Mudhiatulfata.net - Ungkapan diatas dari seorang tokoh yang cukup dikenal di Indonesia ini lewat media sosialnya sebagaimana yang dikutib dari situs beritaviral.co yang dipostkan 5 Desember 2016.
Sebagai seorang politikus juga seorang ekonom, Fuad Bawazir yang menyatakan pandangannya tentang Aksi Bela Islam dan sosok ketua FPI bahwa suka atau tidak, secara defacto di zaman ini tokoh umat islam adalah Habib Muhanmmad Rizieq Syihab.
Masih menurutnya, Habib Rizieq konsisten tidak mau disuap dan tidak mengejar jabatan untuk pribadinya. Saat sukses dalam aksi bela islam 1, 2 dan 3, telah membuktikan bahwa terciptanya rasa aman, damai, tertib, bersih dan indah hingga membuat banyak pihak yang ingin mengklaim diri ikut berjasa atas upaya aksi tersebut meski sebelumnya mereka melarang dan mengecam.
Sebagai seorang politikus juga seorang ekonom, Fuad Bawazir yang menyatakan pandangannya tentang Aksi Bela Islam dan sosok ketua FPI bahwa suka atau tidak, secara defacto di zaman ini tokoh umat islam adalah Habib Muhanmmad Rizieq Syihab.
Masih menurutnya, Habib Rizieq konsisten tidak mau disuap dan tidak mengejar jabatan untuk pribadinya. Saat sukses dalam aksi bela islam 1, 2 dan 3, telah membuktikan bahwa terciptanya rasa aman, damai, tertib, bersih dan indah hingga membuat banyak pihak yang ingin mengklaim diri ikut berjasa atas upaya aksi tersebut meski sebelumnya mereka melarang dan mengecam.
Kesuksesan aksi bela islam tersebut, semoga bisa menjadikan intropeksi diri tokoh-tokoh islam yang sebelumnya sinis dan bahkan ada yang nyinyir terhadap kepribadian Habib Rizieq dengan aksinya khusus pada bab shalat Jum�atan di jalanan (KH Said Aqil maksudnya).
Doa dan harapannya di masa-masa yang akan datang, insya Allah tokoh-tokoh terpandang seperti Prof Syafii Maarif, Gus Mus, KH Said Aqil Siraj dan lain sebagainya agar dapat lebih sensitif lagi terhadap aspirasi umat islam yang sedang menuntut keadilan atas penistaan agamanya.
Dan ormas-ormas islam besar juga perlu introspeksi diri karena ketika seruannya tidak aspiratif dengan umat, tetapi lebih akomodatif terhadap kemauan yang kuat ternyata "seruannya" tidak di dengar umat.
Sementara para penguasa yang silaturahim atau sowan kesana-kemari ternyata masih salah alamat. Yang terbukti dan efektif berjalan di lapangan adalah kesepakatan Kapolri dengan GNPF-MUI yang diketuai sang Habib Rizieq dan kawan-kawan, sehingga aksi itu dapat berjalan sukses bagi semua pihak dan menakjubkan dunia.
Sebagai penutup ia menyarankan, berhentilah mengadakan demo-demo tandingan sebab tidak berefek apa-apa dan yang ada hanya buang-buang duit saja. Toh tidak akan bisa sebanding denga aksi yang lahir karena panggilan yang genuine, bukan panggilan rekayasa atau komersil.
Sosok Fuad Bawazir
Adapun sosok Fuad Bawazir sendiri adalah sebaai seorang politikus juga sebagai ekonom, yang dahulu mengambil gelar doktornya di University of Maryland, Amerika Serikat kemudian bergabung dengan tokoh reformasi Amien Rais dari Partai Amanat Nasional.
Adapun sosok Fuad Bawazir sendiri adalah sebaai seorang politikus juga sebagai ekonom, yang dahulu mengambil gelar doktornya di University of Maryland, Amerika Serikat kemudian bergabung dengan tokoh reformasi Amien Rais dari Partai Amanat Nasional.
Pengalamannya selama masa Orde Baru membuat Bawazier mampu memberikan kontribusi besar dalam menghidupkan partai tersebut dan membuatnya dianggap sebagai salah satu tokoh reformis yang berhasil. Pemegang gelar Doktor untuk bidang Ekonomi ini memang telah dikenal sejak masih muda ini sebagai salah satu aktivis organisasi.
Beberapa organisasi yang pernah diikuti Bawazier antara lain Pelajar Islam Indonesia (PII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Korps Alumni HMI (KAHMI, pernah menjabat ketua), organisasi profesi Ikatan Akuntan Indonesian (IAI), Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), YPI Al-Azhar Jakarta, Pengurus Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, serta Ketua Persahabatan Indonesia-Malaysia (Prima).
Selama berkiprah bersama PAN, Bawazier berhasil memperoleh jabatan sebagai Anggota MPR-RI sebagai wakil Partai Amanat Nasional (1999-2004) dan Anggota DPR-RI dari Partai Amanat Nasional (2004-2009).
Selama berkiprah bersama PAN, Bawazier berhasil memperoleh jabatan sebagai Anggota MPR-RI sebagai wakil Partai Amanat Nasional (1999-2004) dan Anggota DPR-RI dari Partai Amanat Nasional (2004-2009).
Pria yang sempat dicalonkan sebagai Ketua Umum PAN ini mulai melihat runtuhnya kekuatan pasca kepemimpinan Amien Rais dan kemudian membentuk partai baru yang hingga kini dipimpinnya, Partai Hanura. [admin]
loading...
Post a Comment