AMP - Nasib pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kerap dinomorduakan. Bahkan ketika dalam kondisi kritis pun penanganan intensif yang sejati harus didapatkannya juga diabaikan pihak rumah sakit.
Akibatnya Zamil, bayi yang kondisi kritis dan harus ditangani di ruangan Pediatric Intensive Care Unit (PICU) harus meregang nyawa. Dia sempat terlunta-lunta beberapa hari di RSUD Aripin Achmad, Pekanbaru, karena tidak mendapatkan ruangan PICU.
Konon tidak dapatnya ruangan itu, karena ayahnya Aswandi terjegal masalah administrasi di rumah sakit tersebut dan harus diselesaikan. Akhirnya ruang PICU yang semula ada dan telah di-booking pihak rumah sakit awal, RSUD Indra Sari Rengat akhirnya habis, karena sudah dipakai oleh pasien non-BPJS.
Dilansir Riau Pos (Jawa Pos Group), Zamil diketahui meninggal dunia Minggu dini hari (21/5). Sebelumnya dia sudah berada di rumah sakit itu sejak 16 Mei 2017.
Aswandi menuturkan, dirinya masih tidak habis pikir, bayinya yang sudah kritis sejak pertama kali datang tapi tidak mendapat penanganan serius. Bayi ini awalnya dirawat di RSUD Indra Sari Rengat. Dokter di RSUD di Inhu tersebut mendiagnosa Zamil sudah dalam keadaan kritis hingga harus masuk ruang PICU sehingga dirujuk ke RSUD.
Tapi sesampainya di RSUD Aripin Achmad, Pekanbaru, ternyata masih ada administrasi yang belum lengkap, hingga Aswandi harus menyelesaikannya. Karena terlambat menyelesaikan beberapa menit, ruangan PICU yang sudah di-booking sejak di Rengat keduluan diisi oleh pasien umum. Akibatnya ruang PICU penuh. Setiap kali dan setiap hari dirinya bertanya, ruang PICU selalu penuh.
Sabtu (20/5) malam, beberapa jam sebelum anaknya dinyatakan meninggal, Aswandi tetap berjuang agar anaknya kembali pulih. Akhirnya baru bisa masuk ruang PICU. Malang nasib di bayi, tiba-tiba ketika dokter jaga menyatakan anaknya sudah tiada pada dini hari.
"Saya masih kesal, mengapa rumah sakit begitu lambat menangi anak saya. Padahal anak saya sudah kritis sejak akan dirujuk ke RSUD. Sudah berhari-hari anak saya tidak kunjung masuk ruang PICU, padahal sudah di-booking dan sudah direkomendasikan dokter asal rujuk," terangnya.
Dirinya ingin mengadu terkait pelayanan buruk RSUD ini ke Ombudsman Provinsi Riau karena memakan korban jiwa anaknya yang baru berusia dua bulan. Sebagai pasien BPJS, dirinya juga sempat bertanya-tanya, apakah pasien BPJS di RSUD masih dinomorduakan hingga pasien umum didahulukan untuk menggunakan ruang PICU
Atas kejadian ini, pihak RSUD Aripin Achmad membantah tidak memberikan pelayanan terhadap bayi bernama Zamil, buah hati pasangan Irma Yeni dan Aswandi. "Kami memberikan pelayanan dan menangani secara baik. Kami tidak ada menelantarkan pasien tersebut," ungkap Masriah.
Lebih lanjut Dirut RSUD Aripin Achmad dr Nuzelly Husnedi mengklaim pada saat itu ruang PICU memang penuh. "Nanti kalau sudah masuk pasien ada dokter anak yang menanganinya," sebutnya.
Namun Nuzelly tidak mampu menjelaskan seperti apa kronologi hingga Zamil meninggal dunia ketika ditangani di di RSUD Aripin Achmad. "Saya belum mendapatkan kondisi klinis bayi tersebut," singkatnya. (JPG)
Akibatnya Zamil, bayi yang kondisi kritis dan harus ditangani di ruangan Pediatric Intensive Care Unit (PICU) harus meregang nyawa. Dia sempat terlunta-lunta beberapa hari di RSUD Aripin Achmad, Pekanbaru, karena tidak mendapatkan ruangan PICU.
Konon tidak dapatnya ruangan itu, karena ayahnya Aswandi terjegal masalah administrasi di rumah sakit tersebut dan harus diselesaikan. Akhirnya ruang PICU yang semula ada dan telah di-booking pihak rumah sakit awal, RSUD Indra Sari Rengat akhirnya habis, karena sudah dipakai oleh pasien non-BPJS.
Dilansir Riau Pos (Jawa Pos Group), Zamil diketahui meninggal dunia Minggu dini hari (21/5). Sebelumnya dia sudah berada di rumah sakit itu sejak 16 Mei 2017.
Aswandi menuturkan, dirinya masih tidak habis pikir, bayinya yang sudah kritis sejak pertama kali datang tapi tidak mendapat penanganan serius. Bayi ini awalnya dirawat di RSUD Indra Sari Rengat. Dokter di RSUD di Inhu tersebut mendiagnosa Zamil sudah dalam keadaan kritis hingga harus masuk ruang PICU sehingga dirujuk ke RSUD.
Tapi sesampainya di RSUD Aripin Achmad, Pekanbaru, ternyata masih ada administrasi yang belum lengkap, hingga Aswandi harus menyelesaikannya. Karena terlambat menyelesaikan beberapa menit, ruangan PICU yang sudah di-booking sejak di Rengat keduluan diisi oleh pasien umum. Akibatnya ruang PICU penuh. Setiap kali dan setiap hari dirinya bertanya, ruang PICU selalu penuh.
Sabtu (20/5) malam, beberapa jam sebelum anaknya dinyatakan meninggal, Aswandi tetap berjuang agar anaknya kembali pulih. Akhirnya baru bisa masuk ruang PICU. Malang nasib di bayi, tiba-tiba ketika dokter jaga menyatakan anaknya sudah tiada pada dini hari.
"Saya masih kesal, mengapa rumah sakit begitu lambat menangi anak saya. Padahal anak saya sudah kritis sejak akan dirujuk ke RSUD. Sudah berhari-hari anak saya tidak kunjung masuk ruang PICU, padahal sudah di-booking dan sudah direkomendasikan dokter asal rujuk," terangnya.
Dirinya ingin mengadu terkait pelayanan buruk RSUD ini ke Ombudsman Provinsi Riau karena memakan korban jiwa anaknya yang baru berusia dua bulan. Sebagai pasien BPJS, dirinya juga sempat bertanya-tanya, apakah pasien BPJS di RSUD masih dinomorduakan hingga pasien umum didahulukan untuk menggunakan ruang PICU
Atas kejadian ini, pihak RSUD Aripin Achmad membantah tidak memberikan pelayanan terhadap bayi bernama Zamil, buah hati pasangan Irma Yeni dan Aswandi. "Kami memberikan pelayanan dan menangani secara baik. Kami tidak ada menelantarkan pasien tersebut," ungkap Masriah.
Lebih lanjut Dirut RSUD Aripin Achmad dr Nuzelly Husnedi mengklaim pada saat itu ruang PICU memang penuh. "Nanti kalau sudah masuk pasien ada dokter anak yang menanganinya," sebutnya.
Namun Nuzelly tidak mampu menjelaskan seperti apa kronologi hingga Zamil meninggal dunia ketika ditangani di di RSUD Aripin Achmad. "Saya belum mendapatkan kondisi klinis bayi tersebut," singkatnya. (JPG)
loading...
Post a Comment