AMP - Sudah hampir empat hari, sejak Senin (31/10), TNI Angkatan Udara (AU) Republik Indonesia (RI) latihan gabungan (Latgab) bersama tentara Amerika Serikat. Latihan militer ini, dilangsungkan di Pangkalan Udara Sam Ratulangi (Lanudsri) Manado, tepatnya di apron Bandara Sam Ratulangi. Skadron yang terlibat dari TNI AU yaitu Skadron Udara 3 Wing 3 Lanud Iswahjudi dan Korps Marinir AS.
Pesawat tempur berteknologi canggih digunakan kedua angkatan bersenjata tersebut. Ada 6 pesawat F-16 milik TNI AU dan 6 pesawat F-18 Hornet Skadron 3 VMFA (Aw). Pesawat SAR, 1 Helly Super Puma dengan Tim SAR 6 personel dari Yonko 466 Paskhas. Juga pesawat dukungan C-130 Hercules dan C-17 Globe Master. Melibatkan 250 personel TNI AU dan 225 personel dari tentara negeri Paman Sam. Hingga 11 November, masyarakat Bumi Nyiur Melambai akan menyaksikan pesawat-pesawat tempur, lalu lalang di seputaran langit Sulut.
Namun, menurut informasi yang didapat Manado Post (Jawa Post Group), Amerika sengaja memilih Sulawesi Utara, sebagai lokasi melaksanakan latihan militer, tidak lain untuk memantau aksi demo 4 November di Jakarta.
Pasalnya, muncul dugaan adanya gerakan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), yang coba-coba ‘bermain’ di balik demo besar menuntut Petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, diadili karena diduga melakukan penistaan agama.
Namun, menurut Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Makassar Marsekal Pertama TNI Nanang Santoso mewakili Asisten Operasi Kasau, Latgab dengan sandi operasi ‘Cope West’, merupakan kesempatan untuk meningkatkan persahabatan dan kerjasama Indonesia-Amerika.
“Pada Cope West 2016 ini, setelah beberapa tahun lamanya, kita kembali melaksanakan latihan dengan keterlibatan pesawat tempur kedua bela pihak. Ini merupakan perkembangan yang sangat baik antara kedua negara,” ungkap Santoso.
Diharapkannya, Latgab bisa mencapai beberapa sasaran untuk meningkatkan kemampuan para penerbang, memberikan pengalaman kepada para pilot tentang pelaksanaan prosedur operasi udara gabungan dan untuk membangun hubungan perorangan. “Guna meningkatkan hubungan baik antara TNI AU dan US Military. Dan yang terpenting bisa melaksanakan latihan dengan aman dan sukses,” terangnya.
Sementara itu, diungkapkan Kuasa Usaha Ad-Interim Kedubes Amerika Serikat Brian McFeeters, kerjasama pertahanan AS–Indonesia tidak pernah lebih kuat atau lebih komprehensif dari pada sekarang ini. Ia pun mengakui, bangga menjadi mitra utama bagi Indonesia dalam latihan bersama dan kerjasama lainnya dalam bidang pertahanan.
Terkait kekuatan kemitraan strategis antara AS-Indonesia, McFeeters menggatakan Amerika adalah kawan dekat dan mitra antusias untuk Indonesia di berbagai bidang. “Termasuk dalam memperkuat bidang penerbangan dan pertahanan di Indonesia. Serta diharapkan kelanjutan hubungan yang lebih kuat dan semakin berkembang,” pungkasnya.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey SE, memberi kesempatan kepada tentara Amerika mau latihan di Sulut. Orang nomor satu di Sulut tersebut menambahkan, latgab adalah sesuatu yang sangat surprise bagi warga Sulut. Karena daerah ini, kata Olly sementara melaksanakan dan mencanangkan pariwisata untuk mendunia.
“Untuk pertama kali setelah 19 tahun yang lalu kembali ada latihan kerjasama tentara Amerika dan tentara Indonesia di Sulawesi Utara,” sebut Olly.
“Saya kira ini hal yang sangat baik, disamping itu juga perbatasan kita lebih aman, karena ada, pengamanan-pengamanan yang dilakukan dalam latihan ini," kata Olly sembari mengharapkan, tiap tahun kalau tentara Amerika mau latihan, latihan disini saja, supaya wilayah perairan kita menjadi aman.
Mewakili angkatan bersenjata AS, Letnan Kolonel Marinir Stephen McClune menekankan, pentingnya menggelar latihan bersama. “Indonesia adalah mitra regional yang kuat dan kami menggunakan kesempatan latihan ini untuk meningkatkan ketrampilan teknis. Militer AS dan Indonesia juga diuntungkan dengan adanya penggunaan jenis pesawat yang sama. Kesamaan ini lebih memudahkan kami untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah-masalah regional,” tandasnya.
Danlanudsri Manado Kolonel Djoko Tjahjono mengungkapkan, latihan ini merupakan salah satu contoh dari banyak kegiatan kemitraan Amerika dan Indonesia. “Dalam menghadapi tantangan regional dalam bidang politik dan keamanan di kawasan Asia-Pasifik,” pungkasnya. (Jawapos)
Pesawat tempur berteknologi canggih digunakan kedua angkatan bersenjata tersebut. Ada 6 pesawat F-16 milik TNI AU dan 6 pesawat F-18 Hornet Skadron 3 VMFA (Aw). Pesawat SAR, 1 Helly Super Puma dengan Tim SAR 6 personel dari Yonko 466 Paskhas. Juga pesawat dukungan C-130 Hercules dan C-17 Globe Master. Melibatkan 250 personel TNI AU dan 225 personel dari tentara negeri Paman Sam. Hingga 11 November, masyarakat Bumi Nyiur Melambai akan menyaksikan pesawat-pesawat tempur, lalu lalang di seputaran langit Sulut.
Namun, menurut informasi yang didapat Manado Post (Jawa Post Group), Amerika sengaja memilih Sulawesi Utara, sebagai lokasi melaksanakan latihan militer, tidak lain untuk memantau aksi demo 4 November di Jakarta.
Pasalnya, muncul dugaan adanya gerakan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), yang coba-coba ‘bermain’ di balik demo besar menuntut Petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, diadili karena diduga melakukan penistaan agama.
Namun, menurut Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Makassar Marsekal Pertama TNI Nanang Santoso mewakili Asisten Operasi Kasau, Latgab dengan sandi operasi ‘Cope West’, merupakan kesempatan untuk meningkatkan persahabatan dan kerjasama Indonesia-Amerika.
“Pada Cope West 2016 ini, setelah beberapa tahun lamanya, kita kembali melaksanakan latihan dengan keterlibatan pesawat tempur kedua bela pihak. Ini merupakan perkembangan yang sangat baik antara kedua negara,” ungkap Santoso.
Diharapkannya, Latgab bisa mencapai beberapa sasaran untuk meningkatkan kemampuan para penerbang, memberikan pengalaman kepada para pilot tentang pelaksanaan prosedur operasi udara gabungan dan untuk membangun hubungan perorangan. “Guna meningkatkan hubungan baik antara TNI AU dan US Military. Dan yang terpenting bisa melaksanakan latihan dengan aman dan sukses,” terangnya.
Sementara itu, diungkapkan Kuasa Usaha Ad-Interim Kedubes Amerika Serikat Brian McFeeters, kerjasama pertahanan AS–Indonesia tidak pernah lebih kuat atau lebih komprehensif dari pada sekarang ini. Ia pun mengakui, bangga menjadi mitra utama bagi Indonesia dalam latihan bersama dan kerjasama lainnya dalam bidang pertahanan.
Terkait kekuatan kemitraan strategis antara AS-Indonesia, McFeeters menggatakan Amerika adalah kawan dekat dan mitra antusias untuk Indonesia di berbagai bidang. “Termasuk dalam memperkuat bidang penerbangan dan pertahanan di Indonesia. Serta diharapkan kelanjutan hubungan yang lebih kuat dan semakin berkembang,” pungkasnya.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey SE, memberi kesempatan kepada tentara Amerika mau latihan di Sulut. Orang nomor satu di Sulut tersebut menambahkan, latgab adalah sesuatu yang sangat surprise bagi warga Sulut. Karena daerah ini, kata Olly sementara melaksanakan dan mencanangkan pariwisata untuk mendunia.
“Untuk pertama kali setelah 19 tahun yang lalu kembali ada latihan kerjasama tentara Amerika dan tentara Indonesia di Sulawesi Utara,” sebut Olly.
“Saya kira ini hal yang sangat baik, disamping itu juga perbatasan kita lebih aman, karena ada, pengamanan-pengamanan yang dilakukan dalam latihan ini," kata Olly sembari mengharapkan, tiap tahun kalau tentara Amerika mau latihan, latihan disini saja, supaya wilayah perairan kita menjadi aman.
Mewakili angkatan bersenjata AS, Letnan Kolonel Marinir Stephen McClune menekankan, pentingnya menggelar latihan bersama. “Indonesia adalah mitra regional yang kuat dan kami menggunakan kesempatan latihan ini untuk meningkatkan ketrampilan teknis. Militer AS dan Indonesia juga diuntungkan dengan adanya penggunaan jenis pesawat yang sama. Kesamaan ini lebih memudahkan kami untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah-masalah regional,” tandasnya.
Danlanudsri Manado Kolonel Djoko Tjahjono mengungkapkan, latihan ini merupakan salah satu contoh dari banyak kegiatan kemitraan Amerika dan Indonesia. “Dalam menghadapi tantangan regional dalam bidang politik dan keamanan di kawasan Asia-Pasifik,” pungkasnya. (Jawapos)
loading...
Post a Comment