AMP - Pemerintah Turki akan menutup Pangkalan Udara Akinci di dekat Ibu Kota Ankara. Alasannya, Pangkalan Udara Arkinci jadi markas de-facto untuk komplotan militer yang berupaya melakukan kudeta.
Rencana penutupan itu disampaikan Perdana Menteri Turki Binali Yildirim pada hari Jumat (29/7/2016).
”Saya menyatakan kepada semua orang yang sekarang berdiri di alun-alun Kazan (kota sebelah barat laut dari Ankara). Pangkalan Akinci ini, yang jadi sarang para pengkhianat, akan ditutup dan kami akan mengubahnya menjadi tempat bagi para martir kami yang meninggal (menyelamatkan) demokrasi selama upaya kudeta,” kata Yildirim, seperti dikutip Sputniknews.
Semua unit yang menampung peralatan militer komplotan kudeta, kata Yildrim, juga akan ditutup.
Pada tanggal 15 Juli 2016, sebuah faksi di militer Turki berusaha untuk menggulingkan Pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan. Pemerintah Turki menuduh Fethullah Gulen—mantan sekutu Erdogan yang berubah jadi musuh—yang tinggal di Amerika Serikat (AS) sebagai dalang upaya kudeta.
Setelah upaya kudeta digagalkan, Ankara meluncurkan pembersihan besar-besaran di korps militer, pemerintah, akademisi hingga media. Puluhan ribu orang ditahan dan dipecat karena dianggap terlibat dan mendukung upaya kudeta.
Bahkan, pembersihan besar-besaran itu juga ditargetkan di luar negeri termasuk di Indonesia. Di mana, sembilan sekolah yang dituduh terkait organisasi teroris Feto dan Fethullah Gulen diminta Pemerintah Turki agar ditutup.
Permintaan itu disampaikan Kedutaan Besar Turki di Jakarta. Sembilan sekolah itu antara lain;
1. Pribadi Bilingual Boarding School, Depok
2. Pribadi Bilingual Boarding School, Bandung
3. Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School, Tangerang Selatan
4. Semesta Bilingual Boarding School, Semarang
5. Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School, Yogyakarta
6. Sragen Bilingual Boarding School, Sragen
7. Fatih Boy’s Sekolah, Aceh
8. Fatih Girl’s School, Aceh
9. Banua Bilingual Boarding School, Kalimantan Selatan
loading...
Post a Comment