MATA terpejam, kepala bergoyang, kedua tangan saling berpegangan erat. Begitulah gaya Mauliza Juliantika (20) saat menghafal ayat Suci Alquran. Lantunan suaranya terdengar begitu merdu.
Kemampuan menghafal sampai 30 juz Alquran itulah yang kini memberi peluang bagi Mauliza menjadi wakil Indonesia ke ajang MTQ Internasional Fatimah binti Mubarak ke-2 di Dubai pada 12-14 November 2017. Di panggung kelas dunia itu, mahasiswi semester V Jurusan Bahasa Arab UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini akan menjadi duta Indonesia khusus di cabang hafiz 30 juz.
Saat Serambi mendatangi rumahnya di Desa Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Selasa (10/10) sore, Mauliza menceritakan, dirinya baru fokus belajar membaca Quran saat duduk di bangku kelas 5 SD. Meskipun awalnya hanya belajar di balai pengajian desa.
Namun itu hanya berlangsung beberapa bulan saja. Karena setelah itu, atau tepatnya pada September 2005, anak pertama dari enam bersaudara dari pasangan Abdul Malik-Harmiati ini pun mulai menuntut ilmu di Pusat Pendidikan Tahfiszul Quran (PPTQ) Kota Lhokseumawe. Di situlah dia mulai belajar menghafal Quran secara lebih serius dan baik. Dimulai satu juz hingga khatam atau mampu menghafal 30 juz pada Desember 2008. Berbagai prestasi telah diraihnya sejak 2009 sampai sekarang.
Mauliza juga menceritakan, saat masih belajar hafalan satu juz hingga dua juz, trik untuk cepat menghafal dengan cara mengulang-ulang. Tapi memasuki hafalan juz ketiga, cara dia untuk cepat menghafal pun diubah, yakni dia terlebih dahulu menguasai arti dari ayat-ayat suci Alquran sehingga akan semakin mudah memahami setiap ayat yang dihafalnya. “Jadi sekarang saat saya menghafal Alquran, seperti membayangkan ada Quran di depan saya,” ungkapnya.
Ditanya juz yang sulit dihafal dulunya, dia menyebutkan, ada beberapa juz, seperti juz 27, juz 29, dan juz 30. Alasannya, karena ayatnya terlalu pendek-pendek, sehingga sangat sulit dibayangkan saat mulai melantunkan ayat-ayat tersebut.
Motivasinya untuk mampu menghafal Alquran, menurut Mauliza karena ingin membanggakan serta membantu orang tua dunia dan akhirat. “Saya sadar berasal dari keluarga susah. Alhamdulillah, atas prestasi yang saya raih selama ini, dapat membantu orang tua dalam hal ekonomi,” ujar anak penjual barang pecah belah keliling ini.
Terkait dapat kesempatan ke Dubai untuk mewakili Indonesia, Mauliza mengaku tidak meyangka karena di Indonesia pastinya masih banyak hafizah-hafizah yang hafalannya lebih bagus dari dirinya. “Tapi dengan adanya peluang besar ini, saya akan membuktikan kalau hafizah Aceh juga mampu berada di panggung internasional. Saya pun bertekat akan mengukir prestasi ternaik,” ujarnya, optimis.
Pengurus PPTQ Lhokseumawe, Tgk Tarmizi SSos menyebutkan, beberapa bulan lalu, Mauliza menjadi juara dua di cabang hafiz pada Seleksi Tilawatil Quran Nasional (STQN) di Kalimantan Utara. Atas prestasi STQN tahun 2017 itulah akhirnya Kementerian Agama RI mengundang Mauliza memperkuat kontingen Indonesia ke ajang MTQ Internasional di Dubai. “Ini kebanggaan bagi kata,” demikian Tgk Tarmizi.(Serambinews)
Kemampuan menghafal sampai 30 juz Alquran itulah yang kini memberi peluang bagi Mauliza menjadi wakil Indonesia ke ajang MTQ Internasional Fatimah binti Mubarak ke-2 di Dubai pada 12-14 November 2017. Di panggung kelas dunia itu, mahasiswi semester V Jurusan Bahasa Arab UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini akan menjadi duta Indonesia khusus di cabang hafiz 30 juz.
Saat Serambi mendatangi rumahnya di Desa Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, Selasa (10/10) sore, Mauliza menceritakan, dirinya baru fokus belajar membaca Quran saat duduk di bangku kelas 5 SD. Meskipun awalnya hanya belajar di balai pengajian desa.
Namun itu hanya berlangsung beberapa bulan saja. Karena setelah itu, atau tepatnya pada September 2005, anak pertama dari enam bersaudara dari pasangan Abdul Malik-Harmiati ini pun mulai menuntut ilmu di Pusat Pendidikan Tahfiszul Quran (PPTQ) Kota Lhokseumawe. Di situlah dia mulai belajar menghafal Quran secara lebih serius dan baik. Dimulai satu juz hingga khatam atau mampu menghafal 30 juz pada Desember 2008. Berbagai prestasi telah diraihnya sejak 2009 sampai sekarang.
Mauliza juga menceritakan, saat masih belajar hafalan satu juz hingga dua juz, trik untuk cepat menghafal dengan cara mengulang-ulang. Tapi memasuki hafalan juz ketiga, cara dia untuk cepat menghafal pun diubah, yakni dia terlebih dahulu menguasai arti dari ayat-ayat suci Alquran sehingga akan semakin mudah memahami setiap ayat yang dihafalnya. “Jadi sekarang saat saya menghafal Alquran, seperti membayangkan ada Quran di depan saya,” ungkapnya.
Ditanya juz yang sulit dihafal dulunya, dia menyebutkan, ada beberapa juz, seperti juz 27, juz 29, dan juz 30. Alasannya, karena ayatnya terlalu pendek-pendek, sehingga sangat sulit dibayangkan saat mulai melantunkan ayat-ayat tersebut.
Motivasinya untuk mampu menghafal Alquran, menurut Mauliza karena ingin membanggakan serta membantu orang tua dunia dan akhirat. “Saya sadar berasal dari keluarga susah. Alhamdulillah, atas prestasi yang saya raih selama ini, dapat membantu orang tua dalam hal ekonomi,” ujar anak penjual barang pecah belah keliling ini.
Terkait dapat kesempatan ke Dubai untuk mewakili Indonesia, Mauliza mengaku tidak meyangka karena di Indonesia pastinya masih banyak hafizah-hafizah yang hafalannya lebih bagus dari dirinya. “Tapi dengan adanya peluang besar ini, saya akan membuktikan kalau hafizah Aceh juga mampu berada di panggung internasional. Saya pun bertekat akan mengukir prestasi ternaik,” ujarnya, optimis.
Pengurus PPTQ Lhokseumawe, Tgk Tarmizi SSos menyebutkan, beberapa bulan lalu, Mauliza menjadi juara dua di cabang hafiz pada Seleksi Tilawatil Quran Nasional (STQN) di Kalimantan Utara. Atas prestasi STQN tahun 2017 itulah akhirnya Kementerian Agama RI mengundang Mauliza memperkuat kontingen Indonesia ke ajang MTQ Internasional di Dubai. “Ini kebanggaan bagi kata,” demikian Tgk Tarmizi.(Serambinews)
loading...
Post a Comment