JAKARTA - Pemerintahan Jokowi belum berhasil menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Ada memang penyerapan tenaga kerja setiap tahunnya tapi juga angkatan kerja baru juga meningkat.
Demikian disampaikan mantan Menteri Keuangan, Fuad Bawazier, di Jakarta. �Setiap tahun sekitar satu juta tenaga kerja kita terserap dalam berbagai lapangan kerja,� terang Fuad.
Namun, lanjut mantan Dirjen Pajak ini, sekitar dua juta tenaga kerja baru lahir setiap tahunnya , sehingga ada sekitar satu juta tenaga kerja kita tidak terserap dalam lapangan kerja.
Mengutip keterangan FAO (Food and Agriculture Organization), badan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang menangani pangan dan pertanian, Fuad menjelaskan sebanyak 19,4 juta penduduk Indonesia masih kelaparan atau ketidakmampuan mendapatkan akses makanan.
Data FAO ini, kata Fuad, dipublikasikan tahun ini. �Jadi tidak benar kalau pemerintahan Jokowi berhasil menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran,� papar Fuad.
Menurut dia, sebenarnya duet Jokowi-Jusuf Kalla memiliki modal yang kuat dalam memperbaiki ekonomi Indonesia, khususnya dalam mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.
�Salah satunya adalah modal politik yang kuat, yakni mendapat dukungan politik dari DPR karena koalisi partai politik yang mendukung pemerintah lebih besar, dibandingkan dengan partai politik yang berada di luar pemerintah,� terang Fuad.
Ia mengatakan modal politik tersebut sangat berarti dalam menciptakan stabilitas politik, sehingga pada akhirnya dapat mendorong para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Namun di sisi, tambah Fuad, masih adanya hambatan investasi di Indonesia, khususnya menyangkut perizinan masih menjadi kendala untuk berinvestasi di Indonesia.
�Jadi berbagai paket kebijakkan ekonomi yang sudah dikeluarkan Presiden Jokowi masih ada yang hanya di atas kertas saja dalam pelaksanaannya. Sebab itu, Jokowi agar terus mengawasi langsung dalam praktiknya di lapangan atas paket kebijakkan tersebut,� terang Fuad. [poskotanews]
loading...
Post a Comment