AMP - Kereta api Aceh zaman dulu disebut dengan istilah Atjeh Tram, saat itu kereta api di Aceh digunakan sebagai alat transportasi masyarakat kota, bak menaiki Trans Kutaraja saat ini.
Sejarah Atjeh Tram dimulai pada 26 Juni 1874, saat itu gubernur Belanda di Aceh memerintahkan untuk membangun rel kereta api dari pelabuhan Ulee Lheu sampai ke Kutaraja yang berjarak sepanjang 5 km dengan lebar rel 1,067 m.
Bukan ingn berniat baik, saat itu Belanda memilki tujuan lain, yaitu untuk mengangkut seluruh keperluan logistik dan persenjataan dari Ulee Lheu menuju kutaraja, demi memperkokoh penjajahannya di Aceh.
Namun lambat laun, kereta api tersebut akhirnya difungsikan juga untuk mengangkut para penumpang termasuk para penumpang Aceh, saat itu kereta api menjadi tranportasi komersil masyarakat Kutaraja dan daerah sekitarnya (Banda Aceh dan Aceh Besar ).
Beberapa tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1885, jalur kereta api diteruskan hingga Gle Kameng-Indrapuri, namun hanya mampu mencapai Lambaro dengan alasan keamanan. Lebar spoor dikurangi menjadi 0,75 m dengan panjang 16 km.
Tahun 1886 dibuka jalur dari Kutaraja menuju Lamnyong. Kemudian dibangun juga jalur dari Krueng Cut menuju rumah sakit militer di kawasan Pante Pirak. Jalur ini digunakan untuk membawa orang luka dan sakit dari pos militer ke luar Aceh.
Namun, sayangnya pada tahun 1982 Banda Aceh resmi sudah tidak memiliki jalur perhubungan kereta api lagi. Hal ini dikarenakan Atjeh Tram tidak mampu bersaing dengan sarana transportasi jalan raya yang sudah semakin memadai dan juga faktor onderdil Atjeh Tram yang semakin sulit dicari jika mengalami kerusakan. [http://habaaseuramoe.blogspot.co.id]
Sejarah Atjeh Tram dimulai pada 26 Juni 1874, saat itu gubernur Belanda di Aceh memerintahkan untuk membangun rel kereta api dari pelabuhan Ulee Lheu sampai ke Kutaraja yang berjarak sepanjang 5 km dengan lebar rel 1,067 m.
Bukan ingn berniat baik, saat itu Belanda memilki tujuan lain, yaitu untuk mengangkut seluruh keperluan logistik dan persenjataan dari Ulee Lheu menuju kutaraja, demi memperkokoh penjajahannya di Aceh.
Namun lambat laun, kereta api tersebut akhirnya difungsikan juga untuk mengangkut para penumpang termasuk para penumpang Aceh, saat itu kereta api menjadi tranportasi komersil masyarakat Kutaraja dan daerah sekitarnya (Banda Aceh dan Aceh Besar ).
Beberapa tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1885, jalur kereta api diteruskan hingga Gle Kameng-Indrapuri, namun hanya mampu mencapai Lambaro dengan alasan keamanan. Lebar spoor dikurangi menjadi 0,75 m dengan panjang 16 km.
Tahun 1886 dibuka jalur dari Kutaraja menuju Lamnyong. Kemudian dibangun juga jalur dari Krueng Cut menuju rumah sakit militer di kawasan Pante Pirak. Jalur ini digunakan untuk membawa orang luka dan sakit dari pos militer ke luar Aceh.
Namun, sayangnya pada tahun 1982 Banda Aceh resmi sudah tidak memiliki jalur perhubungan kereta api lagi. Hal ini dikarenakan Atjeh Tram tidak mampu bersaing dengan sarana transportasi jalan raya yang sudah semakin memadai dan juga faktor onderdil Atjeh Tram yang semakin sulit dicari jika mengalami kerusakan. [http://habaaseuramoe.blogspot.co.id]
loading...
Post a Comment