AMP - Wali Kota Istanbul Kabul Topbas telah mengalokasikan ruang untuk dijadikan “makam para pengkhianat” dimana orang-orang diizinkan untuk mengutuk jasad yang dikubur disana. Makam yang dikhususkan untuk mengubur para pelaku kudeta itu disediakan seiring munculnya isu diberlakukannya hukuman mati bagi orang-orang yang terlibat.
Pasca kudeta militer Turki yang gagal pada 15 Juli 2016 lalu, pemakaman di seluruh negeri menyatakan menolak untuk menjadi tempat dimakamkannya para pelaku kudeta. Untuk mengatasi hal ini, Wali Kota Topbas mengatakan dirinya telah memerintahkan alokasi ruang untuk dijadikan pemakaman para pengkhianat.
“Saya telah memesan tempat untuk disiapkan dan (tempat itu akan disebut) ‘kuburan para pengkhianat’,” kata Topbas kepada demonstran pro-pemerintah yang berkumpul di Taksim Square sebagaimana dikutip dari Russia Today, Jumat (22/7/2016).
“Semua orang yang mengunjungi tempat itu akan mengutuk mereka dan mereka tidak akan bisa beristirahat di kuburan mereka,” tambahnya.
Dia mengatakan keputusan untuk memesan lokasi pemakaman ini muncul setelah Wali Kota Ordu, sebuah kota pelabuhan di tepi Laut Hitam tidak bersedia memberikan ruang untuk pekuburan sehingga keluarga para pelaku kudeta terpaksa memakamkan kerabat mereka di halaman dan taman mereka.
Menurut pimpinan kota berpenduduk 15 juta jiwa itu, bahkan makam untuk orang tak dikenal pun bukanlah tempat yang pantas bagi para pelaku kudeta untuk dimakamkan bersama orang-orang beriman.
“Saya percaya mereka tidak bisa diselamatkan dari neraka. Tapi kami perlu membuat mereka tidak tahan lagi untuk berada di dunia ini,” katanya kepada para demonstran.
Hal ini disampaikan Topbas setelah Kementerian Agama Turki pada 20 Juli mengeluarkan larangan untuk memakamkan para pelaku kudeta secara religius, termasuk larangan untuk menyalati jenazah mereka. Hal ini tidak berlaku bagi para prajurit yang tidak mengetahui atau dipaksa untuk ikut dalam pemberontakan.(OKZ)
Pasca kudeta militer Turki yang gagal pada 15 Juli 2016 lalu, pemakaman di seluruh negeri menyatakan menolak untuk menjadi tempat dimakamkannya para pelaku kudeta. Untuk mengatasi hal ini, Wali Kota Topbas mengatakan dirinya telah memerintahkan alokasi ruang untuk dijadikan pemakaman para pengkhianat.
“Saya telah memesan tempat untuk disiapkan dan (tempat itu akan disebut) ‘kuburan para pengkhianat’,” kata Topbas kepada demonstran pro-pemerintah yang berkumpul di Taksim Square sebagaimana dikutip dari Russia Today, Jumat (22/7/2016).
“Semua orang yang mengunjungi tempat itu akan mengutuk mereka dan mereka tidak akan bisa beristirahat di kuburan mereka,” tambahnya.
Dia mengatakan keputusan untuk memesan lokasi pemakaman ini muncul setelah Wali Kota Ordu, sebuah kota pelabuhan di tepi Laut Hitam tidak bersedia memberikan ruang untuk pekuburan sehingga keluarga para pelaku kudeta terpaksa memakamkan kerabat mereka di halaman dan taman mereka.
Menurut pimpinan kota berpenduduk 15 juta jiwa itu, bahkan makam untuk orang tak dikenal pun bukanlah tempat yang pantas bagi para pelaku kudeta untuk dimakamkan bersama orang-orang beriman.
“Saya percaya mereka tidak bisa diselamatkan dari neraka. Tapi kami perlu membuat mereka tidak tahan lagi untuk berada di dunia ini,” katanya kepada para demonstran.
Hal ini disampaikan Topbas setelah Kementerian Agama Turki pada 20 Juli mengeluarkan larangan untuk memakamkan para pelaku kudeta secara religius, termasuk larangan untuk menyalati jenazah mereka. Hal ini tidak berlaku bagi para prajurit yang tidak mengetahui atau dipaksa untuk ikut dalam pemberontakan.(OKZ)
loading...
Post a Comment