AMP - Pemerintah Aceh melakukan kerja sama dengan perusahaan
Prosperity International Holding (H.K) Limited untuk membangun
pembangkit listrik dengan kapasitas 1.000 MW. Total biaya yang
dibutuhkan untuk pembangunan ini yaitu US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,5
triliun.
"Kerja sama ini dilakukan dalam bentuk investasi di sektor hidro power di Aceh, yaitu pembangunan pembangkit listrik sebesar 1.000 MW dengan biaya US$ 3 miliar. Adapun lokasi investasi adalah di Tampur, Teunom dan Woyla," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin dalam keterangan tertulis kepada detikcom, Sabtu (7/10/2017).
Proses kerja sama ini ditandai dengan ditekennya MoU antara Pemerintah Aceh dengan perusahaan asal Hong Kong tersebut pada Jumat (6/10/2017) kemarin di hotel Borobudur Jakarta. MoU tersebut ditandatangani oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh Iskandar, dengan Mao Shuzhong, CEO & Eksekutif Direktur, Prosperity International Holdings (H.K.) Limited, dari Hong Kong, Republik Rakyat Tiongkok. Sedangkan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf ikut menandatangani sebagai saksi dalam MoU tersebut.
"Kerja sama ini dilakukan dalam bentuk investasi di sektor hidro power di Aceh, yaitu pembangunan pembangkit listrik sebesar 1.000 MW dengan biaya US$ 3 miliar. Adapun lokasi investasi adalah di Tampur, Teunom dan Woyla," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin dalam keterangan tertulis kepada detikcom, Sabtu (7/10/2017).
Proses kerja sama ini ditandai dengan ditekennya MoU antara Pemerintah Aceh dengan perusahaan asal Hong Kong tersebut pada Jumat (6/10/2017) kemarin di hotel Borobudur Jakarta. MoU tersebut ditandatangani oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh Iskandar, dengan Mao Shuzhong, CEO & Eksekutif Direktur, Prosperity International Holdings (H.K.) Limited, dari Hong Kong, Republik Rakyat Tiongkok. Sedangkan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf ikut menandatangani sebagai saksi dalam MoU tersebut.
"MoU tersebut merupakan bagian dari upaya serius Gubernur Irwandi Yusuf
dalam mendatangkan investor di Aceh. MoU tersebut juga bertujuan untuk
menyediakan energi bersih dan memenuhi kebutuhan listrik di Aceh," jelas
Mulyadi.
Menurutnya, Gubernur Irwandi berharap agar pembangunan segera dilakukan paling lama satu tahun sejak MoU diteken sehingga masyarakat dapat segera menikmati hasilnya. Perusahaan Prosperity International Holdings (H.K.) Limited akan melakukan penyelidikan teknis termasuk survei lokasi dan studi pra-kelayakan untuk proyek yang teridentifikasi, serta bersedia menyediakan semua biaya yang diperlukan.
"Pemerintah Aceh berkomitmen memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan proyek pembangkit listrik, memfasilitasi izin prinsip mengenai proyek pembangkit listrik yang layak, serta mendukung dan memfasilitasi perizinan sehubungan dengan proyek yang diidentifikasi akan diinvestasikan," terang Mulyadi.
Seperti diketahui, Prosperity International Holdings (H.K.) Limited merupakan perusahaan yang terdaftar di Hongkong. Bisnisnya mencakup pertambangan di Kanada, Brasil, Malaysia dan Tiongkok pembuatan semen, pelabuhan laut, PLTA di Indonesia dan properti di Tiongkok.(Detik.com)
Menurutnya, Gubernur Irwandi berharap agar pembangunan segera dilakukan paling lama satu tahun sejak MoU diteken sehingga masyarakat dapat segera menikmati hasilnya. Perusahaan Prosperity International Holdings (H.K.) Limited akan melakukan penyelidikan teknis termasuk survei lokasi dan studi pra-kelayakan untuk proyek yang teridentifikasi, serta bersedia menyediakan semua biaya yang diperlukan.
"Pemerintah Aceh berkomitmen memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan proyek pembangkit listrik, memfasilitasi izin prinsip mengenai proyek pembangkit listrik yang layak, serta mendukung dan memfasilitasi perizinan sehubungan dengan proyek yang diidentifikasi akan diinvestasikan," terang Mulyadi.
Seperti diketahui, Prosperity International Holdings (H.K.) Limited merupakan perusahaan yang terdaftar di Hongkong. Bisnisnya mencakup pertambangan di Kanada, Brasil, Malaysia dan Tiongkok pembuatan semen, pelabuhan laut, PLTA di Indonesia dan properti di Tiongkok.(Detik.com)
loading...
Post a Comment