AMP - Ribuan orang yang berkumpul di Monas untuk Aksi Damai 2 Desember. Sepanjang acara, pasti mata ini tertuju ke emas di puncaknya. Ada cerita apa sih?
Berbagai sisi Monas, yang sedang menjadi lokasi aksi damai, memang menarik perhatian. Seperti lapisan emas di puncaknya yang menarik ditelusuri asal muasalnya.
Menjadi landmark Jakarta yang begitu populer, Monas hampir setiap hari dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Sebelum naik ke cawan atau puncak Monas, tentunya traveler dapat menikmati arsitektur bangunan ini, lengkap dengan lapisan emas di puncaknya.
Emas yang melapisi lidah api atau obor berukuran 14 meter dan diameter 6 meter di puncak tugu Monas itu, sejak dulu memang selalu menarik perhatian. Dari informasi yang dikumpulkan detikTravel, Jumat (2/12/2016), pada tahun 1961 bobot emas tersebut mencapai 32 kilogram.
Kabarnya, sebagian besar dari emas tersebut merupakan sumbangan dari Teuku Markam, seorang pengusaha asal Aceh. Tapi saat masa Orde Baru, pengusaha tersebut mendapat perlakuan tidak layak. Emasnya sendiri diambil dari tambang di Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara.
Namun ada pula sejumlah sejarawan yang mengatakan hal tersebut tidak bisa dipastikan. Dulu memang ada bantuan emas dari beberapa daerah di Indonesia saat pembangunan Monas, tapi siapa saja orangnya yang membantu tak ada catatan pastinya.
Memasuki tahun 1995, demi merayakan ulang tahun emas Republik Indonesia ke-50, pemerintah menambah bobot emas agar genap menjadi 50 kilogram. Penambahan emas ini tak lepas dari peran Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi yang menjabat saat itu, Joop Ave.
18 kg emas ditambahkan ke puncak Monas itu atas saran Joop Ave. Tidak jelas berapa anggaran yang dikeluarkan untuk penambahan emas tersebut. Namun memang setelahnya, emas di puncak tugu terlihat lebih berkilau hingga sekarang.
Menariknya lagi, emas ini tetap indah walaupun tidak ikut dibersihkan saat Monas dimandikan tahun 2014 kemarin. Lapisan kuning berkilau ini tidak diusik sebab tak ada masalah serius dan kondisinya cukup bersih karena selalu terkena air hujan. (Detik)
Berbagai sisi Monas, yang sedang menjadi lokasi aksi damai, memang menarik perhatian. Seperti lapisan emas di puncaknya yang menarik ditelusuri asal muasalnya.
Menjadi landmark Jakarta yang begitu populer, Monas hampir setiap hari dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Sebelum naik ke cawan atau puncak Monas, tentunya traveler dapat menikmati arsitektur bangunan ini, lengkap dengan lapisan emas di puncaknya.
Emas yang melapisi lidah api atau obor berukuran 14 meter dan diameter 6 meter di puncak tugu Monas itu, sejak dulu memang selalu menarik perhatian. Dari informasi yang dikumpulkan detikTravel, Jumat (2/12/2016), pada tahun 1961 bobot emas tersebut mencapai 32 kilogram.
Kabarnya, sebagian besar dari emas tersebut merupakan sumbangan dari Teuku Markam, seorang pengusaha asal Aceh. Tapi saat masa Orde Baru, pengusaha tersebut mendapat perlakuan tidak layak. Emasnya sendiri diambil dari tambang di Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara.
Namun ada pula sejumlah sejarawan yang mengatakan hal tersebut tidak bisa dipastikan. Dulu memang ada bantuan emas dari beberapa daerah di Indonesia saat pembangunan Monas, tapi siapa saja orangnya yang membantu tak ada catatan pastinya.
Memasuki tahun 1995, demi merayakan ulang tahun emas Republik Indonesia ke-50, pemerintah menambah bobot emas agar genap menjadi 50 kilogram. Penambahan emas ini tak lepas dari peran Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi yang menjabat saat itu, Joop Ave.
18 kg emas ditambahkan ke puncak Monas itu atas saran Joop Ave. Tidak jelas berapa anggaran yang dikeluarkan untuk penambahan emas tersebut. Namun memang setelahnya, emas di puncak tugu terlihat lebih berkilau hingga sekarang.
Menariknya lagi, emas ini tetap indah walaupun tidak ikut dibersihkan saat Monas dimandikan tahun 2014 kemarin. Lapisan kuning berkilau ini tidak diusik sebab tak ada masalah serius dan kondisinya cukup bersih karena selalu terkena air hujan. (Detik)
loading...
Post a Comment