelar ritual awal ada beberapa warga yang tiba-tiba histeris. Setelah prosesi upacara selesai, warga baru melakukan penggalian secara manual.
"Dari pawisiknya di sumur ini ada dibuang satu orang anggota PKI yang dibunuh, makanya dilakukan penggalian untuk dipindahkan ke tempat yang lebih layak dan diupacarai, ujar salah seorang warga, Minggu (28/5).
Sementara hingga siang tadi penggalian terhadap sumur tua dengan kedalaman lebih dari 10 meter masih berlangsung.
Menurut warga, jika nanti diketemukan rencananya tulang belulang tersebut dipindahkan ke Setra (kuburan) untuk dilaksanakan prosesi pengabenan dan dilakukan upacara pecaruan (pembersihan) di lokasi kebun milih Astika.
Setelah melalui proses penggalian beberapa lebih dari 5 jam, akhirnya tulang belulang yang diduga dari rangka eks anggota PKI berhasil ditemukan di dasar sumur tua.
Dari pengamatan di lokasi penggalian sumur, selain di temukan tulang belulang, juga di temukan linggis dan batu cukup besar.
Diduga alat tersebut digunakan untuk membunuh dan setelah tewas, mayat beserta linggis dan batu besar tersebut dibuang ke dalam sumur tersebut.
Tim Identipikasi Polres Jembrana juga turun ke lokasi temuan sekaligus melakukan pemeriksaan terhadap tulang belulang yang ditemukan di dalam sumur tua tersebut.
Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yusak A Sooai dikonfirmasi membenarkan telah ditemukannya tulang belulang dalam sumur tua yang digali oleh pemilik lahan. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan termasuk mengumpulkan keterangan saksi-saksi.
"Sumur tua itu sudah dalam kondisi tertimbun dan oleh pemilik tanah digali kembali. Saat ini masih upaya penggalian, baru satu bentuk rangka yang berhasil diangkat, terang Yusak. [MDk]
loading...
Post a Comment