Jet tempur F-16 |
AMP - Ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergegas ke Istanbul untuk memadamkan upaya kudeta, pilot pemberontak yang membawa dua pesawat tempur F-16 membidik pesawat kepresidenan, menurut media yang berbasis di Abu Dhabi, The National, Minggu (17/7).
Erdogan sedang menikmati liburan di kawasan wisata pantai Marmaris ketika kelompok sempalan militer melakukan upaya kudeta Jumat malam lalu dengan memblokir jembatan di sungai Bosphorus, berusaha menguasai bandara internasional di Istanbul, dan mengirim armada tank ke gedung parlemen di Ankara.
“Sedikitnya dua F-16 mengganggu pesawat Erdogan ketika berada di udara menuju Istanbul. Mereka mengunci radar pada pesawatnya dan pada dua pesawat F-16 lain yang mengawal dia," kata seorang pensiunan perwira militer yang tidak disebutkan namanya.
“Mengapa mereka tidak menembak, itu sebuah misteri."
Angkatan Udara Turki memiliki lebih dari 200 pesawat tempur canggih F-16, terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
Seorang pejabat tinggi Turki membenarkan bahwa jet yang ditumpangi Erdogan diganggu oleh dua F-16 yang dikendalikan oleh para pemimpin kudeta.
Erdogan sendiri mengatakan para pemberontak berusaha menyerangnya di Marmaris dan telah mengebom tempat-tempat yang dia datangi sebelumnya sesaat setelah dia pergi.
"Dia lolos dari kematian hanya dalam hitungan menit," kata pejabat lainnya.
Begitu Erdogan meninggalkan hotelnya di Marmaris, sekitar 25 tentara turun menggunakan tali dari sebuah helikopter dan melepaskan tembakan.
Perdana Menteri Binali Yildirim juga menjadi target di Istanbul namun lolos.
Pasukan yang loyal kepada Erdogan berhasil memukul mundur pemberontak. Lebih dari 290 orang tewas dalam peristiwa itu, 104 di antaranya diduga adalah para pendukung kudeta, sisanya adalah warga sipil dan polisi.
Sedikitnya 6.000 orang telah ditangkap, termasuk para perwira tinggi militer, hakim, jaksa, dan seorang penasihat militer Erdogan, Ali Yazici, yang baru menjabat Agustus lalu.
Erdogan mengatakan para pelaku kudeta bisa dihukum mati, yang sebetulnya sudah dicabut sejak 2004.
“Kami tidak bisa menunda lagi hal ini karena mereka yang melancarkan kudeta harus menanggung akibatnya," ujar Erdogan kepada para pendukungnya, saat menghadiri pemakaman para korban, Minggu (17/7).
Pusat operasi kudeta diduga berasal dari pangkalan udara Akinci, sekitar 50 km dari Ankara, dan sedikitnya 15 pilot terlibat dalam kudeta, menurut seorang sumber di militer.
Panglima Militer Hulusi Akar sempat disandera di pangkalan tersebut sebelum akhirnya berhasil dibebaskan. Jet-jet tempur dari Akinci menderu bolak-balik di atas Istanbul dan Ankara selama kekacauan Jumat malam hingga memecahkan jendela kaca dan menakuti warga sipil dengan dentuman suara sonik.
The National
loading...
Post a Comment