Halloween Costume ideas 2015
October 2017

AMP - Hamdani (35), tersangka kasus pembunuhan bidan Nursiah (43) yang merupakan istrinya, ditangkap di kos-kosan Jalan Intan RT 002/04 Kelurahan Cidokom, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (29/10/2017).

Ia ditangkap tim tim gabungan Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Aceh dan Opsnal Satreskrim Polres Pidie.

Saat ini tersangka Hamdani, masih berada di Polsek Serpong, Tanggerang Selatan.

Informasi yang diperoleh Serambinews.com, setelah ditangkap polisi, tersangka mengaku sangat menyesal telah membunuh istrinya.

Tapi, menurut petugas, sekilas dari mimik wajahnya tidak terlihat ada penyesalan itu.

Kepada polisi, Hamdani mengatakan ia tega menghabisi nyawa istrinya secara sadis, karena kesal dan sakit hati pda istri dan keluarga besar istrinya.

Menurut dia, keluarga besar istrinya selalu memarahi dan mengintervensinya, sehingga ia khilaf dan melakukan pembunuhan tersebut.

"Sah-sah saja, apapun pengakuan tersangka. Tapi, bagaimana pun perbuatannya itu tidak bisa ditolerir karena dengan sengaja menghilangkan nyawa istrinya," kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Goenawan SH MH yang dihubungi Serambinews.com, Senin (30/10/2017).(Serambinews)

AMP - Aksi teror kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Tembagapura, Papua makin jadi. Minggu (29/10) siang, Pos Satgas Brimob di Mile Point 66 dan Mile Point 67 Distrik Tembagapura menjadi sasaran tembak mereka.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, masyarakat sekitar terpaksa dievakuasi ke Sport Hall Tembagapura di Mile Point 68 untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal menjelaskan, penembakan tersebut diduga dilakukan oleh KKB, terhadap Pos Brimob yang bertugas sebagai Satuan Tugas (Satgas) Amole.

“Penembakan terhadap Pos Satgas Brimob di MP 67 dan MP 66 PTFI, yang diduga dilakukan oleh KKB. Anggota menempati RPU mile 67, setelah anggota ditembak dari arah ketinggian sebelah kiri, apabila dari mile 68,” sebut Kamal seperti dilansir Radar Timika.

Setelah ditembaki, anggota Satgas membalas tembakan sebanyak beberapa kali, dan kemudian kembali dibalas oleh KKB dengan lima kali tembakan. Kamal mengatakan, aparat gabungan Satgas Brimob dan TNI kemarin masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan, yang diduga melarikan diri ke area Hidden Valley di Mile Point 66.

"Pada pukul 11.05 WIT, empat personel Satgas TNI BC64 beserta tim patroli zona melakukan standby di pertigaan Hiddan Valley MP66,” tuturnya.

Sekitar pukul 14.00 WIT, kembali terdengar bunyi tembakan dari arah barat markas Polsek Tembagapura "Sebanyak tiga kali letusan, kemudian dibalas oleh anggota tim khusus yang siaga di kantor Mapolsek Tembagapura. Lalu kelompok tersebut kembali melepaskan lagi tembakan dari arah yang sama sebanyak dua kali, kemudian dibalas lagi oleh anggota kepolisian,” kata Kamal.

Selanjutnya, sekitar pukul 14.10 WIT anggota Timsus Polda Papua melaporkan kejadian tersebut kepada Iptu Roesman (Kasub Satgassus Polda Papua), kemudian melepaskan satu buah tembakan senjata api jenis kastior, ke arah sisi kanan bukit samping Polsek dengan jarak 400 meter ke arah barat serong 30 derajat ke kanan dari Mapolsek, guna mengetahui posisi kelompok kriminal bersenjata jika ada di sekitar jatuhnya peluru kastior.

Sekitar pukul 14.20 WIT, alarm sirene Kota Tembagapura dibunyikan, dengan tujuan untuk mengingatkan warga Kota Tembagapura, agar tidak keluar rumah dan selalu waspada.

Pada pukul 15.00 WIT, anggota Polsek Tembagapura atas nama Bripka Piter Paembonan mendapat informasi dari warga yang berada di dekat Kampung Utikini, bahwa KKB telah membuat jalan dekat tenda-tenda yang sudah dibakar beberapa hari lalu, dan telah bersiaga di sisi kiri dan kanan jalan yang ada semak-semaknya.

“Sementara anggota kepolisian bersama TNI masih bersiaga di Mapolsek Tembagapura, sampai menunggu penambahan pasukan Brimob maupun TNI, untuk mem-backup personel yang ada,” paparnya. [JPNN]

Polisi mengankap Hamdani (tengah), tersangka pembunuhan bidan Nursiah, istrinya sendiri, Minggu (20/10/2017).
AMP - Ingat kasus pembunuhan Nursiah binti Ibrahim (43), bidan yang bertugas di Puskesmas Pembantu (Pustu) Cot Bada, Bireuen, Selasa 29 Agustus 2017?

Nursiah ditemukan tewas bersimbah darah di rumah mertuanya, Rusli (55), di Gampong Beulangong Basah, Kemukiman Ujong Rimba, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie.

Berdasarkan penyelidikan, polisi menduga Nursiah dibunuh oleh suaminya, Hamdani (35).

Hamdani yang sekian lama buron, akhirnya diringkus tim gabungan Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Aceh dan Opsnal Satreskrim Polres Pidie.

Setelah sekitar dua bulan menjadi buronan polisi, Hamdani akhirnya ditangkap pada Minggu (29/10/2017).

Tim itu dipimpin Kasat Reskrim Polres Pidie, AKP Syamsul didampingi Panit Jatanras Polda Aceh, Ipda Muhammad Rizal.(Serambinews)

Jendela kamar rumah dinas Pimpinan Pesantren Syech Abdurrauf pecah dilempar OTK
AMP - Rumah dinas Pimpinan Pesantren Modern Terpadu Syekh Abdurrauf As-Singkili di Desa Pangkalan Sulampi, Kecamatan Suro Kabupaten Aceh Singkil, Andri dilempari batu oleh orang tak dikenal (OTK), Kamis, (26/10) dini hari tadi sekira pukul 01.30 WIB.

Akibatnya, kaca jendela rumah dinas tersebut pecah. Mariani staf pengajar pesantren dan Sariani, adik Ustad Andri yang menempati kamar bagian depan tersebut mengalami luka ringan di kepala dan lengan, mereka terkena serpihan kaca dan batu yang masuk ke dalam kamar.

"Pelemparan sekitar pukul 01.30 WIB, kaca jendela pecah dan jerjak jendela yang terbuat dari kayu lepas, batunya mengenai kepala saya dan lengan Sariani,” kata Mariani.

Mariani mengaku terkejut dengan lemparan batu tersebut. Apalagi saat kejadian dirinya dan Sariani sedang tidur pulas. Ia mengaku sempat ketakutan saat pelempar berusaha membuka gorden.

"Kami ketakutan, enggak berani keluar, karena sepi, gak lama orang yang lempar lari, suara larinya cuma satu orang," kata Mariani.

Sementara itu, Ustad Andri mengaku telah melaporan peristiwa pelemparan rumah dinasnya itu ke Kepolisian Sektor Suro. Ia berharap polisi dapat mengungkap pelakunya.

"Kami juga berharap kepada Pemda Aceh Singkil dapat menambah personil security, sehingga bisa bergantian melakuakn pengamanan pos, yang ada sekarang hanya satu orang sehingga tidak ada yg bergantian," pintanya.[AJNN]

SATU berita online sangat menarik, dengan judulnya “Mulai hari ini Kapolsek bertanggung jawab awasi dana desa” (Detik.com, 20/1/2017). Berita itu muncul, seiring penandatanganan nota kesepahaman antara Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Eko Sandjojo, dengan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Tito Karnavian.

Kesepakatannya jelas dan tegas, bahwa pengawasan dana desa tunggal yang mengawasi, yaitu Kapolsek dengan Bhabinkamtibmasnya. Bahkan Kapolri ingin mengadakan pertemuan dengan semua kepala daerah (bupati/wali kota), agar nantinya tidak mengintervensi Kapolsek. Penegasan ini menarik, namun saya ingin memberi sejumlah catatan awal, agar polisi nantinya tidak berhenti hanya menjangkau para keuchik.

Sangat penting
Catatan ini bagi saya sangat penting disampaikan. Paling tidak dengan mengaca pada jumlah berita Serambi yang sudah banyak sekali, terkait kasus penyalahgunaan dana desa khususnya di Aceh. Sepanjang 24 Agustus hingga 12 September, tiada henti Serambi memberitakan pengelolaan dana desa. Muktasim Jailani, dalam opininya terkait penggunaan dana desa, memakai kata meuhambo (Serambi, 12/9/2017).

Sejumlah operasi tangkap tangan (OTT) terhadap perangkat gampong oleh Tim Saber Pungli sudah banyak terjadi. Pada saat yang sama, demo dan ada warga yang melaporkan keuchiknya kepada polisi, karena diduga menilep dana desa (Serambi, 11/10/2017; 19/5/2016). Padahal dari awal, pihak kejaksaan sudah mengingatkan para keuchik jangan bermasalah dengan hukum gara-gara dana desa. Sosialisasi terkait pengelolaan dana desa juga sudah dilaksanakan (Serambi, 24/8/2017).

Demo dan adanya kasus hukum, memperlihatkan adanya kecenderungan harmoni yang terganggu. Kecurigaan warga terhadap pimpinannya, sudah muncul di banyak tempat. Bukankah ini menjadi semacam pertaruhan, pada akhirnya berimbas pada modal sosial masyarakat gampong yang bersangkutan?

Jika ditelusuri lebih jauh, sejumlah hal juga terjadi. Dengan berbagai sebab, penerimaan dana oleh ribuan gampong tersendat (Serambi, 15/8/2017). Antara lain kemampuan membuat laporan. Sementara penguatan terhadap aparatur gampong sangat sedikit dilakukan. Aparatur dibuat manja oleh adanya bantuan administrasi di sejumlah tempat untuk dibuatkan perencanaan hingga laporan penggunaan dana. Tentu bantuan semacam ini tidak gratis. Bahkan sejumlah gampong, justru tidak pernah melakukan pembahasan terkait qanun anggaran gampong, karena semuanya sudah dipersiapkan dari atas.

Perintah dan gugatan untuk melakukan audit dana desa bermunculan, baik dari pemerintah kabupaten maupun dari LSM (Serambi, 4/10/2017; 6/10/2017). Permintaan pemasangan baliho muncul (Serambi, 8/10/2017), tetapi dengan materi yang tidak semua perangkat desa pandai menyusunnya. Sedangkan substansi masalah, agar aparatur gampong berdaya menyelesaikan laporannya, sangat sedikit mendapat perhatian.

Bagi saya, ini bukan soal sederhana. Ada hal penting yang tidak boleh dilupakan oleh masyarakat Aceh, bahwa keuchik itu tidak sebatas pejabat gampong. Pada waktu yang sama, ia juga mengurus lembaga adat gampong yang satu tugas pentingnya adalah menyelesaikan berbagai masalah dalam masyarakat.

Dengan banyaknya kasus yang terjadi, terkait dengan rasa tidak percaya, pada siapa lagi nanti diharapkan penyelesaian berbagai masalah di gampong? Dengan tidak melupakan pentingnya dana desa bagi pembangunan gampong, namun dengan tidak maksimal melakukan penguatan kapasitas mereka, pada akhirnya akan terjerembab ke jurang dalam.

Harus diselamatkan
Atas dasar itulah, pemerintah kabupaten/kota dan Pemerintah Aceh harus berpikir bagaimana para keuchik itu harus diselamatkan. Caranya: Pertama, menguatkan mentalitas antikorupsi, bahwa semua orang yang terlibat pengelolaan dana desa selalu ditentukan oleh penggunaan dana tersebut secara benar. Mencuri uang desa tidak hanya akan bermasalah dengan hukum negara, melainkan juga hukum agama.

Kedua, menyadarkan mereka bahwa dana yang yang dikelola itu selalu ada audit dan pertanggungjawaban. Ketidakcocokan angka dalam penggunaan dana, tidak selalu ditentukan karena korup atau tilep. Kesalahan administrasi bisa menjerumuskan seseorang menjadi tersangka.

Ketiga, memperkuat kapasitas mental dan sumber daya manusia dalam pengelolaan dana. Para keuchik perlu dibekali argumen dan ketahanan mental untuk berani menolak siapapun yang mengemis jatah. Sementara dalam hal penguatan kapasitas, aparatur gampong harus diberdayakan dalam melakukan mulai dari perencanaan hingga pelaporannya.

Dan, keempat, memberi advokasi hukum untuk keuchik yang bermasalah dengan hukum. Pembelaan ini bukan untuk mereka yang korup, namun untuk mengetahui apakah benar-benar keuchik yang bersalah, atau justru mereka hanya sasaran dari banyak pihak yang terlibat dan menikmati khanduri peng gampong ini.

Ketika kepolisian sudah menjadi bagian penting dalam pengawasan dana desa, ada dua hal krusial yang tidak boleh dilupakan. Pertama, kemampuan aparatur gampong dalam pelaporan keuangan yang terbatas. Dan, kedua, tingginya kepentingan berbagai pihak untuk mendapatkan “jatah” dari peng gampong.

Pemerintah kabupaten/kota dan Pemerintah Aceh harus menyadari bahwa peng gampong itu seperti sebuah hajatan, yang banyak orang ingin mendapatkan bagian. Masalahnya modal sosial masyarakat Aceh yang menjadi taruhannya. Wallahu a’lamu bish-shawaab.

* Sulaiman Tripa, Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam, Banda Aceh. Email: st_aceh@yahoo.co.id)

Sumber: serambinews.com

Ilustrasi
AMP - Pria berinisial HS (25) warga Trienggadeng, Pidie Jaya, ditangkap oleh warga Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Minggu (22/10) malam, karena melakukan mesum dengan gadis berinisial H (19) warga setempat.

Keduanya ditangkap oleh massa sekira pukul 21.30 WIB di rumah tersangka perempuan. HS dan H melakukan perbuatan layaknya suami istri tersebut saat keadaan rumah sedang kosong.

Kapolsek Simpang Tiga, Ipda Mursal kepada wartawan, Senin (23/10) mengatakan, ‎pasangan non muhrim itu ditangkap setelah adanya kecurigaan warga terhadap mereka berdua.

Disebutkan, pelaku sengaja datang ke rumah H saat keluarganya sedang tidak di rumah. “Bahkan HS sudah sering datang ke rumah H jika sudah mulai sepi dan pulangnya sampai larut malam. Jadi setelah digerebek warga dan ditangkap,” jelasnya.

Lanjut Kapolsek, saat hendak menangkap warga datang dengan mengendap ke lokasi rumah pelaku yang letaknya di pingggir tambak dan sangat sepi. Setelah lama diintai oleh beberapa pemuda kampong, mereka langsung menggebrak rumah dan melihat keduanya sedang melakukan hubungan intim. “Langsung ditangkap dan digiring ke Mapolsek,” paparnya.

Menurut pengakuan pelaku, mereka sudah sering bertemu di malam hari ketika rumah sudah sepi. Warga yang sudah tidak tahan lagi dengan ulah mereka, langsung mengintai hingga menangkap ke dua muda-mudi non muhrim tersebut.

“Ke dua mereka kita serahkan ke Wilayatul Hisbah (WH) Kabupaten Pidie untuk ditindak sesuai dengan Qanun,” ungkap Kapolsek Simpang Tiga.(pikiranmerdeka.co)

AMP - Bus Sempati Star kembali mengalami kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di kawasan nasional, persisnya Depan Stasiun Pengisian Bahar Umum (SPBU) Desa Ceumpedak Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, Selasa (24/10/2017) sekitar pukul 02.00 WIB.

Informasi yang diperoleh Serambinews.com, bus tersebut melaju dari arah Banda Aceh menuju Medan dalam kecepatan tinggi.

Lalu dari arah timur melaju mobil Dum Truk, hendak berbelok ke SPBU Ceumpedak.

Karena tak sempat dihindari lagi, sehingga mobil itu langsung menabrak dumtruk tersebut.

Akibatnya kedua mobil ikut ringsek dan bagian depan mengalami kerusakan.

Pintu Dum Truk di samping sopir rusak parah.

"Setelah mendapat informasi itu, saya langsung ke lokasi, bagian depan mobil tersebut ringsek berat, saya dengan sopir dumtruk yang mengalami luka, sehingga harus dibawa ke puskesmas," ujar Sofyan (35) warga Tanah Jambo Aye kepada Serambinews.com.(Serambinews)

AMP - Enam wanita muda yang diciduk personel Opsnal Satreskrim Polresta Banda Aceh, Minggu (22/10/2017) dini hari karena terlibat praktik prostitusi online, ternyata tidak akan dilimpah ke Wilayatul Hisabah (WH) Banda Aceh.

Mereka tidak akan diproses dengan qanun syariat Islam. Justru, para wanita muda ini akan dikembalikan ke orang tuanya masing-masing untuk dilakukan pembinaan.

"Dan mereka harus buat surat keterangan untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi," kata Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Teuku Saladin SH, dalam konferensi pers Senin (23/10/2017).

Ia mengatakan, tidak dilimpahkannya enam wanita itu ke Satpol PP WH untuk diproses sesuai qanun syariat Islam, karena keenam wanita muda itu tidak tertangkap tangan sedang melakukan perbuatan melanggar syariat.

"Nggak bisa kita limpahkan yang ini. Dia itu kita limpahkan kalau mereka tertangkap tangan, kalau ini tidak," sebut Saladin.

Sedangkan enam wanita muda--yang disebut polisi sebagai korban dari praktik prostitusi online itu--dibekuk pihak kepolisian atas pengembangan kasus setelah tertangkapnya AI (24) pria yang berprofesi sebagai germo dalam praktik pelacuran terselubung itu.

Sedangkan AI, dikenakan pasal 296 KUHP junto 506 KUHP dengan ancaman kurungan badan selama satu tahun empat bulan.(Serambinews)

Jenazah Briptu Berri Permana berhasil dievakuasi dari lokasi baku tembak aparat dengan OPM di Kampung Utikini Tembagapura, Timika, Papua, pada Senin pagi, 23 Oktober 2017.
StatusAceh.Net - Jenazah Brigadir Polisi Satu Berri Permana berhasil dievakuasi dari lokasi baku tembak aparat dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Utikini, Tembagapura, Timika, Papua, pada Senin pagi, 23 Oktober 2017.

Jasad prajurit yang meninggal dunia dalam kontak senjata antara pasukan Brimob dengan kelompok bersenjata OPM itu langsung dibawa ke Rumah Sakit Tembagapura.

Proses evakuasi berlangsung tidak mudah. Pasalnya, tim evakuasi, Satuan Tugas Khusus dan Brimob Polda Papua, terlibat baku tembak lagi dengan kelompok penyerang. Tim ditembaki orang tak dikenal dari arah dua bukit.

Empat prajurit Brimob dilaporkan terluka dalam peristiwa itu. Mereka, antara lain Inspektur Polisi Dua Giay, luka pada tangan kiri akibat terkena serpihan proyektil; Brigadir Polisi Kepala Mustari, luka pada paha kiri akibat terkena serpihan proyektil, Brigadir Polisi Dua Hence, luka pada lutut kiri akibat terkena serpihan proyektil; dan Brigadir Polisi Dua Mario, luka tembak pada telapak tangan kiri.

Personel yang terluka dievakuasi dengan mobil ambulan Rumah Sakit Tembagapura. Sedangkan Jenazah Brigadir Polisi Satu Berri Permana sudah dievakuasi menuju Timika dengan helikopter.

“Direncanakan jenazah korban Briptu Berri Permana Putra akan disalatkan di Asrama Brimob mile 32 Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, dan direncanakan diberangkatkan siang ini ke Jakarta, menginap sehari, selanjutnya diberangkatkan ke Bengkulu guna pemakaman di Bengkulu atas permintaan keluarga korban,” kata juru bicara Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Ahmad Mustofa Kamal. (Viva)

AMP - Polisi sedang menyelidiki pelanggan prostitusi online dari kalangan pejabat, politikus, dan pengusaha di Banda Aceh, Aceh. Aparat juga mengumpulkan rekaman kamera pengawas (CCTV) di dalam hotel.

"Kita juga sedang mengembangkan siapa saja konsumennya; apakah ada oknum pejabat, politikus, pengusaha, dan lainnya," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Banda Aceh, Komisaris Besar Polisi T Saladin, pada Senin, 23 Oktober 2017.

Saladin mengatakan, terbongkarnya prostitusi online di salah satu hotel di kawasan Lueng Bata, Banda Aceh, pada Minggu dini hari itu, membuatnya geram pada manajemen hotel. Sebab masih ada yang mau menerima tamu tanpa menunjukkan buku nikah.

Padahal, sudah ada qanun tentang larangan itu. Polisi pun sudah berulang kali mengingatkan kepada pemilik hotel tentang larangan qanun atau peraturan daerah Aceh itu. Aparat mengancam menutup hotel itu jika ditemukan pelanggaran lagi.

Ultimatum polisi itu menyusul penggerebekan praktik prostitusi online satu hotel di kawasan Lueng Bata, Banda Aceh. Seorang diduga muncikari alias germo berinisial AN dan enam perempuan seks komersial (PSK) ditahan.

Menurut polisi, perempuan-perempuan asuhan muncikari AN bertarif Rp800 ribu sampai Rp1,5 juta sekali kencan. AN ditengarai sudah lebih dua tahun menjalankan bisnis prostitusi itu. Dia dibantu seorang rekannya yang kini buron.

Muncikari AN menjaring korban melalui media sosial, setelah disepakati, pelaku menjajakan korban kepada pelanggan. "Kita masih lakukan pengembangan, diduga masih banyak yang berkeliaran di Kota Banda Aceh," ujar Saladin. (Viva)

AMP - Pria bertubuh gempal berinisial AI (24), dihadirkan polisi dalam konferensi pers di Polresta Banda Aceh, Senin (23/10/2017).

AI ditangkap polisi bersama sejumlah wanita di sebuah hotel di Banda Aceh, Minggu (22/10/2017) dini hari.

AI diduga germo atau 'papi' praktik prostitusi online. Sementara sejumlah wanita yang bersamanya diduga korban prostitusi online.

AI sudah memberikan sejumlah keterangan kepada polisi saat diinterogasi usai dibekuk polisi.

Kepada polisi, AI mengaku sudah menjalankan praktiknya selama dua tahun.

"Menurut pengakuan, AI sudah dua tahun melakukan ini," kata Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol T Saladin dalam konferensi pers tadi.

AI juga mengaku, ia belajar praktik tersebut dari seorang perempuan.

"Dari ibu itu dia belajar, lalu dikembangkan sendiri," kata Kombes Pol T Saladin.

Para korban atau perempuan yang berhasil dipengaruhi AI, kata Saladin, bahkan tidak kenal dengan AI.

"Mereka diantar oleh seorang, yaitu partnernya AI," pungkas Saladin.

Ini Tarifnya

Tak hanya AI, enam perempuan korban AI yang diamankan polisi juga dihadirkan.

Mereka mengenakan topeng.

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol T Saladin SH mengapresiasi tim Sat Reskrim Polresta yang telah berhasil mengungkap parktik tersebut.

"Kita apresiasi penuh personel yang telah membongkar ini. Operasi ini berhasil diungkap berkat informasi dari masyarakat, sehingga personel ikut memesan atau undercover buy," katanya.

Dalam konferensi pers, Kombes Pol T Saladin juga mengatakan, tarif wanita yang terlibat dalam praktik tersebut beragam.

"Tarifnya berkisar, Rp 800 ribu sampai Rp 1,5 juta," pungkas Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol T Saladin.

Saat ini, tersangka dan enam perempuan yang dibekuk tersebut masih ditahan di Polresta Banda Aceh, guna pemeriksaan lebih lanjut.| Srambinews

AMP - Kepolisian Resort Kota Banda Aceh mengungkap jaringan prostitus1 online via WhatsApp di Kota Banda Aceh. Satu orang diduga mucikari alias germo diamankan.
Informasi yang diperoleh AJNN, AN yang diduga sebagai mucikari tersebut ditangkap saat sedang berada disalah satu hotel di Banda Aceh. Saat itu pelaku sedang mengantarkan dua orang teman wanitanya ke pelanggan pada Sabtu (21/10) sekitar pukul 23.30 WIB.
Setelah mendapatkan praktek prostitusi tersebut, petugas Unit PPA Sat Reskrim Polresta Banda Aceh langsung ke lokasi dan mengamankan pelaku serta dua orang wanita berinisial NS (23) dan ME (23), yang saat itu sedang berada di salah satu kamar di hotel.
Selain mengamankan pelaku, polisi juga mengamankan barang bukti lainnya berupa telepon genggam, uang tunai sebesar Rp 3,3 juta.
Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh AKP M.Taufiq membenarkan penangkapan dugaan prostitusi online. Namun, pihaknya belum bisa memberikan keterangan secara detail kejadian tersebut.
"Kami masih lakukan pemeriksaan, dan besok kami akan sampaikan ke media ya," kata AKP M.Taufiq kepada AJNN, Minggu (22/10). SUMBER AJNN.NET

AMP - Dunia Maya kembali dibuat heboh dengan kelakukan warganet yang  diunggah oleh akun facebook Nur Laila yang menyatakan dakwah diAceh tidak berkualitas, maaf bukan saya benci

Teropong TB menyebutkan ada beberapa poin yang diposting yang pada intinya telah meyebar sesuatu hal yang meresahkan masyarakat, untuk berhati-hatilah membuat status,baik buruk, rugi dan untung terlebih dahulu diperhitungkan sebelum hukum menjawabnya..


Postingan yang diunggah Nurlaila pun sontak mendapat beragam kecaman dari warganet. [Teropong Barat]

AMP - Seorang siswa SMK PGRI I, Kota Serang, Banten, bernama Amin Sobri (20), menjadi korban pengeroyokan belasan anggota polisi dari Polda Banten. Penyebabnya diduga karena urusan asmara.

Menurut pengakuan Amin, kejadian terjadi pada hari Kamis (19/10/2017) sekitar pukul 12.30 WIB saat ia selesai mengikuti kegiatan di sekolah. Tiga orang anggota polisi, termasuk Bripda R yang ia kenal, menemui dirinya.

Saat bertemu Amin, ketiganya langsung memukuli Amin, bahkan menurut Amin dirinya sempat diborgol.

Tidak lama kemudian, datang belasan teman Bripda R dengan menggunakan mobil Avanza dan ikut memukuli dan mengancam Amin serta teman-temannya agar tidak ikut campur.

“Jadi, ketika ngobrol sama tiga polisi, langsung nemuin saya, nampar saya, nonjok saya tanpa pembicaraan sebelumnya,” kata Amin kepada wartawan setelah melakukan visum di RSUD dr Drajat, Serang, Kota Serang, Kamis (19/10/2017).

Amin juga mengaku sempat dipaksa untuk ikut ke dalam mobil namun ia menolaknya dan sempat terjatuh di samping pintu mobil. Di sana, sejumlah polisi kemudian kembali memukuli Amin.

“Tergeletak, saya diinjekin sama polisi itu. Setelah itu ada satpam nemuin, saya dibawa ke sekolah. Nyampe ke situ lanjut berurusan dengan pihak sekolah. Orang tua saya datang,” tutur Amin.

Amin mengaku bahwa sebelumnya ia memiliki masalah dengan Bripda R karena polisi Bripda R disebutnya telah mengganggu kekasihnya.

“Dia itu ngejar cewek saya, terus ditanya bertele-tele semacam mancing emosi saya. Saya dengan dia emosi, keluar perkataan kurang baik,” katanya.

“Mungkin dia tidak terima. Pertama dilarang-larang sama saya, kedua saya kurang sopan karena dia merasa polisi karena saya omongnya kurang baik. Namanya Renaldi. Dia dari tugas di Polda,” tambahnya.

Setelah melakukan visum di RSUD dr Drajat, Serang, dengan didampingi orang tuanya, Amin lantas melaporkan peristiwa pengeroyokan tersebut ke Bidang Propam Polda Banten pada pukul 21.20 WIB.

Menurut keterangan Kabag Binops Reskrimum Polda Banten AKBP Andik Uji Santoso, pihaknya sedang memproses kasus ini. Dua orang anggota polisi juga telah diperiksa.

“Sementara diperiksa dua orang, yang punya masalah itu Bripda R dan korban. Nanti akan dilakukan pemeriksaan apakah pelanggaran disiplin apa kode etik, pasti akan dilakukan sidang. Punishment ditentukan nanti,” kata Andik kepada wartawan di Mapolda Banten, Kamis (19/10/2017) malam.(harianindo.com)

AMP - Seorang warga ditembak mati oleh aparat TNI di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Dia disangka mencuri tandan buah sawit milik PT Perkebunan Nusantara VII di Banyuasin.

Korban diketahui bernama Zulkarnain, berusia 35 tahun. Jasadnya kini disimpan di Kamar Jenazah Rumah Sakit Bhayangkara, Palembang, pada Jumat, 20 Oktober 2017.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Zulkarnain dan seorang rekannya warga Desa Karet, Kecamatan Betung, Banyuasin, mencuri sawit dari batangnya milik perusahaan itu pada Kamis malam. Prajurit TNI yang ditugaskan menjaga kebun sawit itu memergoki Zulkarnain sedang beraksi.

Zulkarnain dan rekannya berusaha melawan dengan mencoba menikam si tentara setelah tepergok hendak mencuri. Si tentara meletuskan tembakan peringatan tetapi Zulkarnain tetap melawan sehingga ditembak. Sebutir peluru mengenai tubuhnya, sementara rekannya melarikan diri.

Polisi masih menyelidiki kasus penembakan itu dan memeriksa sejumlah saksi, sementara si tentara sudah diserahkan kepada aparat Detasemen Polisi Militer II Sriwijaya.

"Anggota TNI terpaksa menembak karena pelaku melawan saat kepergok mencuri sawit. Di areal perkebunan memang sering terjadi pencurian sawit," kata Kepala Polres Banyuasin, Ajun Komisaris Besar Polisi Yudi Surya Markus.[Viva]

AMP - Sesosok mayat perempuan berusia 69 tahun ditemukan masyarakat di pinggir Jalan di Dusun Leubok Muku, Desa Buket Linteng, Langkahan, Aceh Utara, Aceh. Mayat tersebut ditemukan dalam posisi terlungkup dan muka penuh lebam.

Kasat Reskrim Polres Aceh Utara Iptu Resky Kholiddiansyah mengatakan, mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang pekerja perusahaan setempat saat melintasi kawasan Dusun Leubok Muku pada Jumat (20/10) sore. Saksi itu kemudian melaporkan kepada Kepala Dusun Leubok Muku, Musliadi dan Kepala Dusun Tengoh, Mansur.

Selanjutnya, Mansur melaporkan kepada Polsek Langkahan. Anggota Kepolisian langsung menuju TKP guna pengamanan lebih lanjut. Sekitar pukul 19.20 WIB, Kapolres Aceh Utara, AKBP Untung Sangaji langsung memimpin olah TKP, bersama jajaran dan tim Inafis Polres Aceh Utara. Jasad tersebut kemudian dibawa ke Pukesmas Langkahan untuk divisum.

"Hasil visum terlihat muka dan pipi sebelah kanan lebam-lebam, jari sebelah kanan, tangan kiri dan kanan, kaki sebelah kiri dan kanan terkelupas akibat jatuh. Kemudian ada memar di bagian perut," sebut Resky kepada detikcom, Sabtu (21/10/2017).

Mayat itu diketahui bernama Rubiah binti Abu Bakar, petani asal Dusun Pateng, desa setempat. Resky menyebutkan, setelah dilakukan visum mayat tersebut langsung diambil oleh keluarga untuk dibawa pulang. Dugaan sementara korban meninggal dunia karena penyakit prurigo atau biasa disebut darah manis.(Modusaceh)

AMP - Pasukan militer Suriah menemukan senjata buatan Israel dalam jumlah besar di sebuah lokasi di al-Mayadin, Provinsi Deir az-Zour, beberapa hari setelah mengambil alih kota itu dari tangan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Mengutip komandan lapangan, kantor berita Suriah, SANA kemarin melaporkan, senjata-senjata itu termasuk sejumlah tipe senapan berat, ringan, dan sedang. Selain Israel, senjata itu juga berasal dari sejumlah negara Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Eropa.

Komandan juga menyebutkan mereka menemukan mortir, perlengkapan artileri dalam jumlah banyak dan bazoka kaliber 155 milimeter dengan jangkauan hingga 40 kilometer, seperti dilansir laman Press TV, Kamis (19/10).

Ini bukan kali pertama militer Suriah menemukan persenjataan buatan Israel dan NATO yang digunakan militan ISIS.

Menurut SANA, beberapa pekan sebelumnya, pasukan Suriah menemukan sebuah bazoka buatan Israel bersama sejumlah besar senjata, amunisi, dan peralatan komunikasi dari ISIS di daerah Jib al-Jarrah, sebelah timur pinggiran Homs.

Pemerintah Suriah sebelumnya kerap mengatakan rezim Israel dan negara Barat serta sekutunya membantu ISIS di Suriah. (merdeka.com)

AMP - Sangat tidak layak untuk dicontoh, atas apa yang dilakukan seorang ibu muda bernama Anggun Sartika (27) warga Jalan Dr. Wahidin Gang Mulia, Kelurahan Sumber Mulyorejo, Kecamatan Binjai Timur, Binjai, yang kedapatan tengah berusaha menyeludupkan narkotika jenis sabu ke dalam Lapas Klas II A Binjai Jalan Gatot Subroto Kelurahan Bandar Senembah, Kecamatan Binjai Barat, Binjai, pada Kamis (19/10) sekitar pukul 14:00 WIB kemarin.

Anggun yang kini harus berurusan dengan pihak kepolisian Polres Binjai, tertangkap tangan oleh petugas Lapas saat mencoba untuk menyeludupkan barang haram sabu, dengan cara disembunyikan di dalam kain gendongan anaknya, ketika ia ingin mengunjungi suaminya yang tengah mendekam di dalam Lapas.

Selain Anggun, pihak kepolisian Polres Binjai juga turut mengamankan 3 orang lainnya, karena diduga terlibat dengan usaha penyelundupan narkotika tersebut, dan ketiganya adalah, Irfan Najib alias Apin (30), Gunawan Sitepu alias Ogun (41) dan Fahrul Azmi Nasution (35) dimana ketiga pria ini adalah warga binaan dari Lapas Klas II A Binjai.

Informasi yang berhasil dihimpun e-newsbinjai.com terkait diamankannya seluruh pelaku penyelundupan narkotika ke dalam Lapas tersebut, berawal dari ditemukannya 3 paket sabu ukuran besar seberat 10,08 gram yang diselipkan di dalam kain gendongan anak bayi, saat Anggun berusaha melewati pemeriksaan Lapas.

Selanjutnya, petugas Lapas langsung berkoordinasi dengan Satres Narkoba Polres Binjai, mendapat informasi tersebut, petugas piket Satres Narkoba pun bergerak menuju Lapas untuk mengamakan pelaku Anggun dan selanjutnya melakukan pemeriksaan terhadapnya.

Saat dilakukan pemeriksaan, Anggun mengaku bahwa dirinya diperintahkan oleh suaminya sendiri yang bernama Irfan Najib alias Apin dan akan mendapat upah sebesar 900.000 rupiah untuk sekali antar, seketika itu juga petugas Satres Narkoba melakukan penjemputan terhadap suami Anggun dan 2 temannya dari dalam Lapas.

Setelah keempat tersangka berhasil diamankan, didapat keterangan bahwa Fahrul Azmi Nasution pertama kali meminta tolong kepada Ogun untuk mencarikan orang yang bisa memasukkan sabu ke dalam Lapas, selanjutnya Ogun meminta tolong kepada Apin agar mencarikan orang yang bersedia membawa pesanan sabu milik Fahrul Azmi dari luar ke dalam Lapas, setelah itu Apin sendiri yang memerintahkan istrinya (Anggun-red) untuk membawa sabu dari luar ke Dalam area Lapas.

Selain 3 paket sabu ukuran besar, petugas juga turut mengamankan barang bukti lain berupa 3 unit handphone dan 1 buah kain gendongan bayi, yang digunakan pelaku untuk menyeludupkan barang barang haram narkotika tersebut.

Kapolres Binjai AKBP Mohammad Rendra Salipu SIK M.Si, melalui Kasatres Narkoba Polres Binjai AKP Selamat Riadi Tambunan ketika dikonfirmasi e-newsbinjai.com terkait diamankannya keempat pelaku penyelundupan narkotika jenis sabu ke dalam Lapas tersebut, membenarkan dengan mengatakan, "Benar, kita telah mengamankan keempat pelaku, dan saat ini kita masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap mereka," ujar Selamat.[e-newsbinjai.com]

AMP - Kedua sopir bus Sempati Star yang terlibat tabrakan di Jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di Desa Meunasah Drang, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, Jumat (20/10/2017) sekitar pukul 02.30 WIB, mengalami luka-luka sedangkan kernetnya meninggal dunia.

Informasi yang diterima StatusAceh.Net, Para sopir bus tersebut yaitu M Ali (47) asal Sagoe, Kecamatan Peusangan, Bireuen, sesuai data kepolisian sebagai sopir Sempati Star BL 7752 AA yakni yang bergerak dari arah barat ke Timur.

Sedangkan satu lagi, Samsul Bahri (37) Desa Pulo Baroh, Kecamatan Samalanga, Bireuen, selaku sopir bus BL 7704 AA mengalami luka parah, kedua kakinya patah dan sejumlah bagian tubuhnya luka-luka. Sesuai keterangan petugas medis Rumah Sakit Arun Lhokseumawe, dia harus dirujuk ke Banda Aceh.

korban yang meninggal dunia diantaranya Zaini (51) warga Desa Bullong Kecamatan Batu Aji Kota Batam , Saiful Bahri (24) warga Desa Mesjid Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara, Keduanya merupakan kondektur/kernet Bus Simpati Star tersebut.

Sedangkan yang mengalami luka ringan diantaranya, Rustian (50) warga Desa Paya Bujok Seulemak kecamatan Kota Langsa, Langsa, Arifda (19) warga Sumbok Rayeuk kecamatan Nibong, Aceh Utara, Nanda Ridwana (17) warga Desa Neusu, Kota Banda Aceh, Mukhtaruddin (46) warga Desa Sermo kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, Fenna Humaira (17) warga Ketapang, Banda Aceh, Hasan Retangga Deski (26) warga Desa Prapat Titi Panja Kecamatan Babussalam, Aceh Tenggara, M.zaini (33) warga Desa Paya Bujuk Seulemak kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa, Khairil Mahdu (19) warga desa Biak Muli kecamatan Bambel, Aceh Tenggara, Fahmi Ramadhansyah (20) warga Desa Simpang 4 kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang, Arif Habibal Umar (29) warga Desa Cirih kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Jafar (26) warga Desa keulanga kecamatan Sigli, Pidie, Khairil Fazal (25) Warga Desa Meunasah Teungoh kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur, Abdul Azmu (35) warga jalan Belibis,no.5  Desa Labui Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh.[ST]

Gedung DPRK Aceh Utara
AMP - Polres Deli Serdang didesak segera melakukan penangkapan sekaligus penahanan terhadap T Bakhtiar, yang kini tercatat sebagai anggota DPRK Aceh Utara karena dilaporkan telah berjinah dengan istri temannya, Widia Lestari (31), warga Dusun I, Desa Punden Rejo, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.

Sebab, kasus itu telah dilaporkan korban, Zakaria Yunuz (62), warga Jalan Budi Luhur Gang Banteng, Lingkungan IX No 49 A, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan sejak 21 Juni 2016 lalu dengan Nomor : STPL/455/VI/2016/SU/RES DS.

“Namun, sampai saat ini kasus perjinazah istri saya dengan terlapor yang saya laporkan itu belum jelas penanganannya. Saya meminta polisi mengusut tuntas kasus itu, menetapkan T Bakhtiar menjadi tersangka dan ditahan,” desak Zakaria Yunuz disampaikan kepada wartawan di Medan, Selasa (17/10) lalu.

Dibeberkannya, perselingkuhan itu diawali keinginan Zakaria Yunuz bersama Widia Lestari (saat berstatus istri Zakaria Yunuz) dan temannya, T Bakhtiar menjadi anggota legislatif DPRK Aceh Utara pada 2014 lalu. Sejak pencalonan legislatif tersebut, terlapor dan Widia Lestari intens berkomunikasi melalui telepon seluler tanpa sepengetahuan Zakaria Yunuz.

Puncaknya, pada 2015 lalu, ketika Zakaria Yunuz mendapat pekerjaan ke Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) selama tiga bulan. Dia meninggalkan Widia Lestari di rumah orang tuanya, Dusun I, Desa Punden Rejo, Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang. Dugaan perselingkuhan itu terus berlanjut hingga 2016 dan dilaporkan ke pihak berwajib.

“Saat saya berada di Palembang karena bekerja itulah mereka istri saya dan T Bakhtiar berselingkuh dan mereka sempat digerebek warga. Saya segera pulang dari Palembang dan melaporkan kasus itu ke Polres Deli Serdang. Tapi saya heran, kenapa kasus ini tak kunjung tuntas,” kesalnya.

Menurut Zakaria Yunuz, kini Widia Lestari telah hidup serumah dengan T Bakhtiar di Aceh Utara dan telah dikaruniai seorang anak. Dia menduga, pernikahan pasangan yang diawali dari perselingkuhan itu dilakukan secara ilegal (tidak sah). Karena itu, Zakaria Yunuz telah melaporkan dugaan perjinahan T Bakhtiar kepada Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai NasDem Aceh dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) NasDem Aceh Utara.

Namun, laporan itu belum menunjukkan perkembangan prosesnya. Padahal, DPD NasDem Aceh Utara telah mengirimkan surat panggilan kepada T Bakhtiar untuk datang memberikan keterangan terkait laporan Zakaria Yunuz pada 6 Agustus 2015 lalu.

Surat panggilan itu ditandatangi Ketua DPD NasDem Aceh Utara, Ir HT Muttagin. “Saya berharap, selain pihak kepolisian menangkap T Bakhtiar, DPW dan DPD Nasdem di Aceh juga memprosesnya karena sudah melakukan dugaan tindak pidana perjinahan,” harapnya. (Sumber: Harianandalas.com)

AMP - KH (53) Seorang ibu Rumah Tangga (IRT) yang berasal dari Gampong Matang Lada Kecamatan Seunuddon diringkus team opsnal Satuan Resnarkoba Polres Aceh Utara, Selasa, 17 Oktober 2017, sekira Pukul 07.00 WIB hari yang lalu.

Kapolres Aceh Utara AKBP Untung Sangaji melalui Kasat Narkoba AKP Ildani Ilyas kepada wartawan mengatakan penangkapan terhadap tersangka berdasarkan informasi dari masyarakat yang bahwa KH sering menjual narkotika jenis ganja di kawasan tersebut.

"Stelah kami terima laporan dari masyarakat, kami langsung bergerak dan memantau kebenaran tindakan tersangka KH," Kata Kasat Narkoba AKP Ildani Ilyas, Kamis, 19 Oktober 2017.

Lanjutnya, Penggerebekan itu dipimpin lansung oleh Kasat Resnarkoba, sampai di tkp kemudian petugas mekakukan pemeriksaan dan penggeledahan serta ditemukan Barang bukti 53 (lima puluh tiga) paket narkotika jenis ganja seberat 400 g/bruto.

"Selanjutnya Tersangka dan Barang Bukti tersebut dibawa oleh Petugas ke Mapolres Aceh Utara guna pemeriksaan lebih lanjut," jelasnya.[StatusAceh.Net]

AMP - Keberadaan enam anggota DPRA dari daerah pemilihan (dapil) 4, Aceh Tengah dan Bener Meriah dinilai belum bisa memberikan kontribusi nyata bagi daerah asalnya.

Kiprah keenam perwakilan masyarakat daratan tinggi tersebut dinilai masih loyo.

Makanya, sejumlah pemuda dan mahasiswa yang memberi nama 'Aksi Gayo Merdeka' meminta Pak Dewan pulang kampung saja.

"Mereka hanya terdiam. Kali ini rakyat mau datang dan kami disini pingin meminta kinerja kalian (dewan) dan menuntut hak rakyat. Mereka kurang syahwat dalam bekerja," teriak salah satu orator saat berdemo di depan Gedung DPRA, Kamis (18/10/2017).

Seperti diketahui, keenam anggota DPRA dari 4 yang disebutkan massa adalah Ramadhana Lubis (NasDem), Bardan Sahidi (PKS), Ibramsyah (Golkar), Alidin Abu Abas (Demokrat), Ismaniar (PAN), dan Adam Mukhlis (Partai Aceh).

(Baca: Bank Indonesia Bantu Kluster Cabai Merah Seluas 5 Hektare di Aceh Tengah)

Koordinator Aksi, Kiki Riski Adha mengatakan, selama ini kinerja anggota DPRA dapil 4 belum terlihat secara nyata.

Program pembangunan hanya mengalir ke daerah pesisir saja seperti Pidie, Aceh Barat, Bireuen, dan lainnya.

"Aksi kita hari ini untuk menuntut kinerja anggota dewan dari dapil empat terhadap pembangunan di Gayo. Gayo sekarang banyak tertinggal padahal kita sudah mengirimkan enam perwakilan kita ke DPRA," ujarnya.(Serambinews)

AMP - Dikutip dari teropongbarat.com yang bersumber dari akun facebook yang dunggah Velixy Xaxena cukup menghebohkan dunia maya, bagaimana tidak dalam postingan tesebut terdapat 2 sosok wanita cantik yang sedang hamil besar sambil memegang senjata, dengan ciutannya yang buat penasaran apakah hal tersebut memang benar adanya atau memang untuk mencari sensani ditengah situasi Aceh Yang lagi tidak akrab.

“Ayah dari anak yg aku kandung telah tiada tertembak saat konflik aceh.
Suamiku tanpa meninggalkan apapun berupa harta benda.

Yang ada hanya sepucuk senjata,sebagai isyarat untuk terus melanjutkan perjuangannya” .

Foto: Polres Lhokseumawe menggelar razia narkoba di cafe cafe Altito Desa KP3 Kecamatan Banda Sakti dan cafe Sakira Cunda Kecamatan Muara Dua Lhokseumawe.
AMP - Polres Lhokseumawe gerebek sebuah rumah yang berada di kawasan Dusun Syah Bandar, Cunda, Lhokseumawe. Senin malam (16/10), Rumah tersebut digrebek karna diduga dijadikan lokasi portitusi.

Selain menyediakan wanita, dirumah ini juga disediakan kamar bagi para tamu atau pria hidung belang ingin melakukan hubungan badan ditempat. Bahkan wanita yang disediakan ini juga bisa dibawa keluar sesuai dengan kesepakatan dari pemilik rumah dan wanita bersangkutan.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Hendri Budiman, SH, S.Ik, MH mengatakan, sebelumnya pihaknya mendapat informasi masyarakat terkait praktik prostitusi tersebut, atas informasi itu pihaknya melakukan andercover dan berhasil melakukan operasi tangkap tangan. Dua germo yang juga kakak beradik dan juga pemilik rumah yaitu bernisial CB dan CR, serta satu wanita berinisial A (21), dan dua pria hidung belang masing-masing JK dan KH, berhasil diamankan di lokasi rumah portitusi tersebut.

“Jadi saat penangkapan satu WTS berhasil ditangkap  ditempat dan seorang lagi berhasil melarikan diri,” ujar Kapolres Lhokseumawe, AKBP Hendri Budiman, didampingi Wakapolres Lhokseumawe Kompol Imam Asfali, Kompol Ahzan dan Kasat Reskrim AKP Budi Nasuha, dalam konferensi pers, Selasa siang (17/10), di Mapolres Lhokseumawe.

Tersangka memperkerjakan wanita sebagai penjaja sex sekitar 8 orang gadis remaja berumur 20 hingga 25 tahun. mereka sebagai korban dan akan dipanggil untuk dimintai keterang guna menindak lanjuti tindak pidana ini."sambungnya

AKP Budi Nasuha menambahkan, rumah berkedok keluarga ini memiliki enam kamar yang kesemuanya disewakan untuk praktek prostitusi tersebut. Dimana satu kamar yang memiliki AC dengan tarif sekali show dengan harga Rp 250 ribu. Sementara kamar yang tidak ada AC lebih murah. Sementara tarif  wanita untuk sekali show sebesar Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu, sesuai kesepakatan dengan wanita tersebut,” ungkap Kasat Reskrim.

AKP Budi menambahkan, keberadaan rumah yang dijadikan tempat portitusi ini sudah berlangsung enam bulan lamanya. Dan tersangka ini kakak beradik dikenakan pasal 12 tentang traffiking atau Qanun No.6 tahun 2014 tentang hukum jinayah dengan ancaman kurungan 15 Tahun.

Dari lokasi polisi menyita barang bukti 2 buah kondom, uang tunai 800.000, 1 hand phone merk oppo serta 1 buah pedang.
(Rill)

Polisi tangkap seorang warga Agusen yang sedang mengepul ganja kering di kebun masyarakat, kini tersangka bersama bukti 110 Kg ganja kering diamankan di Mapolres Galus, Rabu (18/10/2017).
AMP - Petugas Satresnarkoba Polres Gayo Lues (Galus) berhasil menangkap, Zainuddin Bin Abdullah (26), seorang warga di Desa Agusen, Kecamatan Blangkejeren dari kebun milik warga setempat, Selasa (17/10/2017) sekira pukul 17.30 WIB.

Ia ditangkap polisi saat sedang mengepul atau mengepress daun ganja menggunakan dongkrak mobil.

Polisi berhasil mengamankan barang bukti ganja kering yang dimasukan dalam goni plastik sebanyak 55 bal seberat 110 Kg.

Kapolres Galus melalui Kasat Narkoba Iptu Budieka P, kepada Serambinews.com, Rabu (18/10/2017) mengatakan, personil Satresnarkoba melakukan pengungkapan kasus tindak pidana narkotika jenis Ganja di Desa Agusen Blangkejeren.

Kini tersangka bersama barang bukit telah diamankan di Mapolres Galus guna pengembangan lebih lanjut.(Serambinews)

Tersangka mucikari dan pekerja seks serta saksi saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolres Lhokseumawe
AMP - Satreskrim Polres Lhokseumawe menggerebek rumah yang dijadikan tempat pelacuran di kawasan Cunda, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Selasa (17/10) sekira pukul 9.00 WIB. Dalam penggerebekan itu polisi mengamankan tiga wanita dan dua pria hidung .belang.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Hendri Budiman mengatakan, pengungkapan praktek portitusi di sebuah rumah itu berawal dari informasi masyarakat.

“Berbekal laporan masyarakat kita langsung melakukan penyelidikan di kawasan itu dan berpura-pura memesan dua wanita pekerja seks dari salah seorang mucikari,” kata Hendri Budiman kepada wartawan konferensi di Mapolres setempat.

Hendri menambahkan, setelah adanya kesepakatan harga atas pesanan dua wanita pekerja seks, kemudian petugas menyerahkan uang Rp 1.1 juta.

“Setelah uang diserahkan personil kita kepada mucikari tersebut, selanjutnya mucikari tersebut langsung membawa dua personil kita masuk ke dalam kamar yang sudah di tunggu cewek di dalamnya, tak lama setelah itu rumah tersebut langsung kita gerebek,” ujarnya.

Hendri menyebutkan, tiga wanita yang diamankan berinisial CB (26) warga Keude Cunda, Kecamatan Muara Dua, salah satu honorer di salah satu rumah sakit umum (RSU) Lhokseumawe, kemudian CL (33) warga Keude Cunda, berstatus IRT dan AL (21) warga Tumpok Teungoh, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe yang masih berstatus pelajar.

“Dua saksi pria yang kita amankan di rumah tersebut adalah DA (33), KH (30) dan tiga saksi lainya adalah pihak kita dari kepolisian yang melakukan penyamaran saat itu,” terangnya.

Dari keterangan tersangka CB, dirinya mengaku mempekerjakan delapan gadis remaja dengan kisaran umur rata-rata 20 hingga 25 tahun. dia juga mengaku prostitusi itu sudah berjalan selama 1,5 tahun

“Seluruh korban yang indentitasnya sudah kita kantongi akan kita panggil semua untuk kita mintai keterangan ke Mapolres untuk kita tindak lanjuti tindak pidana ini,” katanya.

Adapun barang bukti yang diamankan berupa satu unit telepon genggam, uang Rp 800 ribu, dua buah kondom dan sebilah pedang samurai.

Kedua tersangka CB dan CL dikenakan UUD no 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan manusia dengan jeretan hukuman maksimal 15 tahun. [Sumber: AJNN.Net]

AMP - Siapa yang tidak mengenal Mutia Lifyana yang sangat cantik dan teranggun versi video klip lagu aceh yang kini sudah menjadi klip nomor satu di Aceh. Kecantikannya mampu menggebrak dunia musik bahkan perfileman Aceh.

Artis ini merupakan figur yang sangat dilihat pada berbagai video klip di dunia musik di Aceh. Artis ini mampu menjalankan berbagai akting dalam video klipnya. Tak heran, selain cantik Mutia Lifyana mampu berakting bagaikan seorang artis nasional di berbagai Video Klip lokal.

Dunia perfilman dan musik Aceh kini semakin maju dan terus berkembang. Apalagi dengan adanya akting-akting wanita-wanita cantik yang mewarnai setiap klip musik atau klip-klip film. Hal ini memberikan warna tersendiri pada aksi-aksi syuting  yang terus menunjukkan sayap-sayapnya untuk memajukan sebuah syuting baik pada klip music atau acting sebuah film. Salah satu wanita cantik yang mewarnai klip music aceh adalah Mutia Lifyana yang sering kita nonton di klip lagu Bergek. {Sumber}

AMP - Tim Opsnal Polres Lhokseumawe harus mengeluarkan sejumlah tembakan ke udara di kawasan terminal Lhoksukon, Aceh Utara.

Ini dilakukan saat menangkap seorang tersangka pencurian sepeda motor (Sepmor), berinisial RA (28)  asal Sumatera Utara, Selasa (17/10/2017) siang.

Penangkapan pria ini merupakan pengembangan dari kasus pencurian Sepmor Honda Vario  BK 2806 PA milik Riki Hamdani (29) yang juga asal Sumatera Utara, di kawasan Cunda Lhokseumawe, beberapa jam sebelum penangkapan tersebut.

“Saat RA hendak kita tangkap, dia berusaha kabur dan melawan petugas, sehingga personil kami harus mengeluarkan beberapa kali tembakan peringatan ke udara,” ujar Kapolres Lhokseumawe AKBP Hendri Budiman, melalui Kasat Reskrim AKP Budi Nasuha.

Ditambahkan, sebelum ditangkap RA, pihaknya juga berhasil mengamankan seorang wanita berinisial HW (35) yang merupakan kawan dari RA.

HW juga berasal dari Sumatera Utara ditangkap di lokasi pencurian sepmor, yakni di Cunda Lhokseumawe.(serambinews.com)

AMP - Terselip lidah saat berbicara adalah hal lumrah yang kerap terjadi pada sejumlah orang dan pada beberapa kesempatan. Entah itu saat berbicara tatap muka dengan seseorang atau berpidato di depan khalayak ramai.

Maksud hati ingin mengatakan X. Namun apa daya, karena minim konsentrasi, kurang minum, atau beberapa faktor lain, mulut justru mengucapkan Y, jauh dari apa yang awalnya dikehendaki.

Ketika peristiwa tersebut terjadi, lawan bicara yang mendengar dan sadar akan hal itu, biasanya akan merespons dengan tersenyum atau menertawai si individu yang terselip lidah.

Respons serupa turut dilakukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin kala mendengar salah satu menterinya terselip lidah dalam sebuah rapat kabinet.

Putin tertawa terbahak-bahak saat mendengar Menteri Pertanian Rusia Alexander Tkachev menyebut rencana untuk mengekspor daging babi ke Indonesia. Demikian seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (17/10/2017).

Menurut media lokal, seperti dikutip Al Arabiya, Mentan Tkachev mengusulkan sebuah rencana untuk meningkatkan ekspor daging Rusia.

Ia kemudian menyebut, Rusia dapat mencontoh strategi Jerman dalam hal mengekspor daging babi ke beberapa negara Asia, seperti ke Jepang, China, dan Indonesia.

Mendengar hal itu, khususnya terkait rencana Tkachev mengekspor daging babi ke Indonesia, Putin pun tersenyum.

Eks agen KGB pada era-Soviet itu kemudian mengklarifikasi sang menteri, mengatakan bahwa Indonesia adalah negara mayoritas muslim yang kebanyakan warganya tidak memakan daging babi.

Namun, Tkachev --yang tampaknya tidak menyadari telah terselip lidah--tetap bersikukuh dan mengatakan kepada Putin, "Mereka tetap akan (memakan babi)."

Putin pun membalas Tkachev, "Tidak, mereka tidak akan (memakan babi)," sambil kemudian tertawa terbahak-bahak seraya menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Sang Mentan, usai melihat Putin tertawa, lantas segera menyadari kekeliruannya. Tkachev kemudian tersenyum dan mengklarifikasi bahwa yang ia maksud adalah Jepang, China, dan Korea Selatan, bukan Indonesia.

Berikut video Presiden Putin tertawa usai mendengar rencana Rusia untuk mengekspor daging babi ke Indonesia. Simak Videonya Disini

Tujuh orang sindikat peredaran narkoba antar provinsi, diringkus anggota Direktorat Reserse Narkoba Polda jambi. iNews TV/Adrianus
AMP - Tujuh orang sindikat peredaran narkoba antar provinsi, diringkus anggota Direktorat Reserse Narkoba Polda jambi. Dari tujuh pelaku, salah satunya wanita berinisial SR (49) asal Aceh yang menjadi kuris narkoba 500 gram sabu dan 144 butir pil ekstasi.

Dari hasil pemeriksaan polisi, IRT yang dijanjikan upah Rp 5 juta tersebut, akan mengantarkan narkoba jenis sabu dan pil ekstasi tersebut ke Palembang, Sumatra Selatan. Untuk mengelabuhi polisi, pelaku menyembunyikan barang bukti di celana dalam.

Selain IRT terebut, Polisi juga meringkus kurir lainya yakni, AR(33), Sy (32), EF (27), RS (21) dan dua orang diduga pengedar narkoba yakni AAS(38) dan FR(44) . Dari ke tujuh pelaku tersebut, polisi menyita barnag bukti berupa, 42 paket ganja siap edar, dan 1 kg shabu dan 144 butir pil ekstasi.

"Para pelaku merupakan jaringan antar provinsi dengan berbagai modus untuk melalukan transaksi narkoba. Rencananya selain akan di edarkan di Jambi, barang bukti akan diantar pelaku ke palembang Sumatera Selatan," ujar Kapolda Jambi Brigjen Pol Priyo Widyanto, Senin (16/10/17).

AMP - Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin Banda Aceh yang menjadi korban pelecehan seksual berharap pelaku dihukum setimpal dengan perbuatannya. Korban mengaku siap menerima konsekwensi apapun agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

"Saya hanya menyampaikan amanah anak saya agar pelaku dihukum. Dia tidak mau kejadian serupa terulang pada yang lain," kata RI ibu kandung korban kepada wartawan Minggu (15/10).

Menurut RI, pasca kejadian tersebut sejumlah pihak meminta agar kasus pelecehan yang menimpa putrinya tidak dilaporkan ke kepolisian dengan alasan akan membawa malu bagi keluarga korban. Begitupun pihaknya kata RI telah siap menanggung konsekwensi apapun dan telah melapor ke Polda Aceh, sebagaimana permintaan korban.

"Kalau ibu naikkan ini ke jalur hukum nanti buk malu keluarga. Eh itukan yang kemarin dilecehkan,"kata RI menirukan saran yang diterimannya.

"Tapi saya katakan kami sudah siap untuk itu," tegas RI.

RI mengatakan peristiwa pelecehan tersebut meninggalkan trauma mendalam bagi putrinya. Korban tampak murung bahkan takut saat melewati rumah sakit plat merah tersebut.

"Saya minta keadilan dari semua pihak. Saya tidak peduli dengan malu atau ancaman. Apa mereka tahu anak saya ketakutan setiap malam. Itu saya hadapi sekarang," kata RI dengan mata berkaca-kaca.

RI menceritakan pelecehan terjadi saat putrinya baru selesai menjalani operasi telinga untuk kedua kalinya di RSUZA pada Kamis 5 Oktober 2017 lalu. Saat itu SR (20) yang diduga sebagai pelaku masuk ke ruang tunggu usai korban menjalani operasi sekira pukul 14.00 WIB.

"Pelaku sempat dua kali melakukan pelecehan. Setelah aksi pertama dia sempat keluar seperti memantau situasi dan kembali masuk sambil menutup gorden. Anak saya sempat berusaha melawan tapi kondisinya masih sangat lemah karena baru selesai operasi," kata RI menirukan pengakuan anaknya.

Usai mengetahui kejadian tersebut, RI mengaku langsung melapor ke pihak manajemen rumah sakit dan sempat dipertemukan dengan keluarga pelaku. Begitupun RI yang mengaku kecewa akhirnya melapor ke Polda Aceh.[AJNN]

AMP - Satu unit mini bus Cendrawasih pengantar rombongan intat linto (antar pengantin pria), dari Cot Geulumpang, Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireuen, Aceh terbalik di Simpang Alue Chung, Peulimbang, Kabupaten setempat, Kamis (12/9/2017) sekira pukul 9.45. WIB. Satu penumpang meninggal dunia, puluhan lainnya luka berat dan ringan.

Di tempat ini tahun 2015 juga pernah terjadi kecelakaan beruntun antara Bus Cenderawasih dengan Tronton dan Dumtruk, Minggu 5 April 2015 lalu. sekira pukul 12.00 WIB. Saat itu lima orang meninggal dan sebanyak 28 lainnya luka berat dan dua luka ringan. Penumpangnya juga pengantar pengantin.

Menurut keterangan seorang warga yang juga kerabat dari keluarga linto baro, awalnya mereka berangkat dari Jeunieb ingin intat linto ke Gampong Paloh Punti, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe. Namun setiba di Simpang Alue Chung, mini bus BL 7328 Z yang ditumpangi keluarga mereka sempat mengelak satu sepeda motor yang terjatuh di badan jalan. "Saat itu bus sempat mengelak sepeda motor yang mengalami kecelakaan, sehingga oleng dan terbalik," kata warga Cot Geulumpang, Jeunieb, M Nasir.

Berikut nama-nama penumpang yang berhasil dihimpun :

1.Muzakir, 30, kernet Desa Babah Krueng Ule Gle, meninggal dunia
2. Najariah, 22 th, Mejid Ulim Baroh Kec. Ulim Kab. Pijay.
3. Intan Hurrahmah, 18 th, Ule Rabo Kec. Jeunib, ( luka ringan)
4. Safrizal, 10 th, Irhop timu samalanga.
5. Suraida, 35, irhop timu kec. samalanga.
6. Zulkifli ali, 49 th, Cot glumpang Tunong Kec. Jeunib.
7. Darmiati, 46 th, Cot Glumpang Tunong.
8. Suryani, 50 th, Ule Rabo Jeunib.
9. Salbiah, 55 th, Cot Glumpang Tunong.
10. Nurbaiti, 47, Cot Glumpang Tunong.
11. Rauzah, 35 th, Cot Glumpang Tunong.
12. Munawar, 6 th.
13.Zainap, 40 th, Ule Rabo.
14. Wahyana, 22 th, Cot Glumpang Tunong.
15. Zakaria, 36 th, Cot Glumpang Tunong.
16. Darlina.
17. Mariamah.
18. M. Ramadhan.
19. Rohani.
20. Mursidah, 30 th, cot Glumpang Tunong kec. Jeunip (Kritis, Rujuk Rs. Fauziah Bireuen)
21. Manawiyah, (Kritis, Rujuk Rs. Fauziah). Dan 7 orang korban luka yang belum terdata sudah di rujuk ke Rs. Fauziah Bireuen.[Modusaceh]

AMP - Satuan Narkoba Polres Aceh Utara kembali menangkap dua pria yang diduga sebagai pengedar narkotika jenis sabu-sabu, Rabu (11/10/2017) kemarin. Dari penangkapan itu, polisi mengamankan barang bukti sabu sebanyak 4 paket.

Keduanya adalah ZU (34), warga Kecamatan Lhoksukon dan MN (33), warga Kecamatan Matang Kuli.

ZU ditangkap di kawasan Gampong Dayah LB, Kecamatan Lhoksukon berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa yang bersangkutan kerap transaksi sabu-sabu di kawasan itu.

Dari tangan ZU diamankan sabu-sabu sebanyak 2 paket dengan berat 0,27 gram per brutto.

Kemudian polisi mengembangkan kasus tersebut, sehingga ditangkap MN di Gampong Pulo Blang, masih kecamatan itu.


“Dari MN, turut diamankan sabu-sabu sebanyak 2 paket dengan berat total 0,41 gram per brutto," kata Kapolres Aceh Utara AKBP Ahmad Untung Surianata melalui Kasat Narkoba AKP Ildani Ilyas, Kamis (12/10/2017).

Kata Ildani, kedua pria itu bersama barang bukti sabu-sabu saat ini sudah diamankan di Satuan Narkoba Polres itu.

"Kasusnya masih dalam proses penyelidikan," tambah Ildani Ilyas.[Goaceh.co]

AMP - Kepolisian Resor Polres Lhokseumawe memusnahkan enam hektare ladang ganja berumur empat bulan di kawasan Gampong Lancok, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Kamis (12/10) pagi.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Hendri Budiman melalui Wakapolres Kompol Imam Asfali mengatakan, keberadaaan ladang ganja di Gampong Lancok, Kecamatan Sawang ini berawal dari informasi yang didapatkan dari masyarakat di sekitar lokasi.

“Setelah mendapat laporan dari masyarakat, personil Polres dan Polsek Sawang langsung melakukan penyisiran di lokasi yang disebutkan. Dalam penyisiran kami temukan ada enam hektare ladang ganja di tiga titik di lokasi,” kata Imam Asfali.

Lanjutnya, ladang ganja yang ditemukan rata-rata masih berumur empat bulan. Sebahagian batang ganja dimusnahkan di lokasi dan sebahagian dibawa ke Mapolres Lhokseumawe sebagai barang bukti.

“Sebahagian barang batang ganja dimusnahkan dengan cara dicabut dan kemudian dibakar bersama pondok yang ada di lokasi," ujarnya.{AJNN}

AMP - Supir truk bermuatan batu terpaksa mengemudikan kenderaannya hingga keluar jalur jalan akibat rem blong.

Kejadian itu terjadi di Alue Garot, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Kamis 12 Oktober 2017 sekira pukul 15.00 Wib.

Menurut saksi mata, Dani, supir truk terpaksa ke luar jalur setelah mengetahui rem kenderaannya tak lagi berfungsi dengan baik.

“Akibatnya truk menghantam pohon yang berada di sisi jalan. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini, supir truk hanya mengalami luka ringan,” tandasnya.

Seperti diketahui, jalur ini merupakan jalan eks PT KKA yang bisa tembus ke Kabupaten Bener Meriah.[Lintasgayo]

MATA terpejam, kepala bergoyang, kedua tangan saling berpegangan erat. Begitulah gaya Mauliza Juliantika (20) saat menghafal ayat Suci Alquran. Lantunan suaranya terdengar begitu merdu.

Kemampuan menghafal sampai 30 juz Alquran itulah yang kini memberi peluang bagi Mauliza menjadi wakil Indonesia ke ajang MTQ Internasional Fatimah binti Mubarak ke-2 di Dubai pada 12-14 November 2017. Di panggung kelas dunia itu, mahasiswi semester V Jurusan Bahasa Arab UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini akan menjadi duta Indonesia khusus di cabang hafiz 30 juz.

Saat Serambi mendatangi rumahnya di Desa Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Selasa (10/10) sore, Mauliza menceritakan, dirinya baru fokus belajar membaca Quran saat duduk di bangku kelas 5 SD. Meskipun awalnya hanya belajar di balai pengajian desa.

Namun itu hanya berlangsung beberapa bulan saja. Karena setelah itu, atau tepatnya pada September 2005, anak pertama dari enam bersaudara dari pasangan Abdul Malik-Harmiati ini pun mulai menuntut ilmu di Pusat Pendidikan Tahfiszul Quran (PPTQ) Kota Lhokseumawe. Di situlah dia mulai belajar menghafal Quran secara lebih serius dan baik. Dimulai satu juz hingga khatam atau mampu menghafal 30 juz pada Desember 2008. Berbagai prestasi telah diraihnya sejak 2009 sampai sekarang.

Mauliza juga menceritakan, saat masih belajar hafalan satu juz hingga dua juz, trik untuk cepat menghafal dengan cara mengulang-ulang. Tapi memasuki hafalan juz ketiga, cara dia untuk cepat menghafal pun diubah, yakni dia terlebih dahulu menguasai arti dari ayat-ayat suci Alquran sehingga akan semakin mudah memahami setiap ayat yang dihafalnya. “Jadi sekarang saat saya menghafal Alquran, seperti membayangkan ada Quran di depan saya,” ungkapnya.

Ditanya juz yang sulit dihafal dulunya, dia menyebutkan, ada beberapa juz, seperti juz 27, juz 29, dan juz 30. Alasannya, karena ayatnya terlalu pendek-pendek, sehingga sangat sulit dibayangkan saat mulai melantunkan ayat-ayat tersebut.

Motivasinya untuk mampu menghafal Alquran, menurut Mauliza karena ingin membanggakan serta membantu orang tua dunia dan akhirat. “Saya sadar berasal dari keluarga susah. Alhamdulillah, atas prestasi yang saya raih selama ini, dapat membantu orang tua dalam hal ekonomi,” ujar anak penjual barang pecah belah keliling ini.

Terkait dapat kesempatan ke Dubai untuk mewakili Indonesia, Mauliza mengaku tidak meyangka karena di Indonesia pastinya masih banyak hafizah-hafizah yang hafalannya lebih bagus dari dirinya. “Tapi dengan adanya peluang besar ini, saya akan membuktikan kalau hafizah Aceh juga mampu berada di panggung internasional. Saya pun bertekat akan mengukir prestasi ternaik,” ujarnya, optimis.

Pengurus PPTQ Lhokseumawe, Tgk Tarmizi SSos menyebutkan, beberapa bulan lalu, Mauliza menjadi juara dua di cabang hafiz pada Seleksi Tilawatil Quran Nasional (STQN) di Kalimantan Utara. Atas prestasi STQN tahun 2017 itulah akhirnya Kementerian Agama RI mengundang Mauliza memperkuat kontingen Indonesia ke ajang MTQ Internasional di Dubai. “Ini kebanggaan bagi kata,” demikian Tgk Tarmizi.(Serambinews)
loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget