AMP - Kontraversi ditubuh Partai Aceh (PA) yang memberi Dukungan untuk H Muhammad Thaib atau yang akrap disapa Cek Mad untuk maju sebagai calon bupati Aceh Utara pada pilkada 2017, terjadi di jajaran Komite Peralihan Aceh/Partai Aceh (KPA/PA.
Dilansir MATAMEDIA.CO, Minggu 17 Juli 2016, Ratusan anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) dan anggota Partai Aceh (PA) wilayah Pase Minggu 17 Juli 2016 mengadakan rapat di kantor DPW PA Kabupaten Aceh Utara di kawasan Geudong. Kedatangan ratusan anggota KPA tersebut dalam rangka menyatakan sikap mereka terhadap pemilu 2017 mendatang, dimana mereka menolak mendukung Muhammad Thaib alias Cek Mad yang Rekomendasikan langsung oleh ketua DPP PA Muzakir Manaf untuk diusung melalui Partai Aceh sebagai calon Bupati Aceh Utara.
Dilansir MATAMEDIA.CO, Minggu 17 Juli 2016, Ratusan anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) dan anggota Partai Aceh (PA) wilayah Pase Minggu 17 Juli 2016 mengadakan rapat di kantor DPW PA Kabupaten Aceh Utara di kawasan Geudong. Kedatangan ratusan anggota KPA tersebut dalam rangka menyatakan sikap mereka terhadap pemilu 2017 mendatang, dimana mereka menolak mendukung Muhammad Thaib alias Cek Mad yang Rekomendasikan langsung oleh ketua DPP PA Muzakir Manaf untuk diusung melalui Partai Aceh sebagai calon Bupati Aceh Utara.
16 (enam belas) Panglima Sagoe dan 27 (dua puluh tujuh) ketua DPC PA Kabupaten Aceh Utara dalam Wilayah Pase menolak Rekomendasi Ketua DPP PA Muzakir Manaf yang serta merta mengusung Muhammad Thaib alias Cek Mad sebagai Calon Bupati tanpa melalui musyawarah partai. Rapat penolakan Cek Mad dipimpin langsung oleh Ketua KPA/PA wilayah pase Tgk. Zulkarnaini Bin Hamzah atau yang biasa sapa Tgk. Nie. Rapat dengan suasana memanas ratusan anggota KPA Wilayah Pase mengancam dan bersumpah untuk membakar seluruh atribut Cek Mad jika Muzakir Manaf atau Mualem tidak mengadakan rapat secara demokrasi sesuai dengan AD/ART partai. Ke enam belas panglima sagoe meminta kepada mualem untuk membatalkan dukungannya terhadap Cek Mad karena Cek Mad telah gagal dalam memerintah Aceh Utara jika hasil rapat ini mualem menolaknya maka PA Aceh Utara kedepan akan kalah dan kami atas nama KPA Wilayah Pase tetap komit mendukung Tgk.Nie sebagai calon bupati Aceh Utara kedepan.
Anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) dan anggota Partai Aceh (PA) wilayah Pase menilai Aceh Utara selama di pimpin oleh Bupati Muhammad Thaib ini, gelagat hampir habis periode ini belum menunjukan hasil apapun dari segala aspek mulai, mulai dari tahapan perencanaan lima tahunan Aceh Utara RPJM, dari aspek pembangunan ekonomi, dari aspek social maupun penegakan hukum. Praktis akhir periode ini Bupati Aceh Utara Mugammad Thaib sangat disibukkan dengan birahi politiknya untuk maju kembali menjadi cagub sehingga melupakan persoalan yang substansi yaitu mensejahterakan rakyat . Dilain sisi juga pembahasan APBK yang teledor dan molor, entah karena bodoh tidak paham mengenai anggaran, atau ada scenario busuk dan penumpang gelap dalam APBK. Bagaimana Aceh Utara bisa mambangun jika tidak cerdik serta hampir setiap hari kita selalu mendengar isu-isu korupsinya sehingga kita sebagai KPA Pase menjadi malu pada masyarakat bahkah dapat merusak citra partai yang kita banggakan.
Cek Mad dinilai tidak memperhatikan kehidupan mantan kombatan GAM, serta rakyat miskin. Cek Mad juga tidak memperhatikan kelangsungan pendidikan anak yatim korban konflik. Banyak mantan kombatan GAM, janda, dan anak yatim peninggalan konflik Aceh yang hidupnya sangat memprihatinkan.
Sebagian besar mantan tentara GAM itu diyakini masih dililit kemiskinan, sehingga sebagian dari mereka tergoda melakukan jalan pintas, dengan melakukan tindak kriminal. Bupati Aceh Utara yang didukung oleh GAM seharusnya memiliki tanggung jawab lebih besar mensejahterakan mantan kombatan GAM yang dulu telah berjuang bersama di masa konflik. Para petinggi GAM yang sekarang duduk menjadi pejabat punya tanggung jawab yang sama memperhatikan nasib mantan GAM, yatim korban konflik, dan janda korban konflik.
Sementara kutip dari serambinews.com, Senin, 25 Juli 2016, Ketua Umum Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh (DPA-PA) Muzakir Manaf atau yang akrap disapa Mualem sudah memutuskan calon bupati Aceh Utara dari PA adalah Cek Mad.
Karena itu jajaran KPA/PA yang di jajaran Samudera Pase yang terdiri daerah I, II, III dan IV siap melaksanakan perintah Mualem. Dukungan untuk Cek Mad untuk maju sebagai calon Bupati Aceh Utara periode 2017-2022, bukan hanya datang dari kalangan KPA/PA saja, tapi juga dari elemen sipil masyarakat lainnya.
Antara lain yang sudah mendeklarasikan diri dari forum Keuchik di Aceh Utara, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kalangan m a h a s i s w a , Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA) Aceh Utara, kepada Muhammad Thaibagar melanjutkan kembali programprogram yang sudah, sedang dan akan direalisasikan.
“Kita tetap patuh dengan intruksi komando. Kami dari mantan kombatan dan masyarakat siap mendukung dan memenaPenolakangkan Cek Mad sebagai Bupati Aceh Utara,” tegas Panglima Muda Daerah II Mahmudsyah alias Aya Mud. KPA Daerah I Tengku Chik di Paloh di bawah pimpinan Panglima Muda M Salem Ibrahim alias Cut Lem juga menegaskan siap menjalankan intruksi pimpinan, apapun yang menjadi keputusan dari ketua KPA/PA Pusat. Begitu juga dengan KPA/PA daerah III dan daerah IV sudah mendeklarasikan dukungan untuk Cek Mad. Selain karena intruksi Ketua KPA pusat untuk mencukung Cek Mad, juga karena kinerja H Muhammad Thaib selama ini yang mampu embawa perubahan bagi Aceh tara. Cek Mad mampu membangun hubungan baik dengan pemerintah pusat. Kini Pemerintah Pusat sudah membangun bendungan Keureuto di Paya Bakong yang berfungsi untuk irigasi, air bersih, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan ntuk mencegah banjir. Selain itu pada masa Cek Mad, masyarakat di Aceh Utara mendapat beras keluarga miskin (raskin) secara gratis setiap tahunnya.
Padahal sebelumnya, warga di Aceh Utara harus menyediakan uang tebusan untuk mendapatkan raskin tersebut. Prestasi lain yang berhasil diraih pada masa Cek Mad dalam memimpin Aceh Utara adalah juara Umum MTQ tingkat Aceh pada tahun 2015 di Nagan Raya. Sebelumnya Aceh Utara sudah 19 tahun tidak memperoleh juara umum. Lalu pada Cek Madpula Aceh Utara baru berhasil meraih opini wajar tanpa pengeculian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Aceh pada 2016 dalam pengelolaankeuangan.
Selain itu, beasiswa untuk santri, mahasiswa, bantuan untuk dayah, masjid dan meunasah serta berbagai program lain yang manfaatnya dirasakanlangsung masyarakat.(Red)
loading...
Post a Comment