AMP - Meuligoe Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al-Haytar, Rabu (13/4), di pesijuek. Gedung yang menghabiskan milliar rupiah itu beralamat di Jalan Sukarno Hatta, Lampeunereut, Kabupaten Aceh Besar.
Pantauan AJNN, Peusijuk (Peresmian) wali nanggroe dan Meuligoenya itu dilakukan oleh Ayahanda Rahaman Kaoy, yang merupakan Majelis Adat Aceh. Sementara, Wakil Gubernur Aceh dan Ketua PA/KPA, Muzakir Manaf tak hadir dalam acara tersebut.
Kemudian, pemotongan pita dihadapan pintu Meuligoe Wali Nanggroe dilakukan oleh Gubernur Pemerintah Aceh, Zaini Abdullah dan Wali Nanggroe Aceh, Tengku Malik Mahmud Al-Haytar.
Dalam sambutannya, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar mengucapkan terimakasih atasa semua pihak yang sudah membantu pembangunan meuligoe seperti ini. "Terimakasih atas semua pihak yang sudah membantu pembangunan gedung Meuligoe ini," ujar Malik Mahmud di hadapan undangan.
Sementara itu, Gubernur Aceh, Zaini Abdullah mengatakan pembangunan Meuligoe ini dilakukan sudah mulai sejak 2010 hingga 2015. "Alhamdulillah kita bisa hadir di acara Pesijuek pendopo, Meuligoe wali nanggroe yang sudah sejak lama kita tunggu-tunggu ini," sebut Zaini Abdullah.
Lanjutnya Gubernur Aceh, sesuai dengan kesepakatan Memorendum of Understanding (MoU) Helsinki, lembaga wali nanggroe adalah lembaga khusus yang harus ada di Aceh. "Dengan adanya gedung wali nanggroe ini semua elemen masyarakat harus menerima keberadaan gedung ini. Kita harapkan bisa jadi pemersatu rakyat Aceh," kata Zaini.
Pantauan AJNN, Peusijuk (Peresmian) wali nanggroe dan Meuligoenya itu dilakukan oleh Ayahanda Rahaman Kaoy, yang merupakan Majelis Adat Aceh. Sementara, Wakil Gubernur Aceh dan Ketua PA/KPA, Muzakir Manaf tak hadir dalam acara tersebut.
Kemudian, pemotongan pita dihadapan pintu Meuligoe Wali Nanggroe dilakukan oleh Gubernur Pemerintah Aceh, Zaini Abdullah dan Wali Nanggroe Aceh, Tengku Malik Mahmud Al-Haytar.
Dalam sambutannya, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar mengucapkan terimakasih atasa semua pihak yang sudah membantu pembangunan meuligoe seperti ini. "Terimakasih atas semua pihak yang sudah membantu pembangunan gedung Meuligoe ini," ujar Malik Mahmud di hadapan undangan.
Sementara itu, Gubernur Aceh, Zaini Abdullah mengatakan pembangunan Meuligoe ini dilakukan sudah mulai sejak 2010 hingga 2015. "Alhamdulillah kita bisa hadir di acara Pesijuek pendopo, Meuligoe wali nanggroe yang sudah sejak lama kita tunggu-tunggu ini," sebut Zaini Abdullah.
Lanjutnya Gubernur Aceh, sesuai dengan kesepakatan Memorendum of Understanding (MoU) Helsinki, lembaga wali nanggroe adalah lembaga khusus yang harus ada di Aceh. "Dengan adanya gedung wali nanggroe ini semua elemen masyarakat harus menerima keberadaan gedung ini. Kita harapkan bisa jadi pemersatu rakyat Aceh," kata Zaini.
Mushalla di Meuligoe Wali tak mengarah ke kiblat
Mushalla di Meuligoe Wali Nanggroe diperkirakan tak searah dengan kiblat. Hal tersebut sebagaimana amatan tim Panitia Khusus (Pansus) 1 Daerah Pemilihan (Dapil) Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang.
Menurut anggota Pansus 1 Ghufran Zainal Abidin, mengatakan seharusnya mushalla dibangun mereng 45 derajat kesebelah kanan.
"Kalau seperti ini harus memiringkan saf, sayang untuk bangunan baru," kata Ghufran.
Kata dia, untuk kiblat lebih baik di cek ulang lagi nanti.
Menurutnya memang tidak masalah jika memiringkan saf, tapi dikarenakan bangunan baru seharusnya dapat sejajar dengan kiblat.
Hal senada disampaikan Sekretaris Pansus 1 Safwan Yusuf, kepada Ajnn.Net dia mengatakan perencanaan pembangunan tidak matang.
Pembangunan Mushalla menghabiskan anggaran Rp5,656 miliar dari APBA 2013, namun pihak rekanan yaitu PT Kesayangan Perkasa tidak membawa data berapa yang terealisasikan.
Pekerjaan ini yaitu mencakup pembangunan instalasi listrik, pembangunan mushalla dan Tower air.
Adapun tim Pansus yang hadir yaitu Ketua Zulkarnain, Sekretaris Safwan Yusuf, Usman Muda, Akhyar, Ghufran dan staf Pansus.(Sumber: AJNN.Net)
Menurut anggota Pansus 1 Ghufran Zainal Abidin, mengatakan seharusnya mushalla dibangun mereng 45 derajat kesebelah kanan.
"Kalau seperti ini harus memiringkan saf, sayang untuk bangunan baru," kata Ghufran.
Kata dia, untuk kiblat lebih baik di cek ulang lagi nanti.
Menurutnya memang tidak masalah jika memiringkan saf, tapi dikarenakan bangunan baru seharusnya dapat sejajar dengan kiblat.
Hal senada disampaikan Sekretaris Pansus 1 Safwan Yusuf, kepada Ajnn.Net dia mengatakan perencanaan pembangunan tidak matang.
Pembangunan Mushalla menghabiskan anggaran Rp5,656 miliar dari APBA 2013, namun pihak rekanan yaitu PT Kesayangan Perkasa tidak membawa data berapa yang terealisasikan.
Pekerjaan ini yaitu mencakup pembangunan instalasi listrik, pembangunan mushalla dan Tower air.
Adapun tim Pansus yang hadir yaitu Ketua Zulkarnain, Sekretaris Safwan Yusuf, Usman Muda, Akhyar, Ghufran dan staf Pansus.(Sumber: AJNN.Net)
loading...
Post a Comment