AMP - Video yang beredar secara online menunjukkan para pemberontak Suriah mengejek dan kemudian memenggal kepala seorang anak yang mereka katakan sebagai seorang milisi tempur Palestina pro-pemerintah.
Sebuah video menunjukkan lima orang berpose dengan anak kecil yang ketakutan itu, usianya sekitar 10 tahun, di belakang sebuah truk. Salah seorang pria menjambak rambutnya.
Orang itu dalam video berikutnya, ternyata memenggal kepala anak itu.
Peristiwa ini dilaporkan terjadi di Handarat, utara Aleppo, tempat terjadinya pertempuran sengit.
Wilayah ini merupakan lokasi kamp pengungsi Palestina tidak resmi, Ein El Tal, yang dihuni sekitar 7.000 orang sebelum mereka mengungsi akibat datangnya kelompok bersenjata pada tahun 2013.
Pasukan pro-pemerintah berusaha merebut Handarat beberapa pekan terakhir, sebagai bagian dari serangan untuk mengambil alih kawasan yang masih dikuasai pemberontak di bagian timur Aleppo itu. Ini mengakibatkan sekitar 300.000 orang yang tinggal di sana terjebak dalam pertempuran.
Rekaman tentang sang anak, yang di beberapa media sosial diidentifikasi sebagai 'Abdullah Issa,' pertama kali muncul secara online pada Selasa (19/7) pagi.
Orang-orang dalam video pertama mengatakan bahwa ia adalah pejuang dari Liwa al-Quds (Brigade Yerusalem), milisi Palestina pro-pemerintah yang beroperasi di wilayah Aleppo.
Enab Baladi, sebuah situs berita pro-oposisi, menyebut anak itu ditangkap di Handarat oleh anggota kelompok pemberontak lokal, Gerakan Nour al-Din al-Zinki.
Situs itu mengutip Yasser Ibrahim Youssef, anggota biro politik kelompok itu, yang mengatakan di Facebook bahwa sebuah komisi yudisial yang independen telah ditunjuk untuk menyelidiki insiden tersebut. Siapa pun terbukti terlibat dalam tindakan itu akan dirujuk ke pengadilan militer, tambahnya.
Seorang pejabat Tentara Suriah Merdeka yang didukung Barat juga dikutip oleh Enab Baladi mengatakan akan mengadili para pelaku.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh kelompok hak asasi manusia Amnesty International awal bulan ini merinci serangkaian pelanggaran yang diduga dilakukan oleh pejuang Gerakan Nour al-Din al-Zinki, antara lain penculikan dan penyiksaan.
Di masa lalu, kelompok ini dilaporkan mendapat dukungan keuangan dan militer dari AS, Inggris, Perancis, Turki, Qatar dan negara-negara Teluk Arab lainnya di masa lalu.(BBC)
Sebuah video menunjukkan lima orang berpose dengan anak kecil yang ketakutan itu, usianya sekitar 10 tahun, di belakang sebuah truk. Salah seorang pria menjambak rambutnya.
Orang itu dalam video berikutnya, ternyata memenggal kepala anak itu.
Peristiwa ini dilaporkan terjadi di Handarat, utara Aleppo, tempat terjadinya pertempuran sengit.
Wilayah ini merupakan lokasi kamp pengungsi Palestina tidak resmi, Ein El Tal, yang dihuni sekitar 7.000 orang sebelum mereka mengungsi akibat datangnya kelompok bersenjata pada tahun 2013.
Pasukan pro-pemerintah berusaha merebut Handarat beberapa pekan terakhir, sebagai bagian dari serangan untuk mengambil alih kawasan yang masih dikuasai pemberontak di bagian timur Aleppo itu. Ini mengakibatkan sekitar 300.000 orang yang tinggal di sana terjebak dalam pertempuran.
Rekaman tentang sang anak, yang di beberapa media sosial diidentifikasi sebagai 'Abdullah Issa,' pertama kali muncul secara online pada Selasa (19/7) pagi.
Orang-orang dalam video pertama mengatakan bahwa ia adalah pejuang dari Liwa al-Quds (Brigade Yerusalem), milisi Palestina pro-pemerintah yang beroperasi di wilayah Aleppo.
Enab Baladi, sebuah situs berita pro-oposisi, menyebut anak itu ditangkap di Handarat oleh anggota kelompok pemberontak lokal, Gerakan Nour al-Din al-Zinki.
Situs itu mengutip Yasser Ibrahim Youssef, anggota biro politik kelompok itu, yang mengatakan di Facebook bahwa sebuah komisi yudisial yang independen telah ditunjuk untuk menyelidiki insiden tersebut. Siapa pun terbukti terlibat dalam tindakan itu akan dirujuk ke pengadilan militer, tambahnya.
Seorang pejabat Tentara Suriah Merdeka yang didukung Barat juga dikutip oleh Enab Baladi mengatakan akan mengadili para pelaku.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh kelompok hak asasi manusia Amnesty International awal bulan ini merinci serangkaian pelanggaran yang diduga dilakukan oleh pejuang Gerakan Nour al-Din al-Zinki, antara lain penculikan dan penyiksaan.
Di masa lalu, kelompok ini dilaporkan mendapat dukungan keuangan dan militer dari AS, Inggris, Perancis, Turki, Qatar dan negara-negara Teluk Arab lainnya di masa lalu.(BBC)
loading...
Post a Comment